Februari (2)

324 28 9
                                    

Senin menyapa kembali. Neira dan Aily susah payah  untuk menyelesaikan tugas mereka. Beruntung mereka dapat bantuan Laras dan Umi.

  Tugas  yg harus dikumpulkan hari ini. Dan ulah siapa?  siapa lagi kalau bukan wanita tua yg tak lain menjabat sebagai guru itu. Yg lebih memuakkan lagi dia tidak berhenti menyuruh siswa ini itu tanpa mengajarkanya lebih dulu. 

Dan video iklan kek setan tersebut akhirnya jadi juga. Peduli apa mereka atas kualitas video. Yg penting mereka sudah membuat dan semuanya selesai.  Karena yg paling berkesan adalah proses mendapatkannya.

"penuh perjuangan banget ya kita. Gue gak enak deh sama mereka berdua"

"apalagi Umi waktu itu keliatan lelah banget.  gimana ya? " tanya Neira

" udah deh nanti liat situasi"

Disore hari mereka numpang wifian, lagi. Setelah dirasa cukup mereka hendak pergi. Dan yg terjadi malah ketemu kakel. Yg sedang sibuk cuci tangan di wastafel.

Langkah Neira terhenti ketika dengan tajam Radi melirik kearah mereka. 

"Ra kabur!!! "

" hehh taikkk. Tungguin gue" Neira menyusul Aily kewalahan

Sampai didepan gerbang mereka menunggu cukup lama untuk menyebrang. Neira bergumam ditengah kebisingan.
"ngapain lo lari tadi? Dia kan makin yakin kita stalker. Malu malu in aja lu"

"biarin. Lebih malu2 in lo kali. Lo malah langsung ditegur ama orangnya langsung. Klo diposisi lo,, gue rasanya mau pindah planet aja udah"

Ketika sudah menyebrang. Entah karena apa leher Neira kembali menoleh ke gerbang sekolah. Disana nampak tiga orang siswa lengkap dengan seragam putih abunya.

"ya ampun Ay. Liat ke arah seberang jalan. Depan gerbang " pekiknya

" apaan? " dia heran ketika belum mengetahui sesuatu yg dimaksud Neira

" noh noh dibelakang" Neira mati2 an mengkode Aily agar tidak ketauan

"Masyaallah,, nikmat mana lagi yg engkau sembunyikan? "

Kalian tentu tau apa yg mereka lihat. Satu diantara mereka adalah Radi. Dua orang disamping kanan kirinya ialah, si ketua kelas dan Dilan. Ea Dilan lagi. Bukan Dilannya milea ya. Tidak taunya Radi menatap datar kearah dua gadis tersebut.  Neira yg amat paham ditatap demikian, gelagapan sendiri sembari  menggandeng Aily agar berjalan lebih cepat.

Skip Rabu

"solat ga lu? "

" solat kok" jawab Aily

"eh Aily ikut gue yuk" ajakan Nessa mendapat delikkan tak suka dari Neira

"enak aja lo. Aily sama gue mau solat. Lo solat  sekalian " sinis Neira

"santuy. Inget gue Kristen "

" lagian dari kemaren2 berdua mulu. Gue sendiri tau gak. Sandra juga sendiri tuh" ketus Neira

"yaudah yaudah gue balikin temen lo. Met solat"

Sampai ketika Aily sedang mengalirkan air untuk berwudhu. Mata Neira mengikuti langkah seseorang ditengah lapangan sana.  Senyum  indah terukir  diwajahnya. Anggap saja dia egois, karena tak berbagi wajah tampan itu pada Aily. Aily masih sibuk dengan air keran. 

Radi mendongakkan kepala tepat ke lantai tiga kelas Neira. Disana terlihat Faris berbincang, lebih tepatnya berteriak kearah Radi. Berteriak sekalipun Neira tidak tau apa yg mereka bicarakan. 

"woy buruan malah bengong " tepukan dibahu Neira membuatnya kaget

" siap siap. Duluan keatas gih"

Sekembali dari mushola mereka tidak sengaja melihat geng Radi di markasnya. Dari Koridor lantai dua ini mereka terlihat begitu jelas. Apalagi koridor sepi. Meski begitu mereka memelankan langkah.  Demi curi pandang ke arah gerombolan senior itu.

Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang