Juni

316 26 19
                                    

Hujan dibulan Juni?
Layaknya judul film, bulan Juni kali ini juga masih hujan saja. Meski hanya beberapa kali. Untung lah pagi itu sedikit cerah. Pukul 10 pagi dua gadis itu telah berkendara untuk lebaran. Rumah pertama, milik teman si pengemudi.,alias Gendis. Yg ternyata hanya di desa tetangga.

"lahh kok belok ke sini?"
Tanya Neira terkejut

" Iya kita kesini dulu. Abisnya temen ku kemaren ke rumah, kan ga enak klo mba gak dateng juga kerumahnya. Padahal juga mba ga tau dimana rumah dia"

"Apa? Trus gimana? "

" katanya sih paling timur" Gendis telah menghentikan sepeda motornya dan hendak bertanya dg orang sekitar

Mereka berdua langsung menoleh ketika ada yg meneriakkan nama Gendis. Dan tunggu itu laki laki?. Benar  saja Neira terkejut ketika teman yg dimaksud Gendis itu laki laki.

Setelah dipersilahkan masuk, Neira duduk disamping Gendis dg canggung. Bayangkan saja tak jauh dari mereka,, ada beberapa anak cowok yg Neira kira itu teman dari pemilik rumah.

" ini siapa? " tiba tiba teman cowok Gendis menanyakan Neira. Kemudian Gendis menjawab

" Adikku"

" Kok gue ga pernah tau, btw orang mana? "

" kita satu desa kok.Dia anak rumahan, apalagi sekarang ngekos di kota. wajar kamu ga tau. "

"ngapain ngekos disana? "

" sekolah" ucap Neira Karena sedari tadi diam saja. Lalu dia kembali memanjakan matanya dg melihat beberapa gambar dan lukisan. Membiarkan dua insan itu entah membicarakan apa.

'wahhh jadi pingin gambar juga' batin Neira ketika terpana melihat karya si pemilik rumah. 

Karena sudah menjelang siang, mereka pamit dan menuju ke tempat kedua. Yaitu rumah Laras. Tahun lalu mereka berdua juga kesana.

Sampai dirumah sederhana nan asri itu Neira menunggu Gendis memarkirkan motor.  Neira mengetuk pintu, kemudian muncul sosok yg sudah lama sekali ia rindukan.

" Assalamualaikum "
Neira mengucap salam

" walaikumsalam, oh Neira. ayo masuk" Laras sedikit terkejut melihat tampilan Neira yg tidak seperti biasanya. Mungkin dia berpikir Neira salah kostum kah?. 

Karena tahun lalu pun Neira bahkan tidak mengenakan hijab seperti biasa. Namun sekarang, kain abu abu kini sempurna menutup surai indahnya. Cantik sekali. Gumam Laras dalam hati. Dia merasa nyaman melihat teman yg satu ini mau berhijab.

" ohh Neira"

"iya bu" Neira menyambut uluran tangan Ibu Laras. Beliau ramah juga rendah hati.

Akhirnya diruang tamu mereka duduk berempat. Neira berhadapan dg Laras dan Gendis berhadapan dg Ibu Laras.

"oh iya, gue mau minta drakor dong" ucap Neira to the point

"kebiasaan. Basa basi dulu kek" ucapnya sembari mengambil flashdisk ditangan Neira

" males"

Setelah berbincang kesana kemari, meski ada Gendis dan Ibu Laras. Radi tetap saja tak lepas dari pembahasan dua gadis itu.

"Ini gue kasih liat ketampanan kakel gue" Neira tersenyum bangga sembari memperlihatkan foto cowok di layar ponsel

"😅😇" Laras hanya senyum seadanya. Selepas itu tidak ada percakapan yg spesial. Neira dan Gendis pamit pulang.

" Gue pulang dulu ya "

" cepet banget ahh"

"udah lama juga. Yaudah gue pulang ya. Sini sini peluk dulu" tawarnya yg disambut bahagia oleh Laras.

Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang