Desember (2)

557 43 0
                                    

Di minggu pagi Neira telah sibuk mengganti baju.  Dia tak mau terlalu tersorot seperti kemarin. 

Dia memilih jeans hitam, kemeja lengan panjang, tote bag, dan sneakers putih.  Neira meminta Bapaknya untuk mengantar sampai halte. 

Rumah Neira memang agak jauh dari jalan besar. Sehingga tidak memungkinkan untuk jalan kaki. 

"mau kemana to nduk? " tanya Bapak Neira

" ada acara di Smp pak " jawabnya seadanya

" kamu kan bisa pake motormu itu"

"sengaja Pak, mau bernostalgia naik bus"
Bapak Neira  kemudian menghidupkan motor bututnya. Walau tubuh bapaknya  itu sedang lelah, ia tetap mengantar anak gadisnya dengan sukarela. 

Sesampainya di halte Neira menunggu Aily beberapa menit lamanya.  Dua bus telah berlalu.  Saat Neira ingin menelpon, tiba tiba datang seorang  gadis berhoodie hitam menghampirinya. 

Aily menepuk pundak Neira. Dia mendongak kemudian memukul lengan Aily. 
"hehh katanya gak ngaret lo.  Gimana sih?"

"maap dirumah gak ada yg nganterin"

Tak berselang lama mereka melihat bus mulai mendekat.  Dalam bus mereka mengatur strategi agar tidak seperti kemarin.  Menurut Aily insiden kemarin karena segi penampilan mereka. 

"eh ternyata Si Laras mau barengan" celetuk Neira sembari membalas pesan Laras

"katanya mau agak siang"

"bomat lah, btw hampir sampe"

Bus berhenti tepat didepan sekolah mereka.  Lebih tepatnya Smp mereka. Didepan gerbang terlihat gadis berparas ayu dengan sebuah kain yg menutup rapat kepalanya.  Neira tersenyum melihatnya. 

Cantik. Batin Neira

Kala itu dia mengenakan semacam dress panjang yg tampak sempurna ditubuhnya. Neira kadang masih heran.  Apa yg menjadi alasan temannya ini berhijrah. 

"ehh ukhti udah sampai? " tanya Neira 

" cantik banget lo Ras, pake make up lu? " kata Aily

" kagak lah, gue anti bedak.  Emang lo lo pada yg pake berbagai macam alat itu"

"hehh ini muka natural yahh enak aja" ucap Neira sewot

"ini rambut dikucir bisa kali Ra" tegur Laras 
Neira hanya tersenyum. Benar dia membiarkan rambut panjangnya tergerai. Berbeda dengan Aily ia memilih menutupnya dengan hoodie. 

Mereka akhirnya masuk melalui belakang
Niat mereka adalah untuk memanjakan lidah yg sudah rindu dengan soto ibu kantin. 

"buk mau sotonya satu " pinta Aily

" urang juga atuh"

"siap atuh, pada geulis2 pisan. Udah punya gegandengan iye teh" gurau bu Sumi

"engga lah bu, malah disini kita lagi nyari adik kelas, ya gak Ras?, siapa tau ada yg cogan"

"hehh lo aja kali gue kagak " kata Aily

"lebih tepatnya si Laras bu"

"ihh apa sih bawa2 gue" ucapnya salah tingkah

Yah faktanya Laras memang tengah menaruh hati. Kurang lebih 2 tahun  menyimpan rasa. Bahkan sampai sudah lulus pun dia tetap berusaha mencari cara agar dapat mengunjungi Smp. 

Makanya saat tau ada acara Ultah Smp. Dia yg paling antusias mendatanginya.  Namun mirisnya sebut saja Rendy Si Degan (dedek ganteng). Rendy ini sangat dingin dan cuek terhadap Laras. 

Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang