Agustus

251 18 26
                                    

Malam  itu  tiba tiba Anam menyela ketenangan Neira,  " Besok lo ikutan kan Dek?"

mendengar pertanyaan yg begitu tiba tiba membuat Neira sedikit galfok. " Ha naon?,ikut kemana?"

"Katanya mau ikut ke Dieng,jadi gak"

"oh yaudah"

Awalnya Neira gelisah, antara ingin pergi atau tidak,tapi akibat terlalu bosan dirumah dia memutuskan untuk ikut. toh buat refresh otak juga pikirnya. Namun  hatinya merasakan firasat buruk,karena pagi harinya ketika dia sudah siap dengan segala perlengkapan ada satu mahluk yg sudah ia prediksi dari jauh jauh hari. mahluk jamet alias Sari sebagai kekasih Anam.

"haihh kayaknya bener pilihan awal gue,mending dirumah rebahan. kalau seharian ama mereka bertiga apa gue ga bakal mati kutu" Neira saat ini hanya bisa pasrah karena mereka sudah terlalu jauh untuk kembali ke rumah. selama 30 menit lebih Neira bahkan masih betah menutup mulut. yg ia perhatikan hanyalah jalanan dan para pengendara yg melintas di sisi kanannya.

Di mobil itu ada dua gadis yg sibuk dengan berbagai alat make up,satu cowok sebagai supir dan Neira dengan dunianya. dia tak pernah masuk dalam pembicaraan. berbicara ketika ditanya,dan seadanya tanpa bertanya balik atau sekedar basa basi lainnya.

Meski dia amat tau ini adalah salah satu upaya Anam mendekatkan dirinya dengan si Sari tetap saja Neira ikut. dan itu amat terbukti karena beberapa kali Sari selalu melontarkan pertanyaan untuk memaksa Neira bicara. Sayangnya itu sama sekali tidak berpengaruh pada Neira.

Di sela sela kesibukan dua gadis yg bersolek itu,Neira dengan tenang bersila sambil memakan cemilan yg tersedia. Sembari sesekali melirik, Vita akhirnya bertanya,"mau coba make up?"

"ogah" jawaban singkat itu seketika mengakhiri percakapan. Vita kembali pada make upnya dan Neira kembali dengan cemilannya.

Sampai di destinasi wisata, ketika Vita dan Sari bergegas dengan penampilan yg fashionable, berbeda dengan Neira yg mengenakan jeans dan hoodie kebanggaannya. Menggambarkan anak rumahan yg sesungguhnya.

"gue ke toilet bentar,kalian duluan beli tiket" sesuai intruksi Anam, ketiga gadis membeli tiket untuk masuk ke destinasi wisata bernama Kawah Si Kidang. setelah selesai dengan urusan tiket,mereka segera memasuki pintu masuk disusul oleh Anam. Neira ingin putar balik, bau belerang yg begitu menyengat hampir membuat isi perutnya keluar. Beruntung Neira cepat2 menutup mulut. Masker yg dikenakan bahkan tidak menghalau bau sama sekali.

"gila bau banget" komentar Sari

"kuat gak? apa mau balik aja?"

"ya kali lah,udah bayar juga" celetuk Neira yg ternyata didengar oleh mereka

"kalo gitu yok lanjut"

Kawah yg terbentuk menyerupai lingkaran itu dipenuhi kepulan asap putih tebal. Anehnya disekitaran kawah bau belerang sama sekali tidak tercium. Tampilan Kawah Si Kidang itu sama saja dengan kawah pada umumnya, terdapat air mendidih berwarna putih keabuan serta kepulan asap.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang