Jimin kembali mematut dirinya pada cermin dihadapannya.
Celana jeans hitam dengan kaus oblong putih, ditambah tas kecil berwarna coklat. Tidak berlebihan bukan? Namun juga tidak terlihat bahwa Jimin malas pergi bukan? Jimin hanya ingin merasa nyaman saja mengenakan pakaian yang dipilihnya
Tak berselang lama, ketukan pintu terdengar membuat Jimin bergegas berpamitan dan menjinjing sepatu converse putihnya
Jimin tersenyum lebar. Menyambut Yoongi yang berpenampilan tak jauh berbeda dari dirinya
Kaus oblong hitam, jeans hitam, sling bag merah, dan converse putih. Simple
Yoongi memasukkan tangannya ke saku celana, menunggu Jimin yang sibuk mengenakan sepatunya. Mengamati pemuda yang lebih muda
Keduanya berjalan beriringan. Sore hari ini langitnya tampak cerah, dan udaranya begitu sejuk. Sepertinya merestui kedua sejoli ini untuk pergi berkencan.
Jimin sudah sibuk memamerkan polaroid nya. Tidak secara langsung, namun sedari awal tadi Jimin sudah banyak bertingkah. Dari memotret awan, berpura pura melangkah pelan agar bisa memotret Yoongi namun selalu ketahuan, dan kode yang paling keras adalah mengobrol dengan membahas tentang foto memfoto
"Kak, kakak lebih suka foto selfie atau difotokan?"
Yoongi meraih permen kapas yang sedari tadi ingin dibelinya entah kenapa, dan memberikannya kepada Jimin setelah dibuka.
"Tidak suka keduanya. Memangnya selfie itu bagaimana?"
"Hah?! Kak Yoongi tidak pernah selfie?"
Yoongi mendecak. Lalu mencoba segumpal kecil permen kapas ditangan Jimin, penasaran juga rasanya.
"Kak Yoon! Masa tidak pernah difoto sih?"
"Tidak pernah Jimin, mungkin pernah saat bertanding? Tapi aku tidak tau, ku pikir mungkin untuk keperluan klub jurnalistik"
Jimin mendecak sebal. Lalu mampir ke sebuah stand jus buah, keduanya berdiri menunggu dalam diam. Namun Jimin terus menyumpah dalam hati, dengan bibir mengerucut
Klub sial. Harusnya yang mendapat foto pertama kak Yoongi kan aku?!
Yoongi sadar Jimin cemberut. Tapi dia sendiri tidak tau apa penyebabnya, mungkin dia belum makan? Jadi kelaparan dan tidak bisa menahannya, lalu kesal.
Hingga Jimin memutuskan ingin naik bianglala.
Namun Yoongi menolak.
"Kak Yoon! Ayooooo, nanti bagus tau diatas sana kita bisa lihat seluruh kota!"
"Berlebihan. Tidak sampai seluruh kota, tingginya saja hanya segitu"
Jimin menarik narik kaus Yoongi gemas, masih berusaha.
"Kak Yoon, ayo! Dari tadi kita belum naik apa apa, aku ingin naik itu"
"Naik sendiri"
Jimin mendecak sebal. Lalu melepaskan kaus Yoongi kasar, berjalan cepat seraya mengehentakkan kakinya ke tanah dengan keras. Menghampiri petugas untuk membeli tiket naik ke bianglala
Dia terus berfikiran 'mungkin lebih baik mengajak Taehyung atau Jongin' saat dirinya sudah duduk di bianglala. Hingga tersentak kaget saat ada seorang pemuda berkaus hitam tiba tiba masuk begitu saja dan duduk dihadapannya
"Jimin"
"..."
"Park"
"..."
"Park Jimin"
Jimin berpura pura melihat ke arah jendela yang memang ada di sisi kiri dan kanan bianglala, lalu memotret nya.
Saat hampir sampai dipuncak, Yoongi mendecak lalu menatap Jimin intens seraya mempersempit jarak diantara mereka.Tangannya menggenggam kamera polaroid Jimin, perlahan memindahkannya kebelakang badan.
"Park Jimin" bisik nya pelan.
Hembusan nafas Yoongi mengenai tepat didepan bibir Jimin yang setengah terbuka, si empunya terlalu blank karena tiba tiba wajah Yoongi sudah tak berjarak didepan nya.
Tanpa aba aba, Yoongi memajukan kepalanya. Menempelkan bibir mereka selama beberapa detik.
Dalam hati diam diam keduanya saling menghitung. Menunggu salah satu dari mereka melepaskan kecupan tersebut
1
2
3
4
"Jimin" ujar Yoongi pelan. Menunggu yang lebih muda membuka matanya
Jimin gelagapan. Pipinya memerah, tangannya refleks memainkan resleting pada tasnya dan merundukkan kepala.
Yoongi mengusap pipi kanan Jimin pelan, menyusuri hari rahang nya dengan jari telunjuk. Lalu mendongakkannya.
Membiarkan mata berbinar dan wajah memerah itu menatapnya.
"Sesuatu yang sangat aku benci adalah diabaikan" ujar Yoongi datar
Jimin terdiam. Masih berusaha menunggu dan memperhatikan setiap kata yang akan keluar dari mulut lelaki pucat dihadapannya
"Paham?"
Jimin mengangguk. Dan Yoongi menurunkan kepala Jimin dari ujung jarinya.
"Sedari tadi kau membahas foto, kau ingin kita berfoto?" Tembak Yoongi cepat
Jimin tersenyum meringis. Mengambil kamera polaroid nya dari tangan Min Yoongi, lalu meletakkannya diatas paha. Jelas sekali
Park Jimin salah tingkah.
"Jimin, tolong dijawab. Aku tidak suka diabaikan, ingat?"
Dengan perlahan dan patah patah, Jimin mengangguk. Tidak berani menatap Yoongi, terlalu malu karena... mungkinkah tingkahnya terlalu kentara?
"Hah~ baik. Setelah ini oke? Atau kau ingin memotret ku sekarang?"
"I-itu... ter-terserah kakak..."
Yoongi berdehem pelan. Lalu tiba tiba memajukan wajahnya lagi
"Tapi satu foto, satu kecupan ya?" Ujar yang lebih tua seraya tersenyum manis
KAMU SEDANG MEMBACA
Mochi •YoonMin [END]
FanfictionKau tau Mochi? Kue bulat, yang kenyal, dan biasanya berwarna putih. Rasanya? Hm, awalnya aku tidak suka. Yah, aku tidak menyukai makanan manis Tapi. Apa kalian pernah membayangkan melihat Mochi dalam wujud manusia? Jika belum, mari ikut aku. Aku sud...