Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Yoongi Hyung bisa ada di sini? Itulah pikirku.
Saat ini aku masih setia menatap Yoongi Hyung yang tengah berontak dipegangan beberapa anak buah Appa. Terlihat jelas api kemarahan di matanya, Yoongi Hyung terus saja berontak dan menatap Appa dengan tatapan tajam miliknya.
"Brengsek! Jadi kau yang telah membunuh adikku, hah? Bajingan! Tega sekali kau membunuh anakmu sendiri, sialan!"
Jadi Yoongi Hyung sudah tahu jika Appa-lah yang telah membunuh Jimin?
Kulihat Appa tersenyum.
"Kau pikir Appa sebodoh itu huh, Taehyungie?" bisik Appa tepat di telingaku. Aku berbalik dan kembali memandang Appa.
"Maksud Appa?" tanyanya tak mengerti.
"Kkk, kau pasti merasa sangat pintar karna telah berhasil mengelabuhi Appa, yah? Appa akui kepintaranmu, tetapi kau belum ada apa-apanya dibandingkan Appa, Tae."
Aku semakin bingung mendengar perkataan Appa, tidak bisakah langsung keintinya saja?
"Appa melihatmu. Dari awal Appa sudah tahu jika kau sedang mengikuti Appa, Tae. Karna itulah, untuk jaga-jaga Appa menyuruh anak buah Appa untuk menangkap Kakakmu sekaligus memberitahukan apa yang selama ini coba kau buktikan padanya," jawab Appa dengan bangganya. Dapat kudengar Yoongi Hyung mengumpat di seberang sana.
"Kenapa? Kenapa apa melakukan ini? Appa bisa saja pergi ke tempat lain dan membuktikan jika kecurigaan Tae salah, tapi kenapa Appa justru malah membiarkan semuanya terjadi dan mengungkap identitas Appa sendiri?" tanyaku heran.
Bukankah dengan melakukan ini sama saja dengan Appa menyerahkan dirinya sendiri?
"Yah, kau benar. Tapi Appa sudah lelah terus bermain kucing-kucingan denganmu. Jadi, mari kita akhiri saja permainan ini, Taehyungie." Appa mengeluarkan senjata dari balik bajunya, lalu menodongkan senjata itu tepat di depan kepalaku dan membuatku menatapnya tak percaya.
Kulihat Appa menyeringai dan berkata,
"Kematianmu akan mengakhiri semuanya, bukan?" Dan, saat itu juga teriakan melengking Yoongi Hyung membuatku tersadar dari keterkejutanku.
"JANGAN DIAM SAJA, BODOH! ANGKAT SENJATAMU DAN HABISI DIA, TAEHYUNG!"
[Taehyung pov end]
*****
Seoul Hospital.Seokjin merasa sangat senang mendengar perkataan dokter jika Jungkook mengalami kemajuan pesat, meskipun ia hanya sekali melihat Jungkook menggerakan jarinya. Namun, penuturan dokter membuat Seokjin bahagia dan tak sabar melihat sang adik kembali membuka kedua matanya.
"Cepatlah sadar Kookie, Hyung merindukanmu," lirih Seokjin. Namja itu menggenggam erat telapak tangan sang adik dan terus mengajaknya bicara.
"Kookie tahu? Mobil kesayanganmu sudah Hyung perbaiki. Setelah Kookie bangun, Kookie bisa mengendarai mobil itu dan kembali menghancurkannya lagi."
Tak bisa dipungkiri, Seokjin memang sangat merindukan adik nakalnya ini. Seokjin tidak masalah jika Jungkook terus menghancurkan mobilnya dan membuatnya kerepotan, selama ia bisa terus melihat senyum manis adiknya, Seokjin rela kehilangan berapa ratus mobilpun.
Namja tampan itu terus saja bicara, sampai lirihan dari sang adik membuat Seokjin terkejut sekaligus senang melihat mata bulat itu kembali terbuka.
"J-jin H-hyungh ...."
"Syukurlah, terima kasih Tuhan, terima kasih." Seokjin terus saja mengucap syukur, kemudian menekan tombol atas brankar milik Jungkook.
*****
Yoongi merasa geram sendiri karna sedari tadi Taehyung hanya terdiam dan enggan mengangkat senjatanya. Apa lagi yang ia tunggu? Apa Taehyung menunggu agar Tn. Kim menghabisinya lebih dulu, begitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung✅
FanfictionTaehyung tidak tahu apa kesalahannya. Tak tahu, kenapa ia diperlakukan berbeda oleh sang Kakak. Yang Taehyung tahu, Kim Yoongi--sang Kakak--amat sangat membencinya. Start : 28 september 2019 End : 15 Desember 2019.