Chapter 20

310 40 0
                                    

Fiat POV

Setelah kejadian di restoran, suasana antara P’Sing dan P’Krist mendadak menjadi dingin. Aku dan P’Nam jadi ikut merasa tidak enak karenanya.

Selama perjalanan pulang, P’Sing duduk di depan bersama P’Nam sedangkan P’Krist duduk bersamaku dan N’Pim di belakang. P’Krist nampak berkali-kali mencuri pandang pada P’Sing, namun pria itu masih tetap setia dengan keheningannya.

Begitu mereka sampai di depan hotel, P’Sing langsung turun, membuka pintu belakang dan menarik lengan P’Krist untuk segera masuk ke dalam hotel. Bahkan P’Krist harus berpamitan sambil berjalan mengikuti tarikan P’Sing.

Haruskah aku merasa lega karena semarah apapun dia, P'Sing tidak lupa membawa P'Krist bersamanya? Pikirku sambil tersenyum dalam hati dan melambai padanya.

“Huft… Aku harap mereka akan baik-baik saja! Ini gara-garamu Phi…” cetusku, melihat P'Krist yang berjalan sedikit tergesa mencoba menyamakan langkah dengan kekasih tan-nya,

“Aw… Krist yang memelukku lebih dulu. Kenapa jadi aku yang disalahkan?”

“Tapi seharusnya kau bisa menghindarinya atau menolaknya…”

“N’Fiat… Apa kau cemburu?” tanyanya, tak menyembunyikan nada geli dalam suaranya,

“Cemburu? Phi sudah tidak waras… Pokoknya P’Nam harus tanggung jawab kalau mereka beneran marahan selama liburan!”

Aku menutupi wajahku yang memerah dengan menunduk melihat ke arah Pim yang sudah tertidur sambil bersandar di bahuku. Tuduhan P’Nam tentang aku yang cemburu benar-benar mengena.

Sial! Batinku menjerit.

Aku tak bisa mengontrol wajahku yang semakin memerah, untung saja mobil ini gelap dan P’Nam harus berkonsentrasi menyetir karena lalu lintas lumayan padat, terlalu sibuk untuk memperhatikanku.

Cemburu? Benarkah? Aku ingin mengatakan dengan lantang bahwa aku tidak cemburu padanya. Tapi aku sendiri tak bisa menjelaskan perasaan apa yang membuatku berlari ke luar saat melihat P’Nam yang sedang berpelukan dengan P’Krist.

Menyelamatkan P’Nam dari P’Sing? Tidak. Aku yakin P’Nam bisa melindungi dirinya sendiri bahkan jika P’Krist tidak bisa melindunginya, mengingat P’Sing sangat memuja kekasihnya itu.

Jantungku kembali berdetak mengingat adegan itu. P’Nam melingkarkan tangannya di bahu P’Krist dan pria berkulit putih susu itu melingkarkan lengannya di pinggang sahabatnya sebagai balasan.
Aku selalu mengira ada sesuatu di antara mereka, jadi saat aku melihat mereka berpelukan, imaginasiku menjadi liar.

“Dasar genit!” sahutku pelan, imbas ingatanku yang kembali pada saat itu,

“Aw… Fiat! Apa kau mengatakan sesuatu?”

“Mai… Lihat ke depan Phi!” sahutku kesal.

Nammon POV

Aku mengamati Fiat yang manyun di belakang sambil menyilangkan tangan di depan dada. Aku bukan tidak paham dengan kekhawatiran Fiat. Aku tahu P’Sing sedang ada masalah, tapi aku juga tak mengerti kecemburuannya yang terlalu besar padaku.

Aku tak pernah memperlakukan Krist lebih dari seorang sahabat dan aku jelas tak memiliki motif romantis selama bersahabat dengannya.

“Huft… Aku harap mereka akan baik-baik saja! Ini gara-garamu Phi…” sahutnya tiba-tiba,

“Aw… Krist yang memelukku lebih dulu. Kenapa jadi aku yang disalahkan?” tanyaku sambil tertawa,

“Tapi seharausnya kau bisa menghindarinya atau menolaknya…”

Let Me Protect you FiatxNammon FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang