Chapter 36

567 40 4
                                    

Nammon POV

Begitu turun dari pesawat, kami langsung naik taksi dan berkendara melintasi jalanan ramai kota Bangkok

"P'Nam... Kita kemana?" tanyanya bingung,

"Rumahku..." sahutku singkat,

"Uhn..." kurasakan Fiat yang tiba-tiba diam dan nampak larut dalam pemikirannya.

Tak berapa lama kemudian, taksi itu berhenti di lobby apartemenku dan kami pun segera turun.

"Fiat... Ayo!" panggilku saat menyadari dia tak bergerak dari tempatnya berdiri,

"Uhn... Phi hanya akan mengambil kunci kan? Aku akan menunggu disini!"

Langkahku membeku seketika dan aku berbalik di tumitku untuk mengamati Fiat. Dia berdiri di tengah lobby dengan kepala tertunduk, mengamati ujung sepatunya. Tangannya menggenggam erat handle bar kopernya.

"Apa kau terburu-buru ingin segera pulang?" tanyaku,

"Huh??" dia mendongak menatapku, wajahnya sedikit memerah,

"Kita bisa makan malam dulu sebelum kau pulang... Jika kau tak keberatan..." sahutku,

"Aku... "

"Tapi kalau kau keberatan aku akan mengambil mo..."

"Aku tak keberatan!" sahutnya cepat sambil menahan lenganku sebelum aku berhasil berbalik dan pergi,

"Huh?" aku ingin memastikan jawabannya,

"Ki... Kita bisa... Naik dulu!" sahutnya lagi sedikit terbata.

Dengan sedikit terburu-buru Fiat berjalan mendahuluiku ke arah lift. Aku hanya bisa tersenyum geli melihat tingkahnya. Sebaiknya aku tak memberinya kesempatan untuk berpikir, karena dia cenderung berpikir yang tidak-tidak, pikirku saat itu.

Aku membiarkan Fiat masuk ke dalam condo sebelum aku menutup pintu dengan cepat dan menguncinya. Tanpa suara aku menarik Fiat dan memojokkannya di balik pintu condo.

Kopernya yang terjatuh, berdebam membentur lantai berkarpet dan dia memekik pelan saat punggungnya menabrak pintu. Dengan segera aku menyatukan bibir kami, menahan semua protesnya.

Satu tangannya mengepal di dadaku dan satunya melingkari tengkukku menahan tubuhku menjauh.

Tanganku menahannya di belakang pahanya dan mengangkatnya dalam gendonganku. Sekali lagi aku menghimpitnya di antara tubuhku dan pintu, kini kedua kakinya melingkari pinggangku.

"Aaaarhhhh P'Naamm..." erangnya saat penis kami bergesekan di balik celana yang kami pakai,

"Kau tidak benar-benar berpikir aku akan membiarkanmu pulang begitu saja bukan?" tanyaku di antara engahan napas kami.

Aku kembali menciumnya dengan semua hasrat yang selama ini berusaha kukendalikan. Aku berencana untuk melepaskan kendaliku malam ini.

Karena akhirnya, aku berhasil membuatnya masuk ke dalam teritoriku dan aku tidak berencana untuk melepaskannya dalam waktu dekat.

Tanpa melepas ciuman kami, aku membawa Fiat menuju kamar tidurku dan menurunkannya di samping tempat tidur. Hanya untuk melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuh kami, kecuali celana dalam.

Aku berpikir untuk mendorongnya hingga terjatuh di atas tempat tidur, namun Fiat mengalahkanku dengan menurunkan celana dalamku hingga ke lutut bersamaan dengan dia yang duduk di tepi tempat tidur.

Tangannya mencengkeram pinggulku yang mengejang karena terpaan angin hangat dari mulutnya menyapu penisku yang telah mengeluarkan precum. Aku membiarkannya mengamati kejantananku yang telah tegak sempurna dan dengan penasaran menunggu apa yang akan dia lakukan terhadapnya.

Let Me Protect you FiatxNammon FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang