Hari ini hari Minggu.
Agenda mingguan Yoongi adalah berbaring dan menghemat tenaga untuk digunakan bekerja paruh waktu dan juga sekolah.
Namun Minggu kali ini berbeda. Ini masih pagi namun lelaki tersebut sudah berada di dalam ruang tamu Jimin, duduk nyaman disofa ruang tamunya dengan mulut sibuk mengunyah camilan dan mata tak lepas dari gerak gerik Park Jimin.
Jimin sedang mengerjakan tugas.
Bibirnya sesekali menggumam kan soal soal yang sulit, dengan kening berkerut, ataupun pensil yang ditusuk tusukkan ke pipi kanannya.
Kadang jika sudah benar benar kesulitan Jimin akan bertanya kepada Yoongi.
"Hah...." ujar Jimin seraya merenggangkan tangan kebelakang.
Jimin mengacak rambutnya, punggungnya pegal sekali karena sudah mengerjakan seluruh tugasnya minggu ini.
Lelaki itu menatap Yoongi.
"Kak, masih lapar?"
Yoongi mengangguk pelan
"Tapi bunda belum belanja makanan"
Yoongi tiba tiba berdiri, membereskan buku-buku Jimin dan alat menulisnya.
"Kak?"
"Ayo. Kita belanja"
"Di sini?"
Yoongi mengangguk. Menyapa petugas parkir yang ada di sana, yang dibalas sapaan ramah dengan lelaki tua itu
"Kak Yoongi biasa ke pasar?"
"Biasanya menemani ibuku, kasihan kalau dia mengangkat belanjaan sendiri"
Jimin menatap lelaki disampingnya takjub, dirinya saja sangat jarang berbelanja. Mungkin dia akan berbelanja malam, itupun jika ibunya benar benar sudah menyuruhnya cepat dan persediaan benar benar menipis.
Hari ini beda.
Dia berbelanja. Di pasar. Untuk pertama kalinya. Dan....
Dia tidak sendiri.
Jimin tersenyum ramah, menyapa ibu ibu penjual ikan yang sedang menimbang ikan yang dibeli Yoongi.
Yoongi sendiri, sibuk memilah ikan ikan segar yang akan dimasukkan timbangan. Dia benar benar selektif dalam memilih ikan yang akan dia masak untuk Jimin.
"Yoongi mengajak siapa?" Tanya ibu penjual ikan sambil membungkus ikan yang sudah ditimbang.
"Pacarku"
Ibu penjual ikan tersebut tersenyum menggoda, lalu mencolek pipi Jimin iseng. Membuat keduanya tertawa
Yoongi diam diam tersenyum melihat interaksi keduanya. Bahkan pacarnya itu tidak malu ataupun mengeluh ketika diajak ke pasar tradisional seperti ini. Wajahnya ceria, tidak terlihat jijik seperti kebanyakan orang yang tidak pernah ke pasar tradisional.
Yoongi menggenggam tangan Jimin di kanan, dan plastik penuh ikan di kiri.
Mereka beberapa kali berhenti di tempat penjual yang bahan bahannya dibutuhkan untuk membuat masakan yang diinginkan Yoongi.
"Kak... mau es itu" ujar Jimin saat keduanya akan keluar dari pasar. Jarinya menunjuk gerobak es dung dung
"Dua pak" ujar Yoongi saat keduanya berdiri di depan gerobak tersebut
Jimin berbinar mendapat es miliknya, lalu berinisiatif membawakan es milik Yoongi. Melihat bahwa kedua tangan Yoongi penuh dengan belanjaan keduanya.
"Yuk" ajak Jimin semangat
Keduanya menaiki angkutan umum untuk pulang. Sesekali Jimin menyodorkan es dung yang ada di tangannya pada Yoongi, dia pikir mungkin Yoongi ingin es dung juga karena dirinya makan didepan lelaki tersebut.
Jimin tidak tau. Bahwa meskipun Yoongi tidak menyukai makanan manis sekalipun, dia akan tetap memakannya asalkan itu dari tangan Jimin.
Selesai memasak, Yoongi mencuci tangannya diwastafel. Yoongi menata makanan yang telah dibuatnya sedemikian rupa
Jimin sendiri sudah tidak sabar memakan masakan Yoongi karena sedari tadi baunya sangat menggoda. Oh ya, jangan lupakan Jimin yang kesal karena tidak boleh membantu.
"Nanti tanganmu terluka, kau kan belum pernah memasak"
Begitu kata Yoongi. Jadi selama Yoongi memasak, Jimin bosan sekaligus penasaran. Bagaimana Yoongi bisa jago memasak? Padahal sangat jarang lelaki bisa memasak.
"Kak! Ini.... ini enak sekali!" Ujar Jimin sambil mengunyah ikan goreng
Padahal hanya ikan goreng. Namun Jimin sampai bisa tersenyum bahagia dengan mata berbinar seperti itu.
Setelah selesai makan, Jimin berinisiatif mencuci piring dan peralatan masak yang mereka gunakan. Karena Jimin merasa telah merepotkan Yoongi, dan sebagai tuan rumah yang tau diri tentu saja Jimin tidak ingin merepotkan hal yang lebih banyak.
Merasa momen yang pas, Yoongi memutuskan bertanya suatu hal yang sudah ditahannya sejak lama
"Jimin"
Jimin menutup pintu kulkas, mengeluarkan puding coklat dari sana.
"Ya kak?"
"Apa hubunganmu dengan Park Chanyeol?"
Jimin tersenyum tertahan.
"Dia.... orang yang berharga"
**
Sekali dimunculin ngerusuh dilapak orang. Dasar Chanyeol tidak tau diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mochi •YoonMin [END]
FanfictionKau tau Mochi? Kue bulat, yang kenyal, dan biasanya berwarna putih. Rasanya? Hm, awalnya aku tidak suka. Yah, aku tidak menyukai makanan manis Tapi. Apa kalian pernah membayangkan melihat Mochi dalam wujud manusia? Jika belum, mari ikut aku. Aku sud...