21

9.3K 958 13
                                    

Hari weekend seperti ini, seorang Park Jimin disibukkan oleh setumpuk tugas sekolah yang akan dikebut dalam sehari

Dirinya sudah menyiapkan 'amunisi' untuk menyerang musuh utama. Yaitu Tugas

Jimin menata setiap tugas yang ada, menjadi satu tumpukan tinggi di ujung meja belajarnya. Untuk cemilan sudah diletakkan di depan meja. Beberapa bahkan masih di dalam kantung plastik putih sedang, di samping kursi

Dengan santai, Jimin mengerjakan tugas yang diberikan semampunya. Yah, dia memang bukan yang terpintar sih. Tapi sedikit sedikit bisa lah, sedikit lebih pintar dari Taehyung mungkin?

Dirinya terkekeh. Kenapa jadi membandingkan diri dengan Taehyung?

Setelah kurang lebih dua tugas, dari dua mata pelajaran selesai. Terdengar suara ketukan pintu

Namun tidak ada suara orang memanggil.

Jimin yang hampir membukakan pintu begitu saja, kembali berlari tanpa suara. Mengambil tongkat baseball dari kolong tempat tidurnya dan kembali

Ketukan tersebut kembali terdengar

Jimin sudah berancang ancang. Dirinya bersiap dengan tongkat baseball ditangan kiri, dan tangan kanan membuka pintu.













Bugh.

"HUWAH! Kak Yoongi?"










**




Jimin melesat pergi mengambil kotak obat setelah mendudukkan Yoongi di sofa. Perasaan bersalah menggelayutinya

Meskipun tidak terkena kepala Yoongi, Jimin yakin. Pasti lengan kakak kelasnya itu —setidaknya sedikit— memar karena ulahnya

Jimin mendudukkan diri di sebelah kanan Yoongi. Membuka lengan jaket Yoongi hati hati, dan meringis sendiri

Lengan kanannya... Ungu.

"Kak... M-maaf kak Yoon" ujarnya seraya mulai mengobati memar tersebut

Yoongi sedari tadi masih diam. Belum merespon.

"Kak..."

Jimin takut takut menurunkan lengan jaket tersebut. Lalu berpindah tempat duduk, menjadi berseberangan. Berada tepat di depan Yoongi, dan meringis kecil

"Eung.. Kak—"

Yoongi menghela nafas keras. Membuat Jimin yang mau berbicara, berhenti begitu saja.

Tanpa sadar dirinya menahan nafas, sadar diri bahwa dirinya memang bersalah. Dan menunggu Yoongi memarahinya seperti pertemuan mereka di kelas Yoongi

"Kenapa?" tanya Yoongi pada akhirnya

Jimin menegak

"A... Itu, jadi tadi saya sedang mengerjakan tugas. A-ada suara pintu diketuk, tapi... tapi tidak ada suara orang memanggil..."

Yoongi menaikkan sebelah alis

"Jadi... jadi... Karena untuk berjaga jaga, saya membawa tongkat baseball dan ternyata yang datang...."

"Aku" sambung Yoongi

Yoongi berdiri. Maju melintasi meja ruang tamu Jimin, lalu mendekatkan wajah ke arah si pemilik rumah

Tangan kanannya terangkat, menyentil kening Jimin. Dan dengan tatapan datar, bibir yang lebih tua berkata

"Bodoh"

Lalu memasukkan tangan kedalam saku jaketnya lagi

Yoongi beranjak.

"Aku hanya mampir. Mengembalikan mochi darimu yang telah ku makan sore itu" ujarnya seraya keluar dari rumah Jimin

Tanpa pamit.

Jimin tersenyum.

Ada sticky notes berwarna kuning yang direkatkan dengan staples pada ujung kantungnya.

Jangan lupa bawakan aku mochi setiap hari mulai sekarang

—MYG
Ps. Seenak yang kau bawakan saat pertama






Ah.

Jadi yang membawakannya makanan ke ruang kesehatan waktu itu Yoongi? Bukan Taehyung?

Senyumnya makin melebar.







**
Mulmednya imoetttt :")

Mochi •YoonMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang