Masalah 2

13.4K 781 20
                                    


Sepanjang perjalanan pulang zahwa hanya menangis saja. Hal ini menyebabkan amarah azzie yang belum sepenuhnya hilang kembali lagi.
Ia tepikan mobilnya saat kondisi jalan yang ia lewati sedang sepi. Ia rasa dia dan zahwa masih butuh waktu untuk menenangkan diri.

"Sudah donk Ai...katakan pada abang..apa yang bisa abang lakukan untuk menghentikan air matamu itu dek...! Abang tau awal dari masalah yang sedang adek hadapi ini adalah karena adek mau menjadi istri abang,! Apa adek sebegitu menyesalnya telah rela abang peristri,?" Ujar azzie.

Mendengar kata-kata azzie semakin deraslah air mata zahwa.

"Hiks...maaf bang..bu..kan begitu..hiks..a..dek..hanya sedih..se..bab..saha..bat a..dek..i..kut..ma..rah,! Hiks..hiks..."

"Sayang dengar abang... mereka hanya salah paham,! Bang gara sedang berusaha untuk menjelaskan pada mereka duduk persoalan yang sebenarnya,! Sudah donk adek berhenti menangis..! Abang bingung ini..."

Setelah sekian menit membuarkan tangis zahwa akhirnya zahwa hanya tinggal terisak saja.

"Udah,? Sekarang kita pulang...tapi adek gak boleh lagi nangis...apa coba yang harus abang katakan pada orang tua kita,? Terutama mama dan papa...baru juga abang jadi suami adek tapi udah buat adek menangis begini.." ujar azzie lembut sembari menghapus sisa air mata sang istri lalu direngkuhnya tubuh mungil zahwa kedalam dekapan hangatnya "Adek harus percaya tak ada masalah tanpa jalan keluar..disini adek tidaklah sendiri ada abang,,bang gara,,mas uqi,, mama papa..terutama Allah selalu bersama dengan adek,!" Bisik azzie lembut.

Zahwa hanya diam dan beristigfar di dalam hatinya. Kemudian saat ia merasa sudah tenang,,ia urai pelukan nyaman sang suami.

"Terimakasih abang... terimakasih sudah mau menjadi laut buat zahwa,!"

"Laut,?"

"Hm..karna zahwa selalu menemukan ketenangan dari laut..."

Azzie tersenyum manis saat mendengar kata-kata zahwa.

"Abang rela jadi laut untuk adek..tapi sayang..tak ada laut yang tak berbadai..dan abang harap saat badai itu tiba tetaplah berada di sisi abang..! Insyaallah abang akan sekuat tenaga meminimalisir badai di lautnya adek ini,!"

"Abang..bisa adek katakan sesuatu,?"

"Katakanlah..."

"I love you.." lirih zahwa hampir tak terdengar namun karna sunyi maka lirihan zahwa cukup jelas di telinga azzie dan terkembanglah senyum manis dari bibir lelaki tampan itu.

"Adek...bisa abang katakan sesuatu,?" Ujar azzie meniru zahwa.

"Katakanlah..." sahut zahwa yang juga meniru jawaban azzie tadi.

"I love you too" ujar azzie kemudian di kecupnya kening zahwa lembut "haah rasanya abang ingin menyimpan adek hanya untuk abang seoarng,!"

"Ish..ayo jalan suamiku sayang..adek dah lapar ini,!" Ujar zahwa.

"Baiklah istriku sayang... kita meluncur segera,!" Sahut azzie.

Dan akhirnya sisa perjalanan mereka di isi oleh canda tawa keduanya. Sejenak mencoba untuk melupakan masalah yang terjadi hari ini.

---------------------------

Drrrttt...drrrttt..

Getaran ponsel azzie membuat atensi zahwa dan kedua orang tuanya yang sedang bersama dengan mereka teralih pada ponsel tersebut.

"Maaf pa..ma mahen angkat dulu..abang gara yang menelfon,!" Ijin azzie.

"Angkatlah nak..kami juga ingin mendengarnya,!" Sahut Faris yang sudah mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak-anaknya itu.

Aku Bukan PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang