[Taehyung pov]
Aku mulai membuka mataku, hal pertama yang kulihat setelah aku sadar adalah ruangan serba putih dan juga bau obat-obatan yang begitu menyeruak di indra penciumanku. Aku menghela napas panjang, menyadari jika aku tengah berada di rumah sakit sekarang.
"Sshh." Aku mendesis karna merasakan perih yang berasal dari punggungku.
Ternyata cambukan Yoongi Hyung hebat juga, yah?
Perlahan tapi pasti aku mulai menegakkan tubuhku, kualihkan pandanganku keseluruh ruangan. Dan, saat itulah aku menyadari, jika tidak ada siapapun di ruang rawatku. Yah, aku benar-benar sendirian.
"Tega sekali kau, Hyung. Setidaknya tunggulah adikmu ini sampai sadar. Jika kau tidak ikhlas membantuku, lebih baik kau membiarkanku mati saja, beres kan?"
Aku mulai menggerutu tak jelas. Tapi, mencoba berteman dengan keadaan itu lebih baik, kan? Tidak ada gunanya juga aku mengharapkan apa pun dari Hyung batuku itu. Karna, semakin aku berharap padanya, semakin besar juga rasa kecewa yang akan kudapat nantinya.
"Kkk, kau ini bodoh yah, Tae? Jika kau sudah tahu itu, tapi kenapa sampai saat ini kau masih berharap padanya?"
Aku tertawa hambar mengingat kebodohanku sendiri. Yah, benar. Sampai saat ini aku memang masih berharap padanya, berharap mendapatkan secuil kasih sayang darinya. Aku tahu itu mustahil, tetapi kenapa aku masih saja mengharapkan itu darinya?
Bahkah, setelah apa yang Yoongi Hyung lakukan padaku, kenapa aku tetap tidak bisa membencinya? Bukankah aku ini juga manusia? Aku bukanlah seorang malaikat yang bisa dengan mudah memaafkan kesalahan orang dengan begitu saja.
"Oke, satu kesempatan lagi. Jangan anggap kau telah menang, Hyung. Tidak semudah itu mengalahkan Taehyung, satu kesempatan lagi. Dan jika setelah itu kau tetap mengecewakanku, maka anggap saja itu adalah akhir dari segalanya."
Tidak, aku tidak benar-benar memberi kesempatan padanya. Karna yang sebenarnya aku justru memberi kesempatan pada diriku sendiri, aku hanya mencoba meyakinkan diriku sendiri jika suatu saat aku pasti akan bisa mencairkan hati Hyung batuku itu. Meski aku sendiri tak yakin, tapi aku akan tetap mencobanya. Karna sungguh, aku benar-benar sangat menginginkan kasih sayang darimu, Yoongi Hyung.
"Ck! Tidak ada gunanya aku di sini, yang sakit kan hanya punggungku. Kenapa harus dirawat coba?" Aku melepas paksa selang infus di tanganku, dan membuat punggung tanganku berdarah karnanya.
Sebisa mungkin aku mencoba turun dari atas brankarku. Namun, baru saja kakiku menginjak lantai, tubuhku sudah limbung. Untung saja ada orang yang menopangku, jika tidak aku pasti akan jatuh ke lantai dengan tidak elitnya.
"Ck! Kau itu masih lemah, cepat! Kembali ke ranjangmu dan tidurlah!"
Dan, saat itu aku menyadari. Jika masih ada orang yang perduli padaku, aku tersenyum simpul kemudian kembali merebahkan tubuhku di brankar.
[Taehyung pov end]
*****
[Kim mansion]"Kenapa kita meninggalkan Taehyung begitu saja, Hyung?"
Yoongi hanya terdiam, namja itu terus melangkah menuju rumahnya tanpa mau mendengarkan perkataan Jimin.
"Setidaknya tunggulah sampai dia siuman."
Lagi, ia hanya terdiam dan membuat Jimin semakin kesal.
"Yaak! Aku sedang berbicara padamu, Yoongi Hyung!" sentak Jimin, Yoongi menghentikan langkahnya kemudian membalikkan badannya.
"Sejak kapan kau mulai perduli padanya, Jimin-ah?" tanya Yoongi, sekarang Jimin lah yang terdiam. Jimin meremat ujung bajunya lalu menundukkan kepalanya.
"Hyung bertanya padamu, Jim! Sejak kapan kau mulai perduli pada anak sialan itu!"
Tanpa sadar Yoongi membentak Jimin, membuat Jimin semakin menundukan kepalanya. Tubuh Jimin bahkan mulai gemetar, mungkin ia terlalu terkejut karna selama seumur-umur baru kali ini Yoongi berani membentak Jimin, adik kesayangannya.
"Huft." Yoongi menghembuskan napas kasar, ia mulai mendekati Jimin dan mengangkat dagunya.
"Mian, Hyung tidak sengaja membentakmu, Jimin-ah," sesalnya.
"Kita lupakan saja ini, oke? Sekarang istirahatlah, kau pasti lelah, kan?" lanjut Yoongi, ia mulai melangkahkan kakinya dari hadapan Jimin. Namun, perkataan Jimin selanjutnya berhasil membuat Yoongi menghentikan langkahnya.
"Sebenarnya apa kesalahan Tae, Hyung?" Yoongi kembali membalikkan tubuhnya, sedangkan Jimin mulai melangkah maju mendekati sang kakak.
"Katakan, sebenarnya apa kesalahan Taehyung sampai kau begitu membencinya?" Lagi, Yoongi hanya terdiam. Namja itu menutup rapat-rapat mulutnya seakan enggan menjawab pertanyaan dari Jimin.
"Aku lelah, Hyung. Selama ini aku menurut padamu, aku mendiami Taehyung, aku juga bersikap acuh padanya, semua itu aku lakukan atas permintaanmu, Yoongi Hyung. Aku tidak pernah berpikir kenapa kau memintaku untuk membenci adikku sendiri, karna aku yakin, kau pasti punya alasan untuk itu. Tapi, semakin hari sikapmu semakin keterlaluan pada Tae, Hyung. Kau memperlakukan Taehyung layaknya budak di rumahnya sendiri! Kau membuat Taehyung merasa jika dia sama sekali tidak ada artinya untukmu, Hyung!"
Untuk pertama kalinya Jimin berani menyuarakan isi hatinya pada Yoongi, mungkin Jimin sudah mulai lelah dengan kelakuan kakaknya itu.
"Jangan berteriak, Jimin-ah. Kau-"
"Apa? Kau takut jika jantungku ini akan berulah lagi, begitu? Maaf, kali ini aku tidak akan mendengarkanmu, Hyung. Aku sudah benar-benar muak dengan sikapmu itu! Kau membuatku membenci adikku sendiri tanpa aku tahu apa kesalahannya, bukankah itu tidak benar? Setidaknya katakan apa kesalahan Taehyung hingga membuatku pantas untuk membencinya, Yoongi Hyung! Aku lelah, hiks ... aku lelah jika terus seperti ini, hiks ...."
Jimin mulai terisak, air mata pun semakin mengalir deras membasahi pipi mulusnya.
"Jangan diam saja, Hyung. Hiks, jebal jawab pertanyaanku. Selama ini aku merasa berdosa karna telah mengabaikan Taehyung, hiks ... aku merasa sesak setiap kali aku harus bersikap dingin padanya. Dia, dia adikku, Hyung. Hiks, kenapa aku harus membencinya? K-katakan, kenapa aku harus membencinya, Hyung?! Katakan!"
Jimin mengguncang kuat tubuh Yoongi, sementara sang empu hanya terdiam di tempatnya. Perlahan-lahan Yoongi mulai mendongak dan menatap sang adik.
"Belum saatnya kau tau, Jimin-ah. Hyung akan mengatakan apa alasan Hyung membenci anak itu di saat yang tepat," ucap Yoongi seraya memegang bahu Jimin.
Sementara Jimin langsung menghempaskan tangan Yoongi dari bahunya mendengar jawaban dari sang kakak.
"Aku kecewa padamu, Hyung," lirih Jimin kemudian berlari menuju kamarnya.
Yoongi hanya diam, namja itu mulai mengepalkan tangannya kuat dan menendang meja di hadapannya.
"Argh! Ini semua gara-gara kau, sialan!"
"Aku membencimu Taehyung! Aku membencimu! Kenapa kau selalu saja menghancurkan kebahagiaanku, hah? Kehadiranmu benar-benar kesialan bagiku! Kau hanya benalu dalam kehidupanku, Kim Taehyung! Benalu!"
Yoongi terus saja berteriak, kebenciannya kepada Taehyung seakan telah membuatnya kehilangan akal sehatnya.
*****
Seoul Hospital.[Alien Hyung:
Terima kasih telah mengkhawatirkan keadaanku, kelinci. Tapi aku sungguh tidak betah berada di rumah sakit ini, jangan khawatir. Aku akan pulang ke rumahku, sampaikan terima kasihku pada Hyung cerewetmu juga, yah!
10.15 KST.Jungkook mendengkus kesal setelah membaca pesan dari Taehyung, sudah bagus ia mau datang kesini setelah mendapat pesan dari Jimin. Tapi apa? Taehyung malah kabur dan membuatnya kesal.
Jungkook memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, kemudian keluar dari ruangan itu dan menghentak-hentakan kakinya seperti anak kecil.
"TAEHYUNG HYUNG KABUR DARI RUMAH SAKIT, SEOKJIN HYUNG!" teriaknya, mungkin Jungkook lupa, jika ia berada di rumah sakit sekarang.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung✅
FanfictionTaehyung tidak tahu apa kesalahannya. Tak tahu, kenapa ia diperlakukan berbeda oleh sang Kakak. Yang Taehyung tahu, Kim Yoongi--sang Kakak--amat sangat membencinya. Start : 28 september 2019 End : 15 Desember 2019.