Perlahan tapi pasti orang-orang berpakaian serba hitam itu mulai pergi meninggalkan pemakaman Jimin, beberapa dari mereka terlihat menepuk pelan bahu Yoongi, bermaksud untuk memberi sedikit dukungan padanya.
Meski, pada nyatanya memang tidak ada yang bisa mengurangi kesedihan Yoongi karna ditinggalkan oleh sang adik tercinta.
Namja itu menatap sendu foto Jimin yang tengah tersenyum, membuat sudut bibir Yoongi sedikit tertarik dan ikut menampilkan senyum manisnya.
"Kenapa harus secepat ini? Tidak tahukah jika Hyung masih sangat membutuhkanmu, Jimin-ah?" ujaran penuh kesakitan itu terucap dari bibir tipisnya, bersamaan dengan air mata yang kembali mengalir dari pelopak matanya.
"Hiks," isak Yoongi. Namja itu masih tidak percaya kenyataan jika sang adik telah pergi, pergi dan tidak akan mungkin akan kembali lagi. Kini Yoongi benar-benar sendiri, tidak ada lagi Jimin yang akan merengek untuk menemaninya tidur. Tidak ada lagi Jimin yang akan memeluk Yoongi dan memberikan kehangatan padanya.
"Hyung tahu ini mustahil, tapi ... bisakah kau kembali, Saeng? Hyung ... Hyung benar-benar tidak bisa hidup tanpamu. Hiks, siapa yang akan mengingatkan Hyung jika Hyung telat makan, eoh? Siapa yang akan menceramahi Hyung jika Hyung terlalu lelah bekerja, Jim? Dan, siapa yang akan menemani Hyung saat Hyung tidak bisa tidur karna mimpi buruk itu? Hiks, jebal ... jangan hukum Hyung seperti ini, Jim. Hyung tidak bisa ... t-tidak bisa ...."
Hancur sudah hidup Yoongi, kepergian Jimin benar-benar pukulan besar baginya. Selama ini kebahagiaan juga alasan hidupnya terletak pada Jimin, adiknya. Lalu ... jika alasan dari kehidupnya saja telah tiada ... masih sanggupkah Yoongi untuk melanjutkan hidupnya?
Di sisi lain, di tempat yang sama. Terlihat Taehyung juga ikut menitikkan air matanya melihat Yoongi yang seakan telah kehilangan semangat hidupnya.
"Hiks." Taehyung membungkam mulutnya sendiri mencoba menahan isakannya.
Hatinya sangat sakit melihat sang kakak dalam keadaan yang begitu menyedihkan. Tidak pernah sekali pun Taehyung melihat Yoongi begitu hancur. Yang Taehyung tahu Yoongi adalah namja yang kuat, jangankan menangis, ia bahkan sangat jarang melihat sang kakak menunjukan kekhawatirannya pada seseorang.
Lalu, ke mana perginya kakak kuatnya itu? Kenapa Yoongi yang sekarang ia lihat sangat berbeda dengan Yoongi selama ini ia kenal?
Perlahan Taehyung mulai keluar dari tempat persembunyiannya, ia tidak kuat lagi melihat Yoongi yang terus menangis bak orang gila.
"H-hyung," ucap Taehyung seraya menepuk pelan bahu Yoongi. "J-jangan terus seperti ini, H-hyung. Jimin ... Jimin pasti sedih melihat Hyung begini," lanjut Taehyung, membuat Yoongi menatapnya.
"Kajja, kita pulang dan istirahat. Hyung pasti lelah karna terlalu sibuk mengurus pemakaman Jimin."
Yang dikatakan Taehyung memang tidak ada salahnya, Yoongi lah yang mengurus semua keperluan pemakaman Jimin. Ia tidak membiarkan Taehyung membantunya, dan ... menunggu sang ayah sepertinya juga percuma saja.
Karna faktanya, lagi-lagi sang ayah lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan putranya sendiri. Tidakkah itu terlalu kejam? Yoongi hanya meminta sang ayah untuk bisa bertemu dengan adiknya untuk yang terakhir kalinya. Tapi apa? Lagi dan lagi ia dibuat kecewa karna sikap egois Kim Jaehyun, ayahnya.
"Cih!" Yoongi berdecih seraya menangkis kasar tangan Taehyung, namja itu mulai bangkit dari duduknya dan menatap Taehyung dengan tatapan tajamnya.
"Hyung ...."
"Diam di tempatmu atau kau akan habis di tanganku, Tae!" ketusnya, Taehyung hanya bisa menangis saat suara dingin sang kakak kembali terdengar di telinganya.
"Aku tidak akan melakukan apa pun padamu karna aku menghargai Jimin, tapi ... jangan harap kau akan selamat dari amarahku! Polisi mungkin mengampunimu karna kelicikanmu yang telah menghapus rekaman cctv pada saat itu. Namun, jangan harap kau bisa selamat dariku, Kim Taehyung! Hidupmu akan jauh lebih menderita setelah apa yang kau lakukan pada Jimin! Camkan itu!" tegas Yoongi, kemudian pergi meninggalkan yang masih terdiam Taehyung di tempatnya.
"Seburuk itukah aku di matamu, Hyung?" lirih Taehyung dengan air mata yang sudah berhasil membasahi pipi mulusnya.
Ia tak menyangka jika Yoongi benar-benar akan mencap dirinya sebagai pembunuh. Taehyung juga tidak tahu kenapa rekaman cctv bisa terhapus, padahal tadinya Taehyung juga ingin menunjukan pada Yoongi jika bukan dialah yang membunuh Jimin. Namun, lenyapnya rekaman cctv itu telah berhasil menghancurkan segala harapan Taehyung, dan juga membuat Yoongi semakin membencinya.
"Ini semua salah RK, kenapa orang itu harus melenyapkan Jimin, huh? Kenapa kau tidak melenyapkanku saja!" pekik Taehyung penuh amarah.
"Brengsek! Sekarang bukan Namjoon Hyung yang akan menghukummu, RK! Tapi aku sendirilah yang akan menghabisi nyawamu! Bersembunyilah di mana pun kau mau, tapi ingatlah! Kau tidak akan bisa bersembunyi dari kematianmu! Malaikat kematianmu akan segera menjemputmu, berhati-hatilah mulai dari sekarang, RK," ucap Taehyung penuh penekanan di setiap katanya.
Rasa marah juga benci terlihat jelas di matanya, kini bukan hanya karna pekerjaannya. Tapi, ambisi Taehyung untuk melenyapkan RK akan membuat Taehyung bertemu dengannya.
Entah baik atau tidak, perubahan Taehyung benar-benar akan mengubah seluruh kehidupannya.
Semoga saja, kemarahan Taehyung tidak akan membuatnya semakin menderita.
Tbc ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung✅
FanfictionTaehyung tidak tahu apa kesalahannya. Tak tahu, kenapa ia diperlakukan berbeda oleh sang Kakak. Yang Taehyung tahu, Kim Yoongi--sang Kakak--amat sangat membencinya. Start : 28 september 2019 End : 15 Desember 2019.