Chapter 31

426 43 0
                                    

Fiat POV

Astaga aku berharap bumi terbelah dan menelanku saat ini juga. Bisakah mereka memelankan suara mereka?! Aku menatap pantulanku di cermin dan mengerang pelan. P’Nam benar-benar meninggalkan beberapa love bite di tubuhku, walau dia menempatkan semuanya ada di bawah garis leher kaosku.

Aku mengingat kemarahannya beberapa saat yang lalu dan merasakan bagaimana bulu kudukku meremang karenanya. Bola mata hitam itu menatapku tajam dan bibirnya menipis dalam satu garis. Bahasa tubuhnya terlihat kaku dan defensive.

Dan ketika dia menciumku, aku tak merasakan satu ons pun kelembutan di dalamnya. Murni kemarahan, frustasi dan rasa kesal.

Dia menciumku dengan niat murni untuk menghukum dan lagi-lagi penisku menegang karenanya.

SHIAAAA….

Untungnya P’Nam mengambilkan celana pendek longgar dan baju kaos kebesaran untuk kupakai, paling tidak aku bisa menggunakannya untuk menutupi keadaanku saat ini dan menghindarkan diriku dari rasa malu karena semua orang bisa melihat bukti hasratku.

Aku keluar dari kamar mandi setelah berhasil sedikit menenangkan diri, tak mungkin aku mandi air dingin lagi saat mereka tahu aku baru saja selesai mandi bukan?!

P’Krist dan P’Sing menatapku yang keluar dari kamar mandi seolah memastikan aku presentable.

Wajahku memerah tanpa bisa kutahan, demi menduga apa isi pikiran mereka saat ini. P’Nam menunjuk ke atas tempat tidur dan aku kembali memerah. Astaga bisakah aku mengontrol agar mukaku tidak semakin memerah karenanya? Demi Tuhan, dia hanya menunjuk tempat tidur bukannya menindihku di atas tempat tidur. Aku hanya bisa mengerang dalam hati dengan jalan pikiranku.

Begitu aku naik ke atas tempat tidur dan menggunakan selimut untuk menutupi pangkuanku, P’Krist menusuk pipiku dengan jari telunjuk.

“Jika kau lebih memerah lagi dari ini, aku akan memanggil dokter untuk mencek suhumu. Takutnya kau tiba-tiba terserang demam!” sahutnya,

“Kiiiit~ Jangan menggodanya… Kita kesini untuk berpamitan…” ingatnya pada P’Krist,

“Unh… Kami akan pulang lebih dulu ke Bangkok… Kamu… sebaiknya gunakan waktu ini untuk beristirahat… Jangan pikirkan apapun!” katanya sambil mengacak-acak rambutku dengan gemas,

Khob khun na Phi…

“Kami tidak melakukan apa-apa Nong… Segeralah pulih… Ingat di Bangkok banyak orang yang menunggumu!” balasnya,

“Phi…” aku memanggilnya, sedikit ragu,

“Huh? Alai na?

“Bisakah aku minta tolong untuk merahasiakan masalahku dari yang lain? Aku tak mau mereka berpikir macam-macam tentangku…” kataku pada mereka berdua,

“Walau aku tidak mengerti dimana pentingnya merahasiakan masalah ini… Bukannya mereka akan merubah cara memperlakukanmu karena ini semua… Tapi kami akan menghargai permintaanmu!” sahut P'Singto saat itu,

“Kami tidak akan mengatakannya pada siapapun… kau bisa tenang!” tambah P'Krist,

Khob khun na P’Sing, P’Krist!”

“Kalau begitu kami akan segera berangkat ke airport na… P’Ohm yang mengantar kami, kalian tidak perlu khawatir!”

“Nammon… Antar kami keluar!” P'Krist memberi isyarat dengan jempolnya, meminta P'Nam untuk mengikutinya keluar,

“Unh… aku akan mengantar kalian. Aku juga harus bicara dengan P’Ohm!” sahutnya.

Nammon POV

Let Me Protect you FiatxNammon FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang