Yoongi dan Jimin turun dari bianglala, senyum Jimin merekah karena sempat mendapat beberapa foto Yoongi di dalam bianglala tadi. Tidak terlalu terlihat sih background nya karena tempat yang sempi, tapi Jimin senang.
Yoongi mengajak mampir sebentar karena langit sudah cukup gelap, dan mulai sekarang... Yoongi akan lebih peduli dengan orang disekitar nya, mungkin.
Keduanya duduk disalah satu restoran tteobokki yang baru buka saat perjalanan pulang ke rumah, Jimin iya iya saja saat diajak ke tempat itu. Alasannya adalah, Jimin kelaparan
Yoongi memilih tempat yang berada dilantai atas, mencari view yang bagus karena sedari tadi Jiminnya tak henti hentinya memegang kamera polaroid dan memotret.
Jimin tidak memperhatikan apa yang dipesan Yoongi, terlalu sibuk merasakan hembusan angin yang memainkan rambutnya dengan usil
Tersenyum tertahan. Yoongi menyamakan pesanan keduanya
Tteobokki cheese,
Sengaja. Ingin memanjakan Jimin dan dirinya sendiri
Yoongi meraih kamera polaroid yang tergeletak begitu saja diatas meja, mengarahkannya pada Jimin yang masih tersenyum riang karena helaian rambutnya dimainkan oleh angin malam
Yoongi menunggu hasilnya keluar, tersenyum miring saat melihat wajah terkejut Jimin dengan mata yang membulat. Meskipun tetap sipit
Lucu sekali.
Yoongi terkekeh pelan saat Jimin dengan cepat mengambil kameranya, padahal hasil jepretan sudah berada ditangan Yoongi
"K-kak! Wajah ku.... pasti sedang nggak beraturan ya? Yaampun, dibuang saja ya? Lalu kita berfoto lagi, Please?"
Yoongi hampir luluh. Bahkan sudah luluh, di dalam hati. Namun, tentu saja hasil karya Min Yoongi tidak boleh dibuang begitu saja. Kenapa Yoongi harus menuruti untuk membuang fotonya, jika Yoongi bisa membuat lebih banyak foto meskipun menentang Jimin?
Jika Jimin tidak menyerahkan kamera polaroid miliknya Yoongi juga tidak ambil pusing, Yoongi rasa kamera handphone miliknya setidaknya cukup untuk memotret 'keindahan' Jimin.
"Kak! Jangan diam saja, ayo serahkaaaaan!" Jimin merengek
Yoongi tetap memasang wajah tegar, lalu berdehem pelan. Menatap makanan didepan nya yang baru saja tiba
"Selamat makan"
"Kak Yoon!"
"Jiminnie, makan"
Deg.
Jimin seperti membatu.
Tadi... Yoongi bilang apa? Jiminnie?
Ji-min-nie?
J i m i n n i e?
Jimin berdehem pelan, lalu mengalihkan kegugupan dengan memotret makanan dihadapannya. Sial. Apakah Yoongi tau pipinya tersipu?
Rasanya Jimin mau loncat saja sangking malunya, tapi... ini di lantai dua restoran. Jimin takut patah tulang
"Selamat makan kak Yoon" gumam Jimin pelan
Yoongi yang sudah menyuapkan tteok kelima nya hampir saja tersenyum lebar sambil mencubit pipi gembil Jimin, tapi bibirnya mati matian menahan senyum yang ingin menerobos keluar dengan kurang ajar nya.
"Park, enak?"
Jimin menatap Yoongi sambil sibuk merunduk, menjaga agar kuah yang sudah berada disendok dengan baik dan siap dimasukkan ke mulut tidak jatuh.
Ya tuhan.
Yoongi itu, meskipun sebenarnya dingin dan sering sarkas hatinya sering tidak kuat melihat Jimin. Apalagi Jimin yang teramat mengemaskan seperti anak anjing minta dipungut
"Maaf kak Yoon aku baru selesai mengunyah, enak kok. Tapi, aku lebih suka... makanan buatanmu" ujarnya seraya tersenyum meringis
"Aish, jangan terlalu imut" gumam Yoongi pelan seraya mengusak rambut Jimin pelan
Jimin menatap Yoongi lekat, merasakan usapan lembut dari tangan besar kakak kelasnya. Lalu tersenyum
"Setelah ini... kita foto berdua ya kak?"
Dan bagaimana bisa Yoongi mengatakan 'tidak' akan permintaan Jimin tersebut?
**
Males bgt cari fotonya :" males edit rambut, dll :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Mochi •YoonMin [END]
FanfictionKau tau Mochi? Kue bulat, yang kenyal, dan biasanya berwarna putih. Rasanya? Hm, awalnya aku tidak suka. Yah, aku tidak menyukai makanan manis Tapi. Apa kalian pernah membayangkan melihat Mochi dalam wujud manusia? Jika belum, mari ikut aku. Aku sud...