[Yoongi pov]"Jantung pasien sudah semakin rusak, dan dengan berat hati saya mengatakan jika keadaan adik anda saat ini sedang kritis."
Seperti tertimpa beribu-ribu beton, tubuhku langsung limbung setelah mendengar perkataan dari Dr. Kang. Hatiku seakan hancur. Demi apa pun, aku benar-benar tidak terima kenyataan ini menimpa adikku.
"Anda baik-baik saja, Tuan?"
Aku hanya mengangguk lemah menanggapi pertanyaan Dr. Kang. Aku menghapus kasar air mataku kemudian berlalu dari hadapan Dr. Kang.
"Jangan lagi, hiks ... jebal, jangan lagi."
Aku terus melangkah di sepanjang koridor rumah sakit dengan air mata yang tak bisa kutahan lagi. Persetan dengan pandangan semua orang terhadapku, aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan emosiku lagi.
"J-jangan ambil Jimin dari Yoongi Eomma,." Langkahku terhenti di sebuah taman rumah sakit yang cukup sepi, tubuhku langsung ambruk begitu saja di sana. Aku bersimpuh dan berkali-kali memukuli dadaku sendiri guna menghilangkan rasa sesak di sana.
Lemah, mungkin itulah kata yang pantas menggambarkan keadaanku sekarang. Tidak banyak orang yang mengetahui sisi lainku, karna aku hanya bisa menangis seperti ini hanya untuk orang yang benar-benar berarti dalam hidupku. Dan, Jimin adalah salah satu dari orang-orang itu. Atau mungkin, hanya Jimin lah satu-satunya orang yang paling berarti dalam hidupku setelah kepergian Eomma.
"J-jangan ambil Jimin, Eomma. Y-yoongi janji akan menjaganya ... Y-yoongi juga akan memberikan seluruh kasih sayang yang tidak bisa Eomma berikan pada Jimin. T-tapi jebal, hiks ... jangan ambil Jimin Eomma ... hiks ...."
Kenapa rasanya sesak sekali? Napasku seakan tercekat meskipun sudah berulang kali aku memukuli dadaku ini. Bukan hanya sesak, tapi rasa takut kehilangan benar-benar telah menghantuiku. Tidak, aku sungguh tidak bisa jika harus kehilangan Jimin. Hanya Jimin lah satu-satunya alasan dari kebahagiaan dan juga hidupku, jika Tuhan juga mengambilnya dariku. Maka, secara tidak langsung Tuhan juga telah mencabut paksa nyawaku.
"Tidak cukupkah kau mengambil Eomma dariku, hah? Kenapa kau seakan memusuhiku, Tuhan? Kenapa?!"
Kurasa Tuhan memang memusuhiku, entah kenapa ia selalu saja merusak kebahagiaanku. Banyak orang bilang Tuhan itu adil, bukan? Tapi kurasa tidak! Tuhan sama sekali tidak adil padaku, dari kecil yang aku rasakan hanyalah penderitaan! Dan sekalinya aku bahagia, apa dia juga akan merampasnya dariku? Bukankah itu tidak adil?!
"Argh!" Aku berteriak dan menjambak rambutku frustasi, kurasa aku akan gila jika terus-terusan seperti ini.
"Aku membencimu! Hiks, kenapa kau sangat tidak adil padaku? Dosa apa yang telah kulakukan hingga kau menghukumku seperti ini, hah?!"
Aku terus saja berteriak bak orang gila, sampai samar-samar aku mendengar suara yang tak asing masuk dalam indera pendengaranku.
"Hyung ...," ucapnya seraya menepuk pelan punggungku, aku refleks menoleh dan membuat mata kami saling bertemu.
Tanganku mengepal kuat melihat siapa orang di hadapanku, dan ... mata itu, wajah itu, semua yang ada padanya benar-benar mirip dengan seseorang yang telah menghancurkan kebahagiaan keluargaku. Setiap aku melihatnya, pasti aku akan teringat pada wanita brengsek yang telah berhasil mempora-porandakan kehidupanku!
Aku mulai bangkit dari dudukku, dan tanpa pikir panjang langsung menghantam pipinya dengan bogeman yang cukup kuat menggunakan tanganku.
"Kau ini kenapa, Hyung?!"
[Yoongi pov end]
*****
Taehyung berteriak tidak trima saat tiba-tiba Yoongi menonjoknya, ia mengusap darah di bibirnya dan menatap Yoongi dengan tatapan bingungnya. Bagaimana tidak? Ia baru saja sampai di rumah sakit dan menghampiri Yoongi yang tengah berteriak-teriak sendiri, tapi kenapa Yoongi malah memukulnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung✅
FanfictionTaehyung tidak tahu apa kesalahannya. Tak tahu, kenapa ia diperlakukan berbeda oleh sang Kakak. Yang Taehyung tahu, Kim Yoongi--sang Kakak--amat sangat membencinya. Start : 28 september 2019 End : 15 Desember 2019.