November

429 39 3
                                    

Hari senin itu menjawab rasa tanya Aily
Aily penasaran, kapan dimana dan dengan siapa Radi berangkat sekolah. 

Tuhan memberitahunya ketika ia tidak sengaja sedang berada didekat jendela. 
Jendela kelasnya dapat memperlihatkan tempat parkir belakang sekolah. 

"Ra Ra,,, si R" pekiknya tertahan

"Berisik, gue lg gak mood" Neira nampak kesal

Tidak tau kenapa akhir akhir ini ia teringat Dirga.  Teman sekelas semasa Smpnya itu. 
Dia geli sendiri mengingat tingkah barbarnya. 

Terhitung seminggu sudah ia memikirkan Dirga. Padahal tidak ada sebab, bahkan tidak ada yg mengungkitnya.  Tiba tiba saja minggu lalu ia menggumamkan kata rindu untuk Dirga. 

Saat itu pun Aily dibuat pusing karena tingkah Neira yg tak bisa diam. 

Minggu lalu

"lo kenapa sih,, mau tidur aja ribet"
Keluh Aily yg  terusik oleh pergerakan Neira di kasur

"aduhh gue kena insomnia,gara2 Dirga juga sih"

"apaan? Dirga" Aily sedikit terkejut ketika nama Dirga disebut.  Pasalnya Neira tidak pernah gamblang menyebut namanya.

"Ay,, kayanya gue terserang rindu deh"

"idihh terserang rindu,, gausah ngaco lo udah tidur"

Keesokannya pun Neira masih dilanda gelisah.  Kemudian karena tak tahan ia mengecek semua aplikasi sosial media. Dia mengumpat karena Dirga itu jarang sekali berselancar didunia maya. 

Yg berhasil Neira temukan satu2 nya adalah akun Facebook.  Akhirnya setelah lelah stalker Dirga, dia mendapat nomor ponselnya. 

Meski begitu dia bahkan tidak punya keberanian. Sederet nomor itu lekat dipandangnya. Jari jarinya hanya menggantung diatas belasan huruf diponsel. Beberapa kali ia menghapus kembali rangkaian kata yg susah payah ia susun. 
  Sampai akhirnya berunding dengan Laras.  Dan terjadilah hal barbar berikutnya. 

Pipi Neira bersemu mengingat bagaimana malunya ketika mengirim pesan pada Dirga.  Padahal Neira tau dia akan mengabaikan. 
Tapi saat itu Neira sudah tak peduli juga.

Lamunnya terusik karena sebuah panggilan dari Aily.  Tubuhnya dipaksa berdiri, melangkah gontai menuruni tangga.  Suara riuh rendah terdengar disana sini. 

Puluhan mulut itu tidak berhenti bergerak
Bersahut sahutan memekakkan telinga
Tidak peduli dengan guru yg meneriaki mereka.  Neira malas berdiri terlalu lama. 
Dia ingin cepat cepat menyelesaikan kebiasaan ini. 

Matanya sibuk kesana kemari, menghilangkan bosan yg mendera.  Matanya berhenti berkeliling ketika menemukan hal menarik. 

Bukankah dia yg ada dilaman instagramnya ? Neira ingat, dia adalah salah satu teman seangkatan Radi.  Kalau tak salah mengingat namanya Tio Yoga saputra. 

Neira tertegun dengan polos setelah kepergok sedang memandanginya.  Tio menatap balik, Neira sedikit heran.  Mengapa ia tak mengalihkan pandang atau gugup.  Padahal ketika dengan Radi sungguh layaknya kepergok maling. 

"Hayo liatin siapa" Aily berdiri disampingnya sambil menggoda Neira, lengkap dalam wajah konyolnya. 

Neira menunjuk ke arah Tio menggunakan dagunya tanpa berkata lagi.  Dia melirik Aily yg siap dengan sejuta tanya di wajahnya.  Ia menoleh cepat, Neira melengos sengaja menambah rasa kepo Aily. 

Tiba tiba saja terasa getaran disaku rok. 
Keningnya berkerut,hey orang kuker mana kira kira jam segini menelpon? Upacara berjalan semestinya,, segala hal mengenai upacara memang benar adanya. 

Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang