Chapter 7

348 38 0
                                    

Nammon POV

Sebenarnya aku sudah ada di ThunderDome sejak jam 9 malam tadi, aku sempat melihat ke dalam Thunder Dome berbaur dengan beberapa pegawai backstage yang keluar masuk.

Mereka membiarkanku masuk karena mengira aku salah seorang pengisi acara, mungkin dia mengenaliku sebagai seorang actor.

Aku melihat jalannya latihan Fiat dan kru dancernya di atas panggung. Dia terlihat bersemangat dan bercahaya di atas sana. Aku bahkan sempat bertanya tentang jadwal gladi kotor mereka malam ini dan mendapatkan perkiraan kasar dari salah satu petugas event di sana.

Aku memutuskan untuk tidak mengganggunya dan keluar lagi menuju KCircle yang tadi kulihat ada di kawasan ThunderDome. Aku mungkin bisa membeli sesuatu sambil menunggu Fiat memintaku menjemputnya.

Saat aku menunggunya di luar Thunder Dome aku tak bisa tidak menyadari bagaimana senyumnya saat melihatku di sana dengan secangkir cokelat panas favoritnya. Namun aku bisa melihat dia menahan reaksinya, entah mengapa.

Pembicaraan kami di dalam mobil tidak membuatku merasa lebih baik.

“Aku takut mereka menginginkan sesuatu yang tak bisa kuberikan pada mereka sebagai bayaran untuk kebaikannya Phi…” nada sedih dalam suaranya membuatku menoleh padanya yang menunduk sambil mengamati jemari tangannya yang ada di pangkuan.

Seberapa terlukanya dia di masa lalu, hingga dia begitu sulit untuk menerima kebaikan orang lain? Matanya terlihat seperti siap meneteskan air mata dan hatiku terasa nyeri melihat keadaannya yang terlihat menyedihkan.

Aku menahan dorongan untuk menarik tubuhnya dalam pelukanku semata-mata karena menyadari saat ini kami berada dalam mobil dan aku tak mau membuat dia salah paham dan ketakutan karena tindakan spontanku.

Aku terus menahan diri hingga kami masuk ke dalam lingkup apartemenku, aku baru merasa tenang saat memasuki wilayahku. Aku menjelaskan tata letak apartemenku padanya dan memperkenalkan kucing besar pemarahku padanya, semata-mata untuk menahan diriku tidak membahas masalah yang membuat wajahnya menjadi sedih seolah peliharaannya mati terlindas mobil.

Aku membiarkannya untuk mandi dan membersihkan diri karena aku tahu dia sudah sangat lelah dan pasti ingin segera tidur. Baru setelah aku merebahkan tubuhku di tempat tidur, aku menyadari aku belum menjelaskan mekanisme kamar mandiku yang rumit.

Saat aku keluar dari kamar dan hendak mengetuk pintu kamar mandi, aku mendengar suaranya memekik. Aku hampir mendobrak pintu itu saat kemudian aku mendengarkan desahan nikmatnya di balik pintu, membuatku tercengang dan aku membeku di depan pintu.

Aku mentertawakan diriku sendiri, tentu saja… Fiat bisa menangani keruwetan mekanisme kamar mandiku dengan baik. Dan aku pun merasa tolol karena mengkhawatirkannya.

Sabtu pagi adalah saat dimana aku memanjakan Millie dengan ritual mandi dan setelah aku mengeringkannya dan sedang menyisir bulunya di balkon kamarku, aku mendengar suara pintu kamar tamu terbuka dan aku melihat Fiat keluar dari sana dengan kaos yang terlalu besar untuknya dan boxer bergaris, tak menyadari kehadiranku sama sekali.

Begitu dia menghilang dalam kamar mandi aku pun masuk ke dalam dapur dan menghangatkan sarapan yang tadi kupesan melalui aplikasi delivery. Saat dia keluar, Fiat nampak sedikit terkejut melihatku duduk di meja makan dengan dua porsi sarapan yang sudah siap.

“Ayo makan!” ajakku sambil menyuapkan bubur udang ke dalam mulutku,

“Aku tak tahu kalau Phi sudah bangun…”

“Uhm… Kau melewatiku dengan separuh nyawa dan kau tidak menyadariku!” kataku sambil tertawa geli,

“Benarkah?” tanyanya tak percaya,

Let Me Protect you FiatxNammon FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang