Dear, Kakel

Mei (3)

Minggu pagi akhir Mei warga kampung halaman Neira berkumpul untuk salat idul fitri berjamaah. Suara takbir menggelegar bersahut sahutan. Memeriahkan hari kemenangan. Tua muda bermaaf maafan. Menjalin silaturahmi antar tetangga.

Pagi itu setelah acara sungkem ke ortu. Orang pertama yg Neira tuju adalah Anam alias Si Curut. Dicari di seisi rumah ternyata si kasep ini teh lagi main ama kucing. Langsung saja Neira ikut nimbrung.

"Bang, mau minta maap nih. Jarang2 loh ini "

" yaudah sok" sembari menyodorkan tangan

Neira menyambut uluran tangan besar itu
"si akang mah,, yaudah dede yg geulis ini teh mau minta maap atas kelakuan yg suka bikin akang marah. Suka tereak2, nyanyi ga jelas, intinya mah Neira salah kitu. Dimaafin ya akang ya? "

" hemm, Heunteu hoyong" (tidak mau)

"akang kasep pisan euy pagi ini. Teu heran maneh gaduh loba awewe" (abang ganteng banget pagi ini, pantes lo punya banyak cewek)

" halahhh pujianmu itu loh. Gak mempan. Restuin dulu gue ama si Sari "

" wah eta teh susah. Aing ga berani ngasi restu. Restu tetap ditangan ibu atuh. Kumaha akang mah "

" yaudah deh gue maafin"

"lah lu gak mau minta maaf? 😒 "sambil menggoyangkan tangan kanan Anam yg masih ia genggam

" gue tau gue gak punya salah"

Neira melepas kasar jabat tangan mereka
"sombong pisan, tadinya mau makasih ni udah beliin gue kucing. Jadi males kan"

"udah sono lu keliling kampung, males gue tiap hari liat muka dekil lo"

" lo tu ya, udah ga mau minta maaf. Blm jg gue maafin udah nambah dosa aja. Malaikat pasti semangat 45 noh nyatet dosa lo. Malaikat Raqib jadi gabut tuh, mungkin klo kita bisa denger dia ngomong pasti dia bakal ngomong gini 'kapan sih manusia satu ini mau berbuat baik. Capek gue mantengin tiap hari'. Kasian kan, dia gabut jadinya"

" Eh bocil. Lu sendiri udah berbuat baek blom? Sok2 an nyeramahin gue"

"sory mory finding dory mpok ary nih yee, gue klo beramal baek gak gue pamerin. Itu Riya namanya, biarlah malaikat dan tuhan yg tau " ucap Neira bangga
.
.
.

Satu hari itu Neira bersama kakak sepupunya, Gendis. Berkeliling ke penjuru desa. Tiap tahun mereka memang kerap kali bersama. Terkadang didampingi ibu keduanya. Gendis mungkin seumuran dg Vita. Dan tak lama lagi Gendis akan diboyong orang kota. Membuat Neira  merasa sedih, jika ditinggal sepupu satu2nya yg sgt memahami dirinya itu.

Kalau dihitung Neira mempunyai banyak sepupu. Tak heran karena kakek nenek nya dikaruniai 7 orang anak. Bapak Neira adalah anak ragil(terakhir) dr 7 bersaudara. Juga dari pihak ibu, ibu Neira merupakan 3 bersaudara. Alhasil Neira punya 16 sepupu. Diantaranya yg masih blm menikah ada 6. Oke lanjut

Hari pertama lebaran keluarga Neira langsung bergegas ke desa tetangga. Yg merupakan kerabat dekat. Satu orang yg seringkali membuat dia baper. Sepupu sendiri, Nicko Cahyo. Sepupu sekaligus kakel nya saat smp. Dan entah kebetulan atau apa dia teman sekelas Haikal (kak Jambul) semasa smp. Dunia sempit sekali ternyata.

Neira sering kali heran mengapa angkatan yg lulus tahun ini(thn 2020), sebagian besar anaknya asik dan kebanyakan cogan. Contohnya Nicko, Haikal, Radi, Dirga(kakel), Tio(fanboy), Dilan(nya Aily), Mas kantin(anak pemasaran), dan kakel lainnya.

"gimana kabarnya? Udah ada cowok? " tanya Nicko sembari berjabat tangan dg Neira. Neira menyahut dg senyum kikuknya.

" engga ada. Kyk ga tau gue aja"