Oktober

644 41 8
                                    

Tiba dihari kedua classmeet
Di selasa pagi Smk Bakti mengawali dengan lomba yg menarik. Seret kardus.

Dilomba itu Neira sempat ingin berpartisipasi. Namun akibat suatu hal ia mengurungkan niat.  Dan alasannya tak lain dan tak bukan ialah Radi. 

"hahhh? Khawatir ketauan? HEH lu siapa sih pede bener. Agen CIA? Berasa penting banget " cibir Aily

" yaudah si,, kan cuma waspada "

" bukannya lo sendiri yg bilang kita mau lempeng aja stalker in nya"

"ya seenggaknya gak keliatan amat "

" liat aja, kurang dari 24 jam kita pasti udah kuyub"

" Ketangkap basah maksud lo? "

Aily mengangguk yakin seakan perkataan nya akan terjadi.  Neira merespon dgn memutar bola matanya jengah. 

" cuy kita ngemper dimana ni? "tanya Neira

"apaan ngemper? Bahasa lo gitu amat"

"eh disono kayaknya enak tuh, strategis" lanjut Aily

"kuy lah,, tapi masa depan pintu gini " protes Neira

" halah gpp,, gak ngalangin jalan juga"

"orang lalu lalang kek gini gak ngalangin jalan? Pinter"

Akhirnya dengan terpaksa Neira tetap duduk disitu. Dan ternyata memang strategis mereka bisa dengan jelas melihat seluruh kegiatan lomba. 

"hehh lu mah main hp mulu,, ngapain sih neng? "

" elah mumpung ada wifi ini,, lancar banget. Mau lancarin misi dulu" jawab Neira tanpa melihat Aily

"eh eh udah mulai " kata Aily setengah teriak

Neira bangkit dan mengabadikan momen kocak itu.  Kakak kelas banyak yg bersorak sorai.  Mereka masih berdiri bersandar ke tembok belakang mereka. 

Kejadian itu diluar dugaan
Iya kejadian2 tak terduga itu memang hanya berselang sepersekian detik. 
Radi melangkah dengan santai
Melewati kedua gadis yg tercengang itu. 

Dia masih sama, dengan wajah dingin itu. 
Radi melewati mereka seolah kasat mata. 
Iya benar Radi memang mengkasat matakan mereka. 

Mereka ada namun tak dianggapnya
Mereka sejenis hantu dikamus Radi
Hanya pengusik kehidupan 

Dia tau apa saja kelakuan mereka
Tapi dia diam dia biarkan saja
Sebelum sampai kelewat batas dia akan diam.  Jangan sampai dia terusik karena ulah mereka. Pikirnya. 

Setelah melewati dua gadis tadi dia berhambur ke segerombol temannya
Dia mulai mengobrol dan tertawa

Sementara itu Neira hanya mampu menahan nafas.  Cukup membuat seluruh tubuhnya merasa gemetar tak nyaman. 
Dia bahkan masih mengontrol emosinya.  Ia tak mau berteriak layaknya orang gila. 

Ia mengamati Aily yg tak jauh berbeda dengannya.  Kala itu dia tertawa dalam batin. 

"katanya gak suka, katanya bukan cogan.  Kok dia lewat ampe segitunya " cibirnya

Perasaan meluap luap Neira tahan.  Ia bahkan memukul dadanya keras2 untuk mengalihkan debaran jantung yg tak karuan.

Kakinya lemas. Dia duduk disebelah pintu ruang BK.  Aily pun duduk disebelahnya. 
Neira mengamati interaksi gerombolan pemuda itu.  Dan tak sadar ia familiar dengan salah satu diantara mereka. 

Berakhirlah Neira sibuk stalker akun sosial media Radi. Lalu menelisik siapa saja teman2 nya. Ia baru menyadari bahwa Faris teman sekelasnya dekat dengan salah satu teman Radi. 

Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang