"Keadaan pasien baik-baik saja, bahkan sekarang adik anda sudah melewati masa kritisnya. Jika Tuan terus mengajak pasien berbicara, mungkin dalam waktu kurang lebih seminggu pasien akan segera sadar, Tuan," ucap sang Dokter, membuat Seokjin dan Taehyung tersenyum senang.
"Terima kasih, terima kasih banyak, Dokter," jawab Seokjin seraya menjabat Dokter di hadapannya. "Apa saya bisa menemuinya?" lanjutnya.
"Tentu saja, saya permisi." Dokter itu pun pergi, sementara Seokjin langsung masuk kedalam ruang rawat Jungkook.
"Taehyung-ah, A-appa ...."
"Kita bicara di tempat lain, Appa," ujar Taehyung. Jaehyun pun mengangguk. Keduanya pergi dari hadapan ruang rawat Jungkook menuju tempat yang lebih sepi.
*****
Jaehyun hanya bisa terdiam di depan sang putra, saat ini kedua anak dan ayah itu tengah duduk di bangku taman rumah sakit. Namun, sampai sekarang hanya ada keheningan di antara mereka berdua."Apa tidak ada yang ingin Appa katakan pada Tae, eoh?" tanya Taehyung terkesan mengintimidasi. Ia tidak ingin berburuk sangka dulu pada sang ayah, meskipun Taehyung sendirilah yang melihat ayahnya tengah berdiri tepat di samping Jungkook dengan masker oksigen dibtangannya.
"Appa? Kenapa Appa hanya diam saja?"
Diamnya Jaehyun benar-benar membuat Taehyung bingung, tidak! Tidak mungkinkan ayahnya akan sejahat itu?
"Jawab Tae, Appa. Apa Appa sengaja mele-"
"Tidak, Appa tidak melakukan itu, Taehyung-ah. Sungguh, percayalah," potong Jaehyun.
"Saat Appa masuk ke dalam ruangan ICU keadaan Jungkook sudah seperti itu. Appa hanya meninggalkan Jungkook sebentar saja, tapi ... tapi ... Appa tidak tahu apa yang terjadi. Percayalah pada Appa Tae, Appa--"
Jaehyun menundukkan kepalanya, punggungnya yang bergetar membuat Taehyung seketika luluh dan mempercayai apa pun yang sang ayah katakan padanya.
Taehyung memeluk erat tubuh ayahnya, berkali-kali ia meminta maaf karna merasa telah menyakiti perasaan sang ayah.
"Maafkan Tae, Appa. Tae tidak bermaksud menuduh Appa, Tae ... Tae hanya takut Appa. Hiks ... maafkan Tae," isak Taehyung.
Tidak tahukah jika saat ini Jaehyun tengah tersenyum licik di belakangnya? Hati Taehyung terlalu lemah, ia bahkan tidak menyadari jika ayahnya sendiri tengah mengelabuhinya sekarang.
"Gwaenchana, Tae," ujar Jaehyun seraya mengelus lembut punggung Taehyung.
"Terima kasih, Appa," balas Taehyung melepaskan pelukan mereka.
"Lebih baik kita pulang sekarang. Appa pasti lelah. Taehyung pamit ke Seokjin Hyung dulu."
Jaehyun pun mengangguk, Taehyung mulai bangkit dari duduknya kemudian kembali ke ruang ICU guna menemui Seokjin.
"Dasar bodoh!"
*****
Ruang ICU."Eum, sebelum pergi. Bolehkah Tae berbicara dengan Kookie dulu, Seokjin Hyung?"
Seokjin mengangguk. "Tentu saja, Kookie pasti juga merindukan Taetae Hyungnya."
"Terima kasih, Hyung. Dan soal tadi--"
"Hyung percaya padamu, kau pasti tidak akan memihak siapapun jika memang dialah yang bersalah," potong Seokjin, membuat Taehyung mengercitkan dahinya.
Namun, belum sempat Taehyung bertanya. Seokjin sudah lebih dulu pergi dari ruangan itu dan meninggalkan Taehyung di sana.
Taehyung pun mulai beranjak dari tempatnya, ia mengambil posisi duduk di samping Jungkook sembari menggenggam erat jari jemari namja kelinci itu.
"Kau tidak lelah terus tidur begini, eoh? Kau tau, Hyung lebih suka Kookie yang menyebalkan daripada Kookie yang lemah seperti ini," lirih Taehyung seraya mengusap lembut punggung tangan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung✅
FanfictionTaehyung tidak tahu apa kesalahannya. Tak tahu, kenapa ia diperlakukan berbeda oleh sang Kakak. Yang Taehyung tahu, Kim Yoongi--sang Kakak--amat sangat membencinya. Start : 28 september 2019 End : 15 Desember 2019.