Hari weekend seperti ini, seorang Park Jimin disibukkan oleh setumpuk tugas sekolah yang akan dikebut dalam sehari
Dirinya sudah menyiapkan 'amunisi' untuk menyerang musuh utama. Yaitu Tugas
Jimin menata setiap tugas yang ada, menjadi satu tumpukan tinggi di ujung meja belajarnya. Untuk cemilan sudah diletakkan di depan meja. Beberapa bahkan masih di dalam kantung plastik putih sedang, di samping kursi
Dengan santai, Jimin mengerjakan tugas yang diberikan semampunya. Yah, dia memang bukan yang terpintar sih. Tapi sedikit sedikit bisa lah, sedikit lebih pintar dari Taehyung mungkin?
Dirinya terkekeh. Kenapa jadi membandingkan diri dengan Taehyung?
Setelah kurang lebih dua tugas, dari dua mata pelajaran selesai. Terdengar suara ketukan pintu
Namun tidak ada suara orang memanggil.
Jimin yang hampir membukakan pintu begitu saja, kembali berlari tanpa suara. Mengambil tongkat baseball dari kolong tempat tidurnya dan kembali
Ketukan tersebut kembali terdengar
Jimin sudah berancang ancang. Dirinya bersiap dengan tongkat baseball ditangan kiri, dan tangan kanan membuka pintu.
Bugh.
"HUWAH! Kak Yoongi?"
**
Jimin melesat pergi mengambil kotak obat setelah mendudukkan Yoongi di sofa. Perasaan bersalah menggelayutinya
Meskipun tidak terkena kepala Yoongi, Jimin yakin. Pasti lengan kakak kelasnya itu —setidaknya sedikit— memar karena ulahnya
Jimin mendudukkan diri di sebelah kanan Yoongi. Membuka lengan jaket Yoongi hati hati, dan meringis sendiri
Lengan kanannya... Ungu.
"Kak... M-maaf kak Yoon" ujarnya seraya mulai mengobati memar tersebut
Yoongi sedari tadi masih diam. Belum merespon.
"Kak..."
Jimin takut takut menurunkan lengan jaket tersebut. Lalu berpindah tempat duduk, menjadi berseberangan. Berada tepat di depan Yoongi, dan meringis kecil
"Eung.. Kak—"
Yoongi menghela nafas keras. Membuat Jimin yang mau berbicara, berhenti begitu saja.
Tanpa sadar dirinya menahan nafas, sadar diri bahwa dirinya memang bersalah. Dan menunggu Yoongi memarahinya seperti pertemuan mereka di kelas Yoongi
"Kenapa?" tanya Yoongi pada akhirnya
Jimin menegak
"A... Itu, jadi tadi saya sedang mengerjakan tugas. A-ada suara pintu diketuk, tapi... tapi tidak ada suara orang memanggil..."
Yoongi menaikkan sebelah alis
"Jadi... jadi... Karena untuk berjaga jaga, saya membawa tongkat baseball dan ternyata yang datang...."
"Aku" sambung Yoongi
Yoongi berdiri. Maju melintasi meja ruang tamu Jimin, lalu mendekatkan wajah ke arah si pemilik rumah
Tangan kanannya terangkat, menyentil kening Jimin. Dan dengan tatapan datar, bibir yang lebih tua berkata
"Bodoh"
Lalu memasukkan tangan kedalam saku jaketnya lagi
Yoongi beranjak.
"Aku hanya mampir. Mengembalikan mochi darimu yang telah ku makan sore itu" ujarnya seraya keluar dari rumah Jimin
Tanpa pamit.
Jimin tersenyum.
Ada sticky notes berwarna kuning yang direkatkan dengan staples pada ujung kantungnya.
Jangan lupa bawakan aku mochi setiap hari mulai sekarang
—MYG
Ps. Seenak yang kau bawakan saat pertamaAh.
Jadi yang membawakannya makanan ke ruang kesehatan waktu itu Yoongi? Bukan Taehyung?
Senyumnya makin melebar.
**
Mulmednya imoetttt :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Mochi •YoonMin [END]
FanfictionKau tau Mochi? Kue bulat, yang kenyal, dan biasanya berwarna putih. Rasanya? Hm, awalnya aku tidak suka. Yah, aku tidak menyukai makanan manis Tapi. Apa kalian pernah membayangkan melihat Mochi dalam wujud manusia? Jika belum, mari ikut aku. Aku sud...