Januari

403 33 0
                                    

Bulan penuh hujan ini  telah menyapa.  Januari identik dengan banyaknya orang menggunakan payung dan mantel hujan.  Membuat bumi basah dengan air yg melimpah ruah.  Di bulan ini kerap kali Neira melihat awan kelabu menggantung diangkasa.  Siap bertugas membasahi bumi. 

Mereka telah kembali melakukan rutinitas.
Sekolah sudah dimulai sejak hari itu.
Kamis itu Aily pun sedang memandang awan kelabu yg siap menyembur.  Namun sebelum hujan mengguyur suara menggelegar tak henti hentinya terdengar.  Dan itu membuat perut Aily melilit. Ngeri membayangkan jika petir itu semakin keras saja suaranya.  Aily memang takut akan kilatan listrik dari awan itu.  Wajar memang. 

Tapi dia tidak mengetahui kehadiran Radi dibawah sana.  Bahkan Neira yg telah disampingnya pun tak ia ketahui.  Aily masih saja menantang datangnya petir. 

"Ngapain Ay? "

Bukannya menjawab Neira. Aily malah mengumpat. 
" Anjayyy" Neira Mengernyitkan dahi. Penglihatannya menangkap seekor kupu2 yg sungguh cantik.  Dengan perpaduan warna Biru laut, hitam pekat, dan putih. 

"Ay Ay ada kupu2 itu. Ih cantik bener" Neira heran karena Aily tak kunjung merespon juga.  Ketika arah pandang Aily terarah ke bawah, Neira mengikutinya. 

Hampir saja ia berteriak.  Dibawah sana Radi mengamati interaksi mereka.  Sejak kapan coba? Aily saja sampai mematung.  Neira segera berbalik menyembunyikan dirinya.  Kejadian memalukan itu bahkan beberapa kali terjadi. 

Dan terjadi lagi dihari berikutnya.  Jumat pagi setelah pelajaran olahraga.  Neira, Aily dan Sandra sedang mengemas pakaian ganti.  Di lorong itu lagi.  Neira berteriak tidak tau malu tepat ketika dua sosok itu melewati mereka.  Suara Neira  mengecil.  Bungkam.

Aily bahkan sudah menatapnya khawatir.  Khawatir akan nasib memalukan selanjutnya.  Sandra diam saja, karena tidak tau apa yg sedang terjadi oleh dua anak kembar itu. 

Mereka berdua merasa aman selama pelajaran.  Masih normal tanpa kendala.  Sandra kemudian meminta Neira menemaninya ke lantai dasar menuju kantor guru.  Yg otomatis ke lorong itu lagi.  Neira dengan segera menyetujui. 

"lo tunggu disini dulu ya.  Gue mau kedalem " petuahnya pada Neira

Neira bersandar di tembok ujung lorong. 
Dia hendak melangkah saat Sandra menyerukan namanya.  Dan.. Langkah Neira rasanya melemah.  Selangkah lagi dia bisa bertabrakan dengan senior.  Kalian tau siapa dia? Radi tentu saja.  Siapa lagi memang? 

Dia seolah tidak lihat gadis yg sedang tercekat itu.  Tidak tau betapa dia didamba teramat dalam oleh gadis yg sengaja ia abaikan.  Yg selalu berusaha  tidak diliriknya.  Dia melangkah ke arah kelas. 

"ngapain lo Ra? " tanya Sandra heran

" kaget aja "

" gara2? "

" senior" jawaban Neira yg jujur tidak dianggap banyak oleh Sandra

"Yaudah yuk balik"

"udah kelar? " Sandra mengabaikannya

Suara indah adzan mendayu . Spontan siswa laki laki berhamburan menuju masjid.  Rutinitas jumat memang membosankan. Apalagi diakhiri dengan pramuka. 

" kapan jadinya kita dikarantina? "

" kata Pak Alip tadi sih Rabu Kamis "

" gak yakin gue" Neira punya firasat aneh tentang karantina kali ini

"liat aja nanti "

Tiba di hari karantina Rabu pagi dua gadis itu sibuk dengan berlari lari meneteng dua tas besar. Satu dipunggung satunya di jinjing menggunakan tangan.  Tas besar itu sukses membuat bahu keduanya sakit.  Apalagi dengan berlari.  Firasat Neira semakin kuat. 

Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang