Mau tidak mau Taehyung harus memikirkan buronan yang diketahui bernama RK itu, pasalnya saat ini bukan hanya tentang dirinya. Tapi, orang bernama RK itu sudah berani mengusik kehidupan Taehyung dengan memberinya ancaman lewat salah satu anggota keluarganya.
Yah, tepat setelah pertemuannya dengan Namjoon dan Sungjae. Saat pulang Taehyung langsung mendapat ancaman berupa kotak yang berisi tikus mati di dalamnya. Jika hanya itu mungkin Taehyung tidak akan menanggapinya seserius ini, tetapi orang itu juga menuliskan sesuatu yang membuat emosi Taehyung menjadi tak terkendali.
"Kali ini hanya tikus, tapi jika lain kali aku mengetahui kau melacak keberadaanku lagi. Maka bukan tikus, tapi nyawa saudaramu lah yang akan kau lihat! Kim Taehyung!"
Emosi Taehyung langsung tersulut begitu saja setelah membaca tulisan di kertas itu.
"Jangan pikir aku hanya sedang bermain-main denganmu, Kim. Aku juga tahu jika kau punya saudara yang lemah, satu pergerakan saja dariku, bisa membuat nyawanya melayang, kkk."
"Bullshit!" umpat Taehyung, bagaimana caranya dengan mudah orang itu bisa mengetahui seluk beluk kehidupan Taehyung hanya dalam sekejap saja? Apa orang itu mempunyai mata-mata?
Taehyung merogoh ponselnya berniat menghubungi nomor yang mengiriminya pesan kemarin, tetapi lagi-lagi ia di buat emosi karna orang itu tak kunjung menjawab panggilan darinya.
"Sialan!" Taehyung kembali mengumpat seraya membanting ponselnya ke lantai. Ia bahkan baru menyadari jika sedari tadi ada Yoongi yang melihat tingkah laku anehnya.
Buru-buru Taehyung mengubah expresi wajahnya, namja itu menunjukan senyuman kotak khasnya kemudian membungkuk hormat pada sang kakak.
"Eoh, Y-yoongi Hyung. Sejak kapan kau berdiri di situ?" tanyanya kikuk. Seperti biasa, Yoongi hanya memutar bola matanya malas menanggapi omongan Taehyung.
Namja itu beranjak dari pintu tempat berdirinya sekarang, dan berniat langsung masuk ke dalam kamarnya. Tapi, lagi-lagi Taehyung kembali bicara dan membuat Yoongi menghentikan langkahnya.
"Hyung ...," ucapnya.
"Anu ... itu ... j-jika Hyung ada di sini, lalu siapa yang menjaga Jimin di rumah sakit, eoh? Apa tak ada satu pun orang yang menjaganya disana?" tanya Taehyung membuat Yoongi memincingkan matanya.
"Wae? Kau pikir kau bisa mencelakai Jimin karna aku berada di sini, huh? Jangan harap, jangankan menyakitinya, aku bahkan tidak akan membiarkanmu menyentuh adikku, sialan!" jawabnya sarkatis.
Taehyung hanya tersenyum kecut menanggapi perkataan Yoongi, tak bisa di pungkiri, jika hatinya terasa sakit mendengar tuduhan itu keluar dari mulut sang kakak. Tapi, setidaknya jawaban Yoongi bisa membuat Taehyung bernapas dengan lega, karna itu artinya Yoongi tidak melepas Jimin begitu saja di rumah sakit itu.
Merasa tidak ada jawaban lagi dari Taehyung, Yoongi kembali melangkahkan kakinya dan meninggalkan Taehyung di sana.
"Kapan kau akan berubah, Hyung? Tae tahu ini sulit, tapi tak bisakah kau membuka sedikit saja hatimu untuk Tae?" lirih Taehyung seraya menatap punggung Yoongi yang kian menjauh.
*****
19.35 KST.Taehyung segera turun dari kamarnya saat ia mencium bau yang menggugah seleranya. Namun, ia cukup terkejut tat kala melihat Yoongi yang sedang sibuk memasak di dapur dengan apron yang melekat di tubuh kekarnya.
"Aku baru tahu jika Yoongi Hyung juga bisa memasak," gumam Taehyung.
Pasalnya selama ini ia tak pernah melihat Yoongi memasak, tapi jika di pikir-pikir bagaimana ia tau kakaknya itu bisa memasak atau tidak? Orang bertemu dengan Yoongi saja jarang, karna setiap Yoongi melihat Taehyung, maka saat itu juga ia akan menghindar dan tidak membiarkan Taehyung berbicara atau sekedar mengenal sang kakak.
Cukup lama Taehyung melamun, namja itu tersadar kemudian kembali melangkahkan kakinya. Dengan santainya Taehyung duduk di kursi meja makan dan membuat sedikit keributan dengan mengetok-ngetokan sendok dan garpu di atas piring.
"Cepat sedikit, Hyung! Perut Tae sudah keroncongan, nih," ujarnya girang.
"Mwo? Kau ini bicara apa, huh? Jangan pikir aku mau berbagi makanan ini denganmu, yah!" tukas Yoongi, ia melepas apron di tubuhnya kemudian berjalan menuju meja makan. Entah sengaja atau tidak, Yoongi justru meletakkan makanan itu tepat di hadapan Taehyung dan membuatnya semakin tergiur.
"Aish! Jangan pelit-pelit, Hyung! Kau tidak akan rugi karna memberikan sedikit makanan pada namja tampan ini!" pekik Taehyung, ia tersenyum jahil, kemudian tanpa menunggu persetujuan dari Yoongi, Taehyung langsung saja mengambil sendiri makanan di hadapannya.
"Dasar tidak tahu diri!" umpat Yoongi, namun ia tidak melarang dan membiarkan Taehyung memakan masakannya.
Yoongi pun melakukan hal yang sama, namja itu mengambil beberapa sendok nasi beserta lauk pauknya dan memakan makanan itu dengan khidmat.
Taehyung tersenyum senang, namja itu sangat bahagia karna setelah sekian lama akhirnya ia bisa makan bersama dengan sang kakak. Meskipun dengan sedikit paksaan, tapi yang penting keinginan kecilnya itu bisa tercapai sekarang.
Namun, tak lama kemudian expresi wajah Taehyung berubah. Sesekali ia menggaruk badannya yang terasa gatal, bukan hanya itu. Beberapa detik kemudian napas Taehyung mulai tak beraturan, ia menghentikan aksi makannya dan mencoba menstabilkan deru napasnya yang semakin memburu.
"Ada apa denganmu?" tanya Yoongi yang peka akan perubahan sikap Taehyung.
"A-apa ... apa kau m-menaruh udang di dalam m-makanan ini ... H-hyungh?" ujar Taehyung dengan napas yang tersenggal-senggal.
"Iya, kenapa? Kau tidak suka, huh?!"
"B-bukan begitu ... hah ... tapi ... tapi Tae alergi pada udang, H-hyungh," jawab Taehyung sukses membuat Yoongi membelaklakan matanya.
"Yaa! Jika kau tahu kau ini alergi udang, lalu kenapa kau masih memakannya, bodoh! Kau ingin mati dan membuatku menjadi pembunuh, hah?!"
"A-aniya ... Tae ... hah ... Tae ...."
"Yaaa!"
Yoongi berteriak histeris saat tiba-tiba saja Taehyung pingsan dan membuat tubuhnya seketika ambruk. Namja itu bangkit dari duduknya, lalu dengan sigap membopong tubuh Taehyung ala bridal style.
"Dasar bodoh!" Yoongi melirik sebentar wajah pucat sang adik, kemudian keluar dari rumahnya dan menuju rumah sakit.
*****
Disisi lain ...."Bagaimana? Apa kalian sudah menjalankan perintahku, eoh?" ucapnya.
"Nde, kami sudah mengurus semuanya, tuan. Tapi, kenapa anda melakukan ini? Bukannya anda sendiri yang mengatakan, jika anda akan menyakiti saudaranya jika namja itu kembali berulah? Setau saya dia belum melakukan apa pun, Tuan."
Pria itu tersenyum simpul mendengar perkataan anak buahnya, ia memutar-mutar ponsel di tangannya dan menyeringai setelahnya.
"Dia pikir dia itu pintar, hm? Mungkin ia tidak tahu jika RK punya mata-mata di mana-mana. Namja bodoh itu berpikir RK bisa di bohongi?" katanya tersenyum sinis.
Yang di katakannya memang tidak salah, sesaat setelah Taehyung menelfonnya. Namjoon segera melacak lokasinya sesuai dengan rencana mereka sebelumnya. Hal itu membuat RK emosi dan berakhir melakukan rencana liciknya.
"Sekarang lihat akibat dari kebodohanmu itu, Taehyung-ah. Selamatkan nyawa saudaramu jika kau bisa, kkk."
RK terkekeh bak seorang pshykopat. Bermain-main dengan RK sama saja dengan bermain dengan nyawanya sendiri. Pria itu tak segan untuk menghabisi musuh-musuhnya kapan pun ia mau, jangankan musuh. Jika saja ada seseorang yang berani mengusik ketenangannya, maka saat itu juga orang itu akan menjadi incaran RK selanjutnya.
Tbc ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung✅
FanfictionTaehyung tidak tahu apa kesalahannya. Tak tahu, kenapa ia diperlakukan berbeda oleh sang Kakak. Yang Taehyung tahu, Kim Yoongi--sang Kakak--amat sangat membencinya. Start : 28 september 2019 End : 15 Desember 2019.