32

10.5K 632 42
                                    


PRAAAANNNGGGG

suara gelas di banting membuat perdebatan itu terhenti. Pelaku pelemparan menatap satu persatu tamu tak di undang itu dengan tatapan penuh amarah.

"Ma...hen.." cicit rani.

"Tidakkah kalian punya hati nurani,? Tidakkah kalian lihat jika istriku baru saja bangun,? Tidakkah kalian lihat betapa hancurnya hati istriku,? Tidakkah kalian sadar jika kata-kata yang baru saja terlontar begitu menyakitkan,?" Ujar azzie dengan suara pelan namun tajam.

"Bang..." ujar zahwa sembari menyentuh lengan azzie.

"Lihatlah...wanita yang kalian bilang merebutku dari putri tercinta kalian.. dialah yang menyelamatkan kehormatan dua keluarga dari rasa malu akibat kelakuan putri kalian..."

"Tapi sekarang aku sudah kembali kan hen...jadi bisa kau lepas zahwa dan menikah denganku..lagian dalam kondisi cacat seperti itu aku yakin jika dia tak akan bisa membahagiakanmu...! Wanita cacat seperti dia tak akan mampu melayanimu..!" Cecar rani,,lalu dengan tak tahu malunya ia hampiri zahwa yang kini tengah tertunduk.

"Ingat zahwa..saat itu posisimu hanya menggantikan aku untuk menyelamatkan harga diri keluarga kita..
Dan sekarang aku sudah kembali..jadi tugasmu sudah selesai..kembalikan mahen karna dia milikku,!" Ujar rani membuat azzie tak tahan lagi.

Plaaak...tamparan pertama azzie pada seorang wanita. Semua orang terutama zahwa tak menyangka jika azzie mampu melakukan itu.

"Ingat maharani putri..saya sudah berkali-kali ingatkan jika istriku bukanlah penggantimu..dia istri sah ku dimata hukum dan agama,!" Ujar azzie dingin dan menusuk.

"Bang..."

"Sebentar sayang...wanita ini harus tau posisi dia sekarang,!"

"Bukan aku hen..tapi dialah yang harus tau posisinya..
Aku yakin dari awal kalian menikah sampai sekarang kau hanya menganggap dia sebagai pengganti...cinta yang ada untukku selama bertahun-tahun tak mungkin hilang begitu saja.."cecar rani lagi.

"Kau meragukan kuasa Allah mbak.." sela shalsa.

"Apa maksudmu,?"

"Allah itu maha membolak balikkan hati mbak..jangan lupakan bahawa Allah lah pemilik cinta yang sesungguhnya.."

Rani diam mendengar kata-kata dari shalsa.

"Kenapa mbak,? Benarkan apa yang di katakan oleh istriku,,,?" Ujar uqi.

Rani dan kedua orang tuanya diam tanpa berani membantah kata-kata shalsa.

"Zahwa..kau harus tau jika sekarang aku tengah hamil.." ujar rani sesaat setelah semua terdiam.

"Hamil,?"

"Ya dan mahen harus bertanggung jawab" lanjutnya membuat zahwa terkejut.

"Maksudnya mbak rani.."

"Bukan Ai..abang tak tahu menahu soal maharani.." sahut azzie cepat.

"Lalu kenapa mbak rani minta abang yang bertanggung jawab,?"

"Ya karna mahen adalah calon suamiku..!" Sahut rani cepat.

"Hah,?"

"Hey jangan pura-pura lupa jika kau menikahi calon suami kakakmu.." sahut ana.

"Ya..aku tak akan pernah lupa...jika lelaki yang berdiri di hadapanku ini.. lelaki yang menyandang status sebagai imam halalku pernah juga menyandang status sebagai calon suami kakak sepupuku..tapi satu hal yang harus di ingat oleh kakak sepupu dan keluarganya..jika lelaki yang pernah menyandang status calon suami dan calon menantu keluarga kalian kini telah sah menjadi suami dan menantu di keluarga kami...jadi tak ada yang berhak atas dirinya selain aku istri sahnya..keluarganya dan keluargaku..apalagi hanya wanita yang berstatus mantan calon istri...ingat mbak rani hanya mantan calon istri.." sahut zahwa tenang.

Aku Bukan PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang