Januari (3)

321 33 0
                                    

"Ra ikut gue yuk"

"kemana? "

" ke uks bentar "

" yaudah yok gabut juga aing "

Neira melangkahkan kaki mengikuti Nessa. Mengamati punggung temannya itu. Iya, teman. Pertemanan yg entah sejak kapan dimulai.

" cepetan Ra, jalan lelet banget"

"ya maap kaki gue kan pendek"

"pendekkan mana sama punya gue? Bantet lagi" gerutunya

"lo ada urusan apa ke uks? "

"ngelawak lo? sakit lah goblok, ya kali mau jajan"

"bisa aja kan lu cuma mau bolos pelajaran. Makanya gue ikut tadi"

"niat bener lu " Neira menanggapi dgn tersenyum kikuk

Seusai dari uks nessa dan Neira malah berputar dari arah mereka datang. Neira sih nurut saja. Toh dia sedang bosan. Lorong 'itu' terlewat, tidak ada orang bersangkutan. Neira lega.

Tiba ditangga mereka melihat dua senior duduk dibawah tangga. Awalnya Neira yakin Nessa tidak mungkin akan melewati mereka. Secara mereka kan kelas lantai tiga pasti akan menaiki tangga.

Tapi....

"Ness... " panggilan Neira tertahan. Mau tak mau ya dia akhirnya ngikut juga sama nessa

Seiring dia melewati dua senior yg amat ia kenali itu, Neira mengucap sumpah serapah dg pelan. Merutuki kakinya yg setia menyusul Nessa tampang lempeng itu.

Tubuhnya dibuat biasa saja. Agar tidak terkesan terburu buru mengejar kaki Nessa. Berimajinasi dibelakang sana senior sedang mengawasinya. Padahal hal itu benar terjadi, mata tajam Radi kini menelisik setiap langkah gadis penguntitnya. Tak mendengar lagi Aji yg membicarakan mengenai futsal.

"kurang kerjaan "

" Hehh gue drtd ngoceh soal tim futsal lo bilang kurang kerjaan?" rengut Aji

" sejak kapan lo ngomong? "

" eh tong, drtd pikiran lo kemana? Sia2 gue bolos. Gue cabut dah" Aji menepuk bahu Radi dan berbalik pergi

Radi kembali tenggelam pada opini.
Menerka nerka apa yg ada dalam kepala gadis kecil itu. Dirinya tak menyangka bisa diuntit terang2 an. Aneh saja menurutnya, dia tau dua gadis kelas 10 itu bukan satu2 nya stalker. Tapi Radi hanya terpaku pada mereka.

Tujuan mereka adalah karena dia tampan. Tebakannya tidak mungkin meleset. Tidak mungkin lebih dari itu. Karena jika iya, akan membuat Radi penasaran. Meski begitu dia tidak akan bertindak lanjut,, toh hanya merepotkan saja.

"dia aja tau gua punya cewek. Biarin dah, mau diliat dari manapun tetep cantik cewek gue" mungkin jika Neira mendengar dia juga akan mengiyakan. Setuju untuk mengalah.

Skip pulang sekolah

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan Aily dan Neira duduk di area lorong 'itu'. Selain untuk numpang wifi,mereka berharap setidaknya melihat senior.

"kelasnya udah kosong tuh" Celetuk Aily mengingat tadi kelas Radi terlihat sepi

"udah pulang kali"

"salah. Dia ada dimarkasnya "

" bawah tangga? "

" dari tadi gak denger apa pada genjreng2"

Neira kembali menyelam di instagram. Ibu jarinya lincah menggeser kebawah laman ig. Postingan2 disana sesekali dia beri like. Kemudian dia menemukan sebuah artikel, dia membaca artikel yg memuat salah satu idolanya. Awalnya ia terkekeh geli melihat artikel yg ia anggap hoax itu.

Dear, Kakel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang