Hyung-01

19.4K 1K 77
                                    

"Hyung, bisakah kau datang ke kampusku?"

Suara berat khas miliknya berhasil menghentikan langkah kaki seorang namja bermata sipit yang sudah hendak keluar dari rumah besarnya, namja yang ia panggil dengan sebutan Hyung itu berbalik lengkap dengan muka datar andalannya.

"Kau ini buta atau apa? Kau tidak lihat aku sudah mau berangkat ke kantor, eoh?"

Ia memang tidak membentak, namun suara dingin dan penuh intimidasi itu berhasil membuat namja yang sedikit lebih tinggi darinya itu tertunduk. Hatinya bergemuruh setiap kali mendengar kata yang terlontar dari mulut sang kakak, meskipun ini bukan hal baru, tetapi tetap saja, suara dingin juga penuh intimidasi itu selalu berhasil membuatnya tertunduk.

Kim Taehyung, namja itu berusaha sebisa mungkin mengontrol gejolak dalam hatinya. Ia kembali mendongakkan wajahnya, kemudian menampilkan cengiran khas miliknya.

"Gwaenchana, nanti Taehyung bilang pada guru Tae jika Hyung tidak bisa datang. Hyung pasti ada urusan penting, kan? Maaf sudah mengganggu waktumu, Yoongi Hyung," ucap Taehyung. Tidak ada gurat kesedihan apalagi kekecewaan di wajahnya, Taehyung memang sangat ahli menyembunyikan rasa sakitnya.

"Ck!" Yoongi hanya berdecak sebal menanggapi omongan Taehyung, ia kembali melangkah dan sudah siap menaiki mobil mewah miliknya. Namun, lagi-lagi langkahnya terhenti mendengar suara yang berteriak memanggil namanya.

"Yoongi Hyung! Hosh, hosh! T-tunggu, hah."

"Astaga, atur napasmu Jimin-ah," ucap Yoongi. Namja yang bernama Jimin itu mengikuti intrupsi Yoongi, lalu tersenyum setelahnya.

"Sudah? Sekarang katakan, kenapa kau berlarian seperti itu, Saeng? Itu tidak baik untuk kesehatanmu jika kau lupa!" Jimin hanya cengengesan mendengar omelan Yoongi, ia justru senang saat Yoongi mengomelinya seperti ini.

"Hehe, mianhae, Hyung. Jimin cuma mau bilang kalau guru Jimin meminta Hyung datang ke kampus untuk pertemuan, Hyung bisa, kan?" Dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya, Jimin berucap dan langsung diberi anggukan setuju oleh sang kakak.

"Tentu saja, kajja! Kita akan terlambat jika terus mengobrol di sini." Yoongi mengusak lembut surai Jimin, ia menggiring Jimin masuk ke dalam mobilnya, lalu pergi setelahnya. Pergi meninggalkan seorang namja yang hanya bisa tersenyum miris melihat kedekatan kedua saudaranya itu.

Terkadang Taehyung bingung, apa yang salah dengannya? Kenapa Yoongi selalu saja bersikap dingin padanya? Bukankah dia juga adiknya? Tapi, kenapa Yoongi tidak bisa menyayanginya seperti ia menyayangi Jimin? Yah, Taehyung tahu Jimin itu istimewa, karna itulah ia jauh lebih memperhatikannya.

Tapi, tidak bisakah Yoongi memberikan sedikit saja kasih sayang juga perhatiannya pada Taehyung? Lupakan soal kasih sayang, tidak bisakah sehari saja Yoongi tidak bersikap dingin padanya? Karna sungguh, sekuat apa pun Taehyung mencoba. Tapi rasa sakit itu akan tetap ada, rasa sakit karna diabaikan oleh kakak kandungnya sendiri.

"Tidak ada gunanya kau mengeluh, Taehyung. Yakinlah, pasti suatu saat Yoongi Hyung akan menyayangimu. Mengertilah, Yoongi Hyung pasti lelah mengerjakan semuanya sendiri. Dan, belum lagi urusan Jimin. Yoongi Hyung pasti sangat pusing dengan semua itu, jangan cengeng! Kau kuat Taehyung-ah! Fighting!"

Hanya itu yang bisa Taehyung lakukan, menguatkan dirinya sendiri dan bersikap seakan semuanya baik-baik saja. Bukankah sudahku bilang, Taehyung itu paling pintar menyembunyikan rasa sakitnya. Namja itu menutupi semua rasa sakitnya dengan senyuman, senyuman yang selalu ia tunjukan pada semua orang. Semoga saja, senyuman itu tidak akan pernah luntur dari bibirnya. Meski hanya senyuman palsu, setidaknya Taehyung masih bisa bertahan dengan itu.

"Astaga, kau sudah terlambat, pabbo!"

Taehyung menenteng tas di bahunya, lalu pergi meninggalkan rumah besarnya.

Hyung✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang