November/End

460 22 25
                                    

Mobil itu melaju dengan santai. Membawa empat orang di dalamnya. Gadis itu pun tidak tau bisa berakhir satu mobil dengan mereka bertiga.

Mereka kini menuju kota Jogja. Kota yg selalu ingin Neira kunjungi. Gadis itu ingin melepas bosan, karena hidupnya yg hanya di dalam kamar.

Perjalanan ini menyenangkan, Neira tidak menyesal sama sekali. Awalnya.
Perjalanan di kota itu sungguh berkesan dan melelahkan.

"Abis ini kita ke mall deket sini yuk. Gue mau beli sepatu" Gadis berusia 20 tahun itu dengan ceria mengajak tiga orang lainnya berbelanja.

"Sepatu lagi? " tanya Anam jengah. Dia sudah sangat hafal akan kelakuan sepupunya itu.

Vita tersenyum jenaka. Lalu kembali sibuk dengan ponselnya. Mereka akhirnya benar-benar menuruti permintaan Vita.

3 gadis dan seorang pria berjalan beriringan. Beberapa kali keluar masuk toko. Setelah mendapat apa yg dicari, mereka memutuskan untuk makan.

"Anjir makanan disini mahal semua" Anam memulai pembicaraan.

"Iya, mana porsinya cuma segini. abis ini harus beli makan lagi, ga mau tau" ucap Sari.

"Kayaknya emang ga bakat makan makanan mewah deh. Selera kita terlalu melokal" komentar Neira yg disetujui bersama.

Di tengah pembicaraan soal harga makanan, Neira tidak sengaja melihat orang yg tampak familiar. Seorang pria dengan perempuan di sampingnya. Neira tidak bisa melihat jelas karena posisi mereka membelakangi dia.

Dengan jas almamater universitas Jogja. Kebetulan juga universitas itu adalah tempat Radi kuliah. Dia semakin memperhatikan dua orang yg sangat bahagia itu.

Neira berhasil melihat sekilas wajahnya, ketika pria itu menoleh. Betapa terkejutnya Neira ketika tahu orang itu ialah Radi.

"hahhh? Kak Radi?! "

" Kenapa Ra? " tanya Vita yg mendengar Neira berbicara barusan.

" enggak kok teh, gpp" Neira kembali mengamati dua orang yg tak jauh dari tempat duduk mereka.

"seriusan Kak Radi? Trus itu teh Andin? " Neira kembali dibuat penasaran. Pasalnya Andin, kekasih Radi harusnya ada di Bandung karena organisasi osis.

" gue bayar dulu ya" ucap Sari sebelum akhirnya berjalan ke kasir.

Neira bahkan sudah tidak peduli pada kakaknya yg mesra-mesraan didepannya. Neira masih menatap lekat orang disamping Radi.

"Bang, gue ke kamar mandi bentar" sebuah alasan ini adalah satu-satunya cara agar bisa memastikan siapa gadis itu.

"Jangan lama-lama woy" Neira tidak menggubris ucapan Anam.

Dia berusaha biasa saja ketika melewati meja dua orang itu. Saat berhasil melewatinya, Neira buru-buru menoleh.

Dia otomatis menghentikan langkahnya. Gadis itu bukanlah Andin, melainkan gadis yg belum pernah Neira lihat. Mereka tampak membicarakan sesuatu soal kuliah.

Neira tidak pikir panjang, dia berbalik dan langsung menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi dia hanya berdiri dan berpikir.

"mungkin temen kuliah. Iya bener temen kuliah. Ga mungkin Kak Radi selingkuh kan?"

Setelah bermenit-menit tak berguna itu, Neira hendak kembali. Sampai didekat meja Radi, Neira melirik sekilas.

Terlihat Radi dengan santai meletakkan sebelah tangannya di bahu 'teman kuliah' nya. Kini Neira tidak bisa lagi berpikir positif.

Apalagi tepat ketika Neira melewati mereka. Neira jelas mendengar panggilan sayang dari mulut cowok dingin itu. Jantung Neira berpacu cepat.

Dia melangkah terburu.
Akibatnya Neira malah tersandung kakinya sendiri. Membuat banyak pasang mata mulai mengamatinya.

Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang