Juli (3)

1.6K 87 9
                                    

Hari selasa pukul 06.45.

"ayo Ra, cepetan " ajak Aily tak sabar.
Neira berdecak sebal. Dia masih bergelut dengan tali sepatu.

" Iya iya ini udah" ucapnya ketika ikatan sepatu nya selesai.

"aelah lama bener lu, pantesan telat mulu"

"Gue ga ada yg bangunin anjir" sanggah Neira.

"Lagian kebo banget jadi orang. Suara alarm kencengnya kaya toa aja Lo ga denger" ucap Aily heran.

Aily menggandeng Neira keluar kos an. Neira hanya tersenyum kecil dan pasrah saja digeret temannya itu. Iya,mereka satu kosan. Kemaren aily baru pindahan.
.
.
.

Bel belum berbunyi,tapi tiba tiba saja datang 4 siswa memasuki kelas X Rpl 1. Neira melihat mereka tak percaya. Mereka adalah kakak kelas yg tempo hari. Dan ya cowok itu ada disana. Berdiri menatap semua siswa di kelas.

" Cogan anjir" celetuk Aily. Neira masih menatapnya.

" Lo kenal Ra?"

Neira menggeleng.

"assalamualaikum adek2, disini gue ama temen2 gue bakal nawarin klo semisal mau buat baju seangkatan " kata cowok agak gemuk disebelah cogan.

" yaelah, kenalan dulu kali" ucap teman sekelas Neira.

"oh iya lupa, kenalin gue Rian Syahban kelas XII akuntansi. Trus... " ucapnya terhenti sambil memandang temannya.

" ekhem.. Gua anak kelas XII juga, dari Rpl 2" ucapnya percaya diri.

" namanya goblok? Ini adkel pada nanyain nama" ujar cowok berkacamata.

"Anjir iye, nama gua Radi. Gausah pake nama lengkap " ujar si cogan disertai cengiran. Temen sekelas hanya menyimak malas, mungkin bisa dibilang hanya Neira dan Aily yg antusias.

Oh namanya Kak Radi,batin Neira

Dan tanpa diduga Radi sesekali melirik ke arah Neira dan aily. Dan keduanya salah tingkah. Radi tau dia diperhatikan, tapi ya anggap saja ga liat.

"wassalamuallaikum,, udah dulu ya. Nanti kabarin klo mau buat" tutup cowok berkacamata.

Selepas perginya keempat cowok tadi, kelas kembali ramai.

"astagfirullah nikmat tuhan emang gak main2" ujar Neira tersenyum antusias.

"sumpah bening abis" komentar Aily.

"ingin ku teriak"

"bernada anjir"

Hari hari berikutnya sama, kehidupan masa SMK. Bedanya Neira sama sekali tidak bersosialisasi, dia menutup diri. Bukan karena dia tidak mau berteman. Satu satunya teman hanyalah teman seperjuangan, Aily.

Hampir satu bulan lamanya Neira terlihat penyendiri. Dia tak bermaksud awalnya. Karena faktor susah adaptasi, dia seakan dikucilkan.

"Ra sesekali nimbrung sama anak lain dong"bujuk Aily

"anaknya yg gak enak diajak ngobrol " jawabnya acuh

"iya lu nya jgn gini dong, yg ramah kek. Biar enak gitu temenan, kita kan sekelas terus 3 thn" Aily tak berhenti membujuknya.

"mana coba Neira yg absurd, gila, cerewet, malu maluin, narsis, pede abis. Seingat gue Neira yg gue kenal gk kyk gini " lanjut Aily

" bukan Neira yg pendiem, cuek, gak pernah senyum, lu sakit gigi tiap hari hahh? " ujarnya sarkas.

Neira hanya menyimak. Enggan membahas ini, dia tau masalah teman ini memang merepotkan. Dia juga tak menyangka bisa sependiam ini.

" hahh nyebelin. Mager tau Ay sapa sana sini. Palingan juga yg Deket ke lo lagi " gumam Neira.

" Lo mah mager mendarah daging"

"Huhh, gue juga gk mau sendiri trus. Gue juga sadar klo gue butuh temen, gue udah berusaha ramah. Mereka dateng pas butuh aja, gue jamin lo gk percaya. Karena mereka gak gitu sama lo" akhirnya Neira angkat bicara.

"gue gak mau dipandang pendiem sama temen sekelas, tp dr awal gue udah sendiri Ay. Disini anaknya gak kyk temen kita di smp dulu " ucap Neira jujur.

" Lo ngerasa ga nyaman?" Aily kembali berbaring di samping Neira.

"Ya gitu,takut dibully gue tuh "

Senyum miring tersungging di wajah Aily.
Dia memandang tak percaya pada Neira.
" lo kenal gue berapa lama Ra? " tanyanya

" lebih dari 3 tahun " jawabnya polos

" Nah ga mungkin gue biarin Lo kena bully " ucap Aily berani.

" terus intinya gimana? Gue pesimis bisa masuk ke lingkungan mereka" kata Neira terus terang.

"Yaudah bedua aja lah. Kalo Lo ga nyaman ya gausah. Nanti malah ga jadi diri sendiri" Aily berkomentar.

Neira mengangguk pelan, memahami ucapan sahabatnya itu. Jujur saja dia akhir2 ini lebih tenang menyendiri. Walau memang susah jika ada tugas kelompok.

Akhirnya mereka berdua berbaring menghadap langit2 kamar kos an. Kamar itu hanya berukuran 3 x 4 m, yg hanya tersedia 1 kasur, 2 selimut, 2 guling, lemari, dan sebuah meja. Sederhana memang, tp ini lebih dari cukup.

Jarak kosan dan sekolah cukup dekat. Jalan kaki saja,tidak sampai 15 menit. Tidak terasa pula sudah satu bulan mereka jadi teman sekamar.

Selama sebulan itu pula mereka mulai mencari tau tentang sosok kakak kelas yg bernama Radi itu. Yah meski mereka jarang melihat dia.

Dan yg mereka ketahui hanyalah sebatas :
> Nama : Radi Dwi M (Radi)
> Kelas : XII Rpl 2
> Tahun lahir : 2002 (tau sebenernya tuh tglnya,tp keterlaluan ga sih. Ini aja bikin ga ijin sama dia)
> Pacar : inisial D (masih diselidiki)
> Kapten basket, jadwal setiap selasa.
> Penjaga gawang(keeper),jadwal setiap Senin.
> Kesempatan bertemu dipusatkan saat pergantian pelajaran di hari selasa.
> Kesempatan ngeliatin sepuasnya ketika abis jumatan sama temennya. (Masyaallah banget sih ini mah)
> Tak pernah melihat seniornya ibadah selain hari jumat, disimpulkan kurang iman > Kalau beruntung bisa papasan di kantin lantai dasar. (Rela aja turun dari lantai 3 buat liat Doi)
> Follow akun sosmed (Radi,temennya,pacarnya)

Dan ya meski tau sudah berpawang. Neira maupun aily tidak peduli. Toh mereka cuma mau menganggumi ciptaan tuhan. Kebetulan dia yg keliatan menonjol di SMK bakti. Yaudah kepoin dia aja.

Awalnya sih begitu. Niat awal Neira hanya untuk iseng iseng semata. Mencari kesenangan di tengah kejenuhan belajar.

TBC.

Publish : 23 Oktober 2019
Kejadian : 23 Juli 2019

Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang