Jimin menaikkan kembali masker hitam yang awalnya berada di leher, meskipun demikian tulang pipinya masih tampak sangat tinggi. Alias dia masih tersenyum lebar dibalik masker
Yoongi mencubit nya dari kanan, karena sedari tadi tangannya gatal sekali ingin membungkus manusia disampingnya ini
"Kak! Nanti masker nya lepas" mata Jimin tampak panik lalu berbisik pada Yoongi "Bibir ku mungkin masih bengkak, tau"
Yoongi ikut mendekatkan wajahnya seraya berbisik "Kan kamu sudah setuju soal syaratnya waktu kita diatas bianglala"
Kamu
K A M U.
Tolong cubit kedua lengan Jimin sekeras mungkin agar dia sadar bahwa ini nyata. Ya tuhan! Ini pertama kalinya Jimin mendengar kata 'kamu' dari mulut Yoongi, biasanya hanya 'hei' atau 'kau' atau 'Jim' gitu.
"Hei, kok malah bengong? Jadinya mau bagaimana ini pulangnya"
Jimin mengerjap setelah beberapa kali Yoongi menjentikkan jari nya didepan muka Jimin, dan pemandangan pertama yang Jimin lihat adalah raut kebingungan seorang Min Yoongi yang mengamatinya
Fyi, kaki Jimin terkilir karena berlari menyelamatkan anak itik yang hampir tertabrak sebuah delman. Dan Yoongi terpaksa memapahnya sepanjang jalan keluar festival, karena Jimin tidak mau digendong
"Digendong saja ya?"
Jimin mencengkeram tasnya kuat kuat, dia ingin cepat pulang sebenarnya. Takut Yoongi pulang kemalaman juga. Tapi Jimin sadar diri bahwa dia termasuk gendut, Taehyung saja sering mengejeknya 'bantet'
Ragu - ragu Jimin meraih pundak Yoongi untuk berpegangan, jemari mungilnya mencengkeram kaus pada bahu Yoongi erat. Dengan malu dan canggung
"Sudah?" Tanya Yoongi seraya membetulkan posisi Jimin pada gendongannya
Tanpa aba aba Yoongi sengaja berpura pura hampir jatuh kedepan, membuat Jimin jantung an karena dikira Yoongi tidak kuat menahan bebannya. Menyebabkan, pegangan Jimin yang awalnya berada dikaus berubah menjadi rangkulan pada leher Yoongi
"Makanya, kalau ditanya segera dijawab" ujar Yoongi enteng
Jimin mendusel kan kepalanya keleher Yoongi karena malu, menggumam disana. Menyumpah i Yoongi karena terlalu malu
Tanpa tau efek bagi Min Yoongi
"Jimin"
Jimin mendongak, merasakan perbedaan suara pada Yoongi kali ini. Suaranya... Berat dan sedikit serak.
"Jangan mendusel pada leherku saat sedang dijalan, tidak ingin ku turunkan bukan?"
Jimin kembali memeluk leher Yoongi erat sebagai jawaban. Lalu terkekeh pelan, masih di leher Yoongi
"Jimin"
"Iya kak Yoon?"
"Tau tidak, aku bisa turn on kalau leherku terus ditiup"
"Hehe, ayo jalan"
Yoongi tersenyum tertahan. Pengalihan macam apa itu? Yoongi seratus persen yakin bahwa Jimin paham apa yang dimaksud 'turn on' oleh Yoongi.
Yah. Yoongi tidak berbohong sih.
Melihat Jimin merengek saja Yoongi rasanya mau membungkus, lalu mengikatnya dalam kamarnya. Agar Jimin tidak diketahui siapa siapa
Apalagi didusel sekaligus ditiup pada leher? Dengan nada riang gembira ala Jimin?
Yoongi mengumpat dalam hati berkali kali sedari tadi, menyumpah karena Jimin begitu tidak peka.
Sangat tidak peka, hingga sekarang lelaki manis itu malah tertidur dengan kepala bersandar pada leher Yoongi dan menghadap pada leher kanan Yoongi.
Oh dan jangan lupakan helaan nafas hangat dari Jimin yang membuat Yoongi bisa gila
In Jimin's dream
Bulu kucing orange ini lembut sekali... beruntung aku bisa menaikinya sampai rumah. Meskipun aku tidak tau kenapa kucing ini tiba tiba baik dan menawarkan tumpangan kepadaku
Setidaknya kakiku tidak capek dan bulunya empuk.
**
Gemes bgt cepet cepet publish anjer.Buku ke-2 END :)
Terimakasih atas segala vote, komen, dan semuanya yang membuat diriku semangat apdet :*
/peluk online satu satuMasih punya tanggungan foto foto Yunmin :)
Tapi ku malas edit Had3h.What is next? :)
-NyarukoNyan 🐈
KAMU SEDANG MEMBACA
Mochi •YoonMin [END]
FanfictionKau tau Mochi? Kue bulat, yang kenyal, dan biasanya berwarna putih. Rasanya? Hm, awalnya aku tidak suka. Yah, aku tidak menyukai makanan manis Tapi. Apa kalian pernah membayangkan melihat Mochi dalam wujud manusia? Jika belum, mari ikut aku. Aku sud...