06

10.5K 1K 31
                                    

Taehyung menarik Jimin kearah ruang kesehatan, yang untungnya berada di lantai dua.

Ruang kesehatan sepi, hanya ada seorang penjaga yang memang biasa berjaga. Selain itu, tidak ada. Bahkan ranjang-ranjang di sana masih tertata sangat rapi, jelas belum ada yang menggunakannya

"Astaga! Jimin kenapa Tae?" Wanita berusia tiga puluhan itu berujar dengan sedikit panik

Pasalnya meskipun bergabung dengan ekskul basket, Jimin sama sekali tidak tengil seperti bocah-bocah basket kebanyakan. Tetap baik dan ramah, dan sering sekali membantu Tiffany—nama penjaga di ruang kesehatan— mencatat obat-obatan di sana. Biasanya saat Tiffany baru mendapat kiriman obat baru

"Biasa, dia kan terlalu baik. Jadi dimanfaatkan lagi deh." ucapnya santai

Taehyung duduk disalah satu ranjang dan segera merebahkan diri di sana. Dihadiahi pelototan Tiffany

"Heh, sepatunya!" tegur wanita tersebut

Taehyung melepas kilat sepatunya, lalu menutup wajahnya dengan lengan kanan

Tiffany mengalihkan perhatian kepada Jimin, yang duduk di salah satu kursi plastik berwarna abu-abu yang memang disediakan.

Kenapa kesannya malah Taehyung yang sakit dan Jimin yang menjenguk?

Wanita tersebut menarik salah satu kursi mendekat, dengan kotak obat di pangkuannya Tiffany memeriksa beberapa bagian tubuh Jimin. Pada saat wanita itu menyentuh perutnya, Jimin sedikit merintih

Tiffany tanpa segan membuka kemeja putih Jimin yang basah kuyup, lalu menatap perut Jimin ngeri.

"Lepas kemejamu, sepertinya masih ada persediaan kemeja putih di sini"

Tiffany beranjak. Tapi diam-diam iba kepada Jimin, perut pemuda itu...

Perut Jimin tertutup luka berbalut kasa, sepertinya sudah agak mengering makanya Jimin berani bermain basket lagi. Tapi... Entah bagaimana darah merembes pada perbannya

Tiffany kembali dengan satu set seragam, lalu menyuruh Jimin segera berganti. Di ruang kesehatan juga ada kamar mandinya

Setelah Jimin kembali, Tiffany mulai mengobati luka pada perut Jimin. Setelah selesai dan membereskan peralatannya, Tiffany memberikan secangkir teh kepada Jimin, yang dijawab ucapan terimakasih

"Jadi... Bagaimana lukamu bisa terbuka?" tanyanya kemudian

Jimin meringis kecil "Tidak sengaja, tiba-tiba perih lalu—

"Bohong" celetuk Taehyung masih dengan posisi berbaring

Jimin melotot dengan mata kecilnya, berusaha membuat Taehyung tutup mulut. Namun tidak dihiraukan

"Dia dikorbankan anak basket, lalu dilempar bola basket oleh salah satu kakak kelas" lapor Taehyung

Jimin hanya menyeruput tehnya, berpura-pura tidak mendengar

Tiffany menghela nafas "Dan? Pasti Jimin memaafkan pelakunya ya?"

Taehyung hanya mengangguk

"Seperti biasa, kau terlalu baik Jimin" Tiffany berkata, lalu beranjak keluar dengan surat izin di tangan

Mochi •YoonMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang