17

12.8K 708 7
                                    

Waktu bergulir...matahari dan bulan telah berkali-kali bergilir melaksanakan tugas mereka. Jarum jam pun telah banyak berputar pada porosnya. Membawa banyak cerita pada kehidupan setiap mahluk dibumi.

Hari ini mela dan rayan berencana untuk berbelanja. Membeli kebutuhan untuk baby mereka walaupun usia kandungan mela masih tujuh bulan. Sejak hari dimana mereka berbicara dari hati ke hati hubungan mereka harmonis layaknya suami istri pada umumnya walaupun sampai saat ini status mereka masih dirahasiakan sebab rayan masih melanjutkan sekolahnya. Mela sendiri memilih untuk homeschooling itu pun atas paksaan orang tua mahen.
Mereka sangat bersyukur karna dikelilingi oleh orang-orang yang selalu memberi semangat pada mereka,,orang-orang yang tak pernah ragu melimpahkan kasih sayang pada mereka.

"Bun..mau beli apa dulu,?" Tanya rayan pada sang istri.

"Baju dulu aja yah...bunda rasa itu dulu aja,!" Sahut mela sembari matanya terus melihat-lihat baju bayi.

"Ya sudah bunda yang pilih..nanti ayah yang bayar,!" Ujar rayan "Ayah tunggu di sana ya..sambil liat-liat sepatu buat dedeknya,!" Lanjutnya sembari mengusap kepala mela. Mela hanya mengangguk dan tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari sang suami.

Saat rayan tengah asik dengan dunianya tiba-tiba saja dari belakang terdengar suara yang sudah tidak asing lagi. Suara seseorang yang selama ini berarti dalam hidupnya,,seseorang yang amat sangat dia rindukan.

"Rayan...sayang,!"

Rayan hanya mematung tak merespon sama sekali..tubuhnya membeku apalagi saat ia dipeluk dengan erat. Tangannya hanya menggantung tak membalas pelukan yang sarat akan rasa rindu itu.

Hiks...hiks...
Tak lama terdengar isakan dari wanita itu. Akhirnya dengan tak kalah eratnya rayan membalas pelukan itu,,mencurahkan semua sakit dan rindu yang ia pendam.

"Sayang..mama rindu,! Kamu pulang ya nak..." ujar wanita yang tak lain adalah ibu kandung dari rayan.

Rayan hanya diam..tak tahu harus menjawab apa. Ia takut...takut jika jawaban yang akan ia berikan justru menyakiti hati malaikatnya ini.

"Rumah kosong tanpa kamu sayang...ayo pulang,!"

"Ma.."akhirnya rayan bersuara.

"Pulang ya nak...mama mohon,!"

"Maaf...selama papa masih belum menerima rayan dan keluarga kecil rayan..kami tak akan kembali,! Bukan maksud rayan untuk membuat mama sedih..tapi sekarang rayan bukan lagi rayan yang bebas melakukan apapun.. rayan yang sekarang memiliki tanggung jawab atas istri dan anak rayan ma.."

"Jadi kamu lebih memilih perempuan murahan itu dari pada mama yang telah melahirkanmu begitu,?" Ujar sang mama.

"Ma..rayan mohon..jangan tempatkan rayan dalam posisi memilih...mama tahu,? Disini rayanlah yang salah..rayanlah yang brengsek karna telah meminta mela untuk melakukan zina itu,!"

"Tapi kalau saja dia.." ujar mama rayan sembari menunjuk mela yang kini ada diantara mereka "kalau saja dia bisa menjaga kehormatannya..dia tidak akan mengalami hal seperti ini,! Memalukan,!" Lanjutnya sembari menatap penuh amarah pada istri dari putra tunggalnya itu.

"Yaa...anda saja saat itu dia tidak setuju...tapi apa mama tahu jika putramu inilah yang telah memaksanya..." sahut rayan "bunda sudah selesai,? Ayo kita bayar,!" Ujar rayan pada mela yang mematung menyaksikan perdebatan antara ibu dan anak itu,, untung saja toko itu tengah sepi jadi mereka tak menjadi pusat perhatian.

"Sayang...ayo,!" Ujar rayan sembari menarik lembut tangan istrinya.

"Jadi kamu benar-benar lebih memilih perempuan asing itu rayan,?" Tanya sang mama menghentikan langkah kaki rayan dan mela.

Aku Bukan PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang