Chapter 23

326 35 0
                                    

Forward

Nammon POV

Sambil mengendarai mobil sewaan, aku mencoba menghubungi Mae di rumah, mengabarkan kedatangan kami menjelang sore hari. Fiat duduk dengan tenang di sampingku, mengotak-atik radio mencari saluran dengan lagu-lagu pop Thailand terkini. Wajahnya kini sudah lebih relaks.

Aku hanya bisa berharap, akhirnya dia bisa lepas dari pikiran-pikiran buruk tentang apa yang terjadi semenjak dia sampai di Chiang Mai. Pantas saja dia begitu ragu saat memutuskan untuk kembali kemari. Mana kuduga dia meninggalkan beban pikiran sebesar ini di kota asalnya.

Sawadee Mae…” sapaku,

“Nammon… Kenapa kau tak bilang pada Mae kau akan menginap?!” aku bisa membayangkan wajah kesal Mae saat ini,

“Maafkan aku Mae… Semalam ada keadaan darurat! Aku tak bisa meninggalkan temanku yang terkena masalah kan?” sahutku, tahu pasti dia akan mengerti,

“Ya… Tapi Mae berharap kau bisa menelpon sebentar…” rajuknya,

“Aku takut mengganggu tidur cantikmu semalam Mae…” kataku sambil tersenyum, “Mae… Aku meminta P’Ohm untuk menyiapkan acara makan malam untuk dua orang di pavilion yang akan kami pakai untuk menginap. Apa dia sudah menyampaikannya pada Mae?”

“Uhn… Sudah! Aku akan meminta Bibi Pom untuk menyiapkannya nanti malam. Kau dan temanmu yang lain akan bergabung dengan kami di rumah utama kan?” tanyanya lagi memastikan rencanaku,

Krap Mae… Aku hanya ingin memberi mereka waktu untuk menyelesaikan masalah mereka. Mungkin dengan menghabiskan waktu berdua dengan tenang, mereka bisa membicarakannya baik-baik!”

“Kau memang sahabat yang baik… Cepatlah pulang! Mae sudah memasak makanan yang enak untuk kalian… Hati-hati di jalan na sayang…”

Khob khun na Mae!! Jup jup…” kataku menggodanya sebelum menutup sambungan kami.

Merasakan tatapan dari kursi sebelah aku pun menoleh padanya. Fiat menatapku dengan mata terbelalak dan ekspresi terkejut.

“Kau menelpon Ibumu atau kekasihmu Phi? Mengapa mesra sekali?” tanyanya masih dengan ekspresi shock,

“Alai na Nong… Kami memang suka bercanda begitu… Jangan cemburu pada Ibuku na…” godaku sambil mengacak rambutnya dengan gemas,

“Anak mami… Aku tak percaya ini. Kau bahkan lebih manja pada Ibumu daripada aku pada Mae ku!” sahutnya,

“Hahahaha… Mae akan memanjakan siapapun yang bersedia di manja olehnya. Percayalah! Jika kau membiarkan dia memanjakanmu selama kau menginap… Dia juga akan memperlakukanmu seperti itu!”

Begitu sampai di hotel, aku memarkirkan mobilku dan keluar bersama Fiat menuju lobby. Disana aku melihat Krist melambaikan tangan dari salah satu kursi di coffee shop hotel itu. Singto duduk di depannya, hanya melirik sekilas sebelum kembali ke kopi di depannya. Sepertinya ada yang masih kesal padaku. Namun melihat bagaimana dia menyodorkan cakenya pada Sang Nong, hubungan mereka nampaknya baik-baik saja.

“Pagi Krist… P’Sing!” sapaku sambil duduk di kursi di depan Krist,

“Kalian baru saja sarapan Phi? Bangun kesiangan?” wajah Krist sedikit memerah karena pertanyaan Fiat dan walau dia tak menyadari reaksi Krist, aku menyadarinya.

Aku menatap Singto dengan alis terangkat. Yang benar saja… Made up Sex. Ugh… Haruskah mereka memamerkan hubungan mereka kepada kami seperti ini?! Singto jelas merasa bangga telah membuat Krist kelelahan karena permainan mereka semalam. Dan aku mendapat dorongan untuk memukul belakang kepalanya karena ekspresi angkuhnya yang belum menghilang.

Let Me Protect you FiatxNammon FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang