Hyung-04

8.9K 828 136
                                    

[Flashback on]

Setelah mendapat pesan dari seseorang, Taehyung langsung balik menelfon orang itu kemudian pergi menuju tempat yang orang itu inginkan.

"Ada target baru, kau mau mengambilnya? Atau aku serahkan pada orang lain saja?"

Taehyung menghela napas panjang sebelum menjawab pertanyaan namja tampan di hadapannya. Jujur saja, ia bimbang apakah ia harus menerima pekerjaan ini lagi atau tidak. Tapi, bukankah ia tak punya pilihan lain? Jika Taehyung menolak pekerjaan ini, belum tentu ia akan mendapatkan pekerjaan lain, bukan?

Taehyung mengulas senyumnya, ia menatap namja di hadapannya sebelum akhirnya berkata, "Siapa sasaran kita kali ini, Namjoon Hyung?"

[Flashback off]

*****
Ctars! Ctars! Ctars!

Bunyi itu saling bersahutan dengan tangisan pilu seorang namja yang tidak lain adalah Taehyung. Bibirnya sudah gemetar menahan tangis, punggungnya bahkan berdarah akibat cambukan yang terus ia terima dari sang kakak.

"Hiks, ini sakit Hyung, hiks."

Namja itu tergolek lemah di lantai, punggungnya yang berdarah terexpos jelas karna saat ini Taehyung sudah tidak menggunakan pakaian lagi. Posisi Taehyung yang awalnya berjongkok, kini tengkurap akibat cambukan yang terus Yoongi hujani di punggungnya. Rasa perih dan nyeri kian menjalar, membuat Taehyung menjadi semakin tak berdaya.

"Ini hukuman karna kau telah menyakiti adikku, Taehyung!" tegas Yoongi.

Namja itu seakan tidak bisa mengendalikan emosinya lagi. Melihat Jimin yang sempat collaps saat ia menjemputnya di kampus benar-benar membuatnya tersulut emosi. Terlebih lagi, saat ia tahu di balik collapsnya Jimin adalah karna Taehyung, orang yang paling Yoongi benci.

"Kau tahu Jimin itu berbeda, tapi kenapa kau tetap mengajaknya naik bus bersamamu?! Apa kau sengaja ingin membunuh adikku?! Begitu hah, Kim Taehyung?!"

Ctars!

"Akkhh!" Taehyung berteriak kesakitan saat lagi dan lagi cambuk itu mendarat di punggungnya. Isakan juga rintihan terus keluar dari mulut Taehyung, tapi sepertinya itu tidak ada pengaruhnya untuk Yoongi. Ia hanya terus meluapkan emosinya tanpa peduli apa akibat dari perbuatannya.

Bukan hanya fisiknya, tapi batin Taehyung jauh lebih terluka karna perlakuan Yoongi padanya. Taehyung tidak pernah menyangka jika Yoongi bisa setega ini padanya, selama ini Yoongi mungkin bersikap dingin dan kasar pada Taehyung. Tapi, sekali pun ia tidak pernah main tangan padanya. Tapi sekarang?

Tangannya bahkan tidak gemetar saat ia melayangkan cambukan demi cambukan itu pada Taehyung. Sebenci itukah Yoongi padanya? Sebenarnya apa kesalahan Taehyung, sampai Yoongi begitu tega memperlakukan adiknya sendiri bak seekor binatang?

"H-hentikan Hyung, hiks ... aku juga adikmu ... Hyung ...." Yoongi hanya berdecih mendengar perkataan Taehyung. Ia melempar cambuk di tangannya kemudian berjongkok dan mencekram erat rahang Taehyung.

"Ini akibatnya jika kau berani menyakiti Jimin, Taehyung-ah. Kau akan menerima sesuatu yang lebih buruk dari ini jika sampai terjadi sesuatu pada adikku! Camkan itu!" tukas Yoongi kemudian pergi meninggalkan Taehyung di kamarnya.

Ini hukuman akibat kau telah menyakiti adikku, Taehyung-ah!

Apa kau sengaja ingin membunuh adikku?!

Kau akan menerima sesuatu yang lebih buruk dari ini jika sampai terjadi sesuatu pada adikku! Camkan itu!

"Arrghh! Adikku! Adikku! Adikku! Jika Jimin adalah adikmu, lalu aku ini apa? Bukankah aku juga adikmu, Yoongi Hyung?!" Taehyung berteriak fruatasi, kata-kata Yoongi terus saja berputar di otaknya bak sebuah kaset rusak.

"Hiks, hiks. Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku, Hyung? Kenapa Hyung?! Kenapa?!"

Taehyung semakin meringkukan tubuhnya, namja itu terus berteriak mengutarakan isi hatinya. Namja itu seakan telah mati rasa dan tidak perduli pada luka di punggungnya. Karna, rasa perih di punggung Taehyung tidak sebanding dengan rasa perih di hati Taehyung.

"Kesabaran juga ada batasnya, Hyung. Jangan membuat Tae terpaksa melupakan fakta, jika kau adalah kakak Tae, Yoongi Hyung." Taehyung berujar lirih, ia memejamkan matanya dan membiarkan air mata mengalir membasahi pipi mulusnya. Tubuh Taehyung menggigil, rasa dingin kian menjalar hingga ke tulang rusuknya. Isakan demi isakan pun terus keluar dari bibirnya.

"Aku berharap aku sudah di alam lain saat aku membuka mataku nanti."

*****
7.16 KST.

Sinar matahari perlahan masuk menembus celah-celah kamar yang cukup luas itu, membuat seorang namja yang tadinya tertidur lelap tampak mulai mengerjap-ngerjapkan matanya karna terusik oleh cahaya matahari.

"Eungh," lenguhnya. Perlahan-lahan ia mulai bangkit dari tidurnya, kemudian meregangkan otot-otot tangannya. Namja itu melirik jam di nakasnya dan terkejut melihat angka jarum jam tersebut.

"Astaga, bisa-bisa aku terlambat ke kampus jika begini!" Jimin menepuk keningnya sendiri lalu bangkit dari tidurnya. Ia langsung melesat ke kamar mandi setelah menyambar handuk di lemarinya.

Sepuluh menit berlalu ....

Kini Jimin telah selesai dengan acara mandinya, dan sudah siap berangkat ke kampusnya. Jimin keluar dari kamarnya dan menuju ke bawah. Namun, langkahnya terhenti saat ia melihat kamar Taehyung yang masih tertutup rapat.

"Tidak biasanya dia belum bangun, apa dia baik-baik saja?" gumam Jimin. "Aish, pasti Taehyung kena marah lagi sama Yoongi Hyung, padahal itu bukan kesalahannya."

Jimin tampak menyesal, ia sudah hafal betul bagaimana sikap Yoongi pada Taehyung. Rasa bersalah tiba-tiba saja hinggap di hatinya, Jimin mulai melangkahkan kakinya menuju kamar Taehyung.

"Apa aku minta maaf saja, yah?" gumamnya, Jimin mulai memegang knop pintu itu dan membuka pintunya.

"Aku masuk yah, Tae."

Hening, tidak ada jawaban dari Taehyung. Jimin semakin membuka lebar pintu itu dan memasuki kamarnya.

"Taehyung-ah, kau ... omo! Yaa! Taehyung-ah!" Jimin memekik kaget melihat Taehyung yang sudah terkulai lemas di lantai, jantungnya berdegup lebih cepat melihat wajah Taehyung yang begitu pucat.

"Ireona! Taehyung-ah! Hiks, ireona Taehyung-ah! Ireona!" Jimin menepuk-nepuk pipi Taehyung dan mencoba menyadarkannya. Ia duduk di lantai dan menjadikan pahanya sebagai bantal untuk Taehyung.

"Hiks, Yoongi Hyung! Tolong! Hiks, Yoongi Hyung! Hiks, Taehyung-ah. Jebal, sadarlah, hiks ...." Jimin meneteskan air matanya melihat kondisi Taehyung, ia terus menepuk pipi Taehyung dan mencoba menyadarkannya.

"Taehyung-ah! Hiks, ireona! Hiks ... T-taehyung ... YOONGI HYUNG! APA KAU TIDAK MENDENGARKU, EOH?!" teriak Jimin, tak lama kemudian Yoongi berlari tergesa-gesa mendengar teriakan sang adik.

"Hah, hah. Waeyo? Kau, kau baik-baik saja, Jimin-ah?!" ujar Yoongi begitu sampai di kamar Taehyung.

"T-taehyung, hiks. Jebal, s-selamatkan dia, Hyung ...," isak Jimin, Yoongi hanya terdiam kemudian melihat Taehyung yang sudah tergolek lemah di pangkuan Jimin.

"Apa yang kau lakukan, Hyung?! Hiks, palli selamatkan adik kita! Hiks ... Taehyung ... hiks ... hah ...."

"Oke, oke, jangan menangis, Saeng. Kau bisa sesak nanti," ujar Yoongi khawatir.

Ia melangkah maju, kemudian mengangkat tubuh Taehyung dari pangkuan Jimin. Sejenak ia menatap wajah sang adik yang sudah pucat pasi itu, kemudian pergi diikuti dengan Jimin di belakangnya.










Tbc ....

Ekhem, btw aku kecepetan atau kerajian up gak sih? Soalnya aku sendiri kalau nunggu ff on going tuh sampe seminggu atau bahkan sampe sebulan loh.

Tapi ini aku up tiap hari, pada bosen gk yah? Wkwk:v

Hyung✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang