"HAH YANG BENER AJA LO?!"
Iya, siapalagi temen gue yang kalo ngegossip lancar abis? Ya cuman Sandra doang lah. Waktu liburan semester kami sudah habis. Gue memutuskan untuk menceritakan perihal Elisa ke Sandra. Sandra menanggapinya dengan raut muka yang amat serius. Mencoba memahami apa yang gue ceritakan dan mengamati runtutan kalimat yang gue ucapkan.
Elisa, sial. Anak mana Elisa sebenernya. Motivasinya apa kirim pesan ke Nael sampai segitunya. Dia pikir dia cantik? Het, gue aja belum lihat utuh mukanya kayak apa. Gue percaya diri kok kalo Nael gak akan respond Elisa si anak baru yang sksd gitu. SKSD cuy bukan SNSD.
" Hari ini ketemu Nael yuk", ajak Sandra
"Bilang aja lo mau ketemu Aris kan lo?"
" Ya, tau aja lo ah"
" Bucinn", ejek gue kepada Sandra yang sekarang menjadi budak cintanya Aris.
* * * * *
Tap tap tap ..
Ada yang janggal saat gue dan Sandra berjalan ke arah tangga kantin belakang. Rasanya ada yang mengikuti kami berdua gitu dari arah belakang.
Bunyi jejak langkah semakin besar. Gue memutuskan untuk menolehkan kepala, tidak ada siapapun. Sandra bergidik ketakutan sambil merangkul pundak gue, menambah laju kecepatannya saat berjalan, dan akhirnya kami tiba di tangga kantin belakang.
" Ish kenapa lo?", tanya Darren.
" Ada yang ngikutin dari tadi, tapi gak tau siapa",ungkap Sandra kepada Darren. Darren pun menengok ke kanan dan kiri untuk melihat keadaan sekitar, keluar dari tangga yang ada di belakang kantin, dan..
" Itu, Rio", jelas Darren sambil menunjuk ke arah Rio yang sedang berjalan terburu - buru sembari melakukan eyecontact dengan Darren.
" Awas lo, nyet!", balas Rio yang persembunyiannya terungkap oleh Darren. Aris datang sambil membenahi posisi seragamnya yang masih keluar tak beraturan, memasukkan kemejanya ke dalam celana abu, serta mengikatnya dengan sabuk hitam berlogo sekolah kami.
" Eh, Sandra dari kapan di mari?",tanya Aris kepada Sandra sambil tersenyum malu - malu kucing. Ya gimana si dua sejoli yang baru ngerasain cinta. Alay gitu lah.
" Daritadi kan nungguin kamu"
" Udah makan?"
" Udah kok"
" BASI BANGET SI KAMPRET!", teriak Nael dari seberang. Suaranya yang cukup keras dan lantang membuat semua orang yang berada di kantin tertuju padanya. Sementara Darren dan Aris hanya menggeleng - geleng kepala melihat kelakuan dari temannya yang satu itu.
" Het malu!" , ucap Darren.
" Orang ganteng mah bebas!"
" Palelu gue geplak sini!!", balas gue kepada Nael yang sok kegantengan ini. Emang ganteng sih, tapi ya gimana dong, gantengnya rese! Untung pacar.
Kami semua berbincang berbagai macam hal yang mengalir begitu saja. Sampai suatu ketika, ada seorang wanita cantik, putih, serta tinggi menghampiri kami semua. Tak tau maksudnya apa, dia menyapa kami." kak, boleh ngobrol seben..
" Lo siapa"
" Elisa, aku yang c..
" Gue gak mau"
" El, jangan kasar kenapa. Siapatau penting", bujuk gue kepada Nael. Sebenernya gue gak begitu suka dengan cara Elisa yang gak jelas nyamperin kayak begini. Tapi, gue tuh pengen tau maksud terselubung dia apa deketin Nael gitu. Jadinya mau gak mau gue minta Nael untuk tenang dan berusaha bicara sama Elisa. Nael menurutinya.
Mereka berbicara di salah satu meja kantin yang ada tak jauh dari tangga yang biasa kami jadikan basecamp untuk berkumpul. Dari balik dinding gue menengok dan mengamati bibir Elisa yang sedang komat - kamit kayak dukun yang sedang membaca mantra untuk pasiennya. Sial, gue kepikiran kalo Nael bakal diguna - guna sama Elisa. Raut wajah Nael terlihat fokus mengamati apa yang sedang dibicarakan oleh Elisa. Rasanya gue mulai menaruh curiga kepada mereka berdua, kan mereka baru kenal ya, kenapa bisa berbincang seintens ini?
* * * * *
Waktu sudah menunjukkan bahwa jam belajar kami akan dimulai. Kami semua masuk ke kelas masing - masing. Gue bergegas ke kelas meninggalkan Sandra di basecamp bersama yang lainnya. Pikiran gue kacau. Gak sih bias aja, lebih ke cemburu cemburu gitu. Ya gimana ya, Elisa cantik banget tanpa dosa.
Siapa yang gak penasaran sih sama Elisa? Gue jamin ada maksud tertentu dibaliknya. Nih ya, coba dipikir aja. Masa iya, seorang anak baru tiba - tiba berlagak sok kenal sok deket sama kakak kelas yang sama sekali gak kenal dia. Ketemu aja belum pernah. Pasti ada rencana busuk didalemnya. Gue pun langsung melipat tangan diatas meja kelas dan menunduk ke bawah.
Haft.
* * * * *
Jam pulang sekolah pun tiba, gue langsung memesan ojek online dan bergegas pulang ke rumah. Kacau rasanya hari ini. Gue menghela nafas dalam - dalam. Elisa terus yang ada di pikiran gue.
" Lo kemana cuy?"
" Elah asal pulang aja biasanya juga gue anter"
" Lagi kenapa?"
" Mau makan?"
" Den.."
Ya, itu notifikasi yang ada di layar handphone gue. Siapa lagi kalo bukan Nael, pasti dia ngechat buat minta maaf atas kekhilafannya. Iya, kekhilafannya. Dia udah ngobrol panjang lebar sama Elisa, kalo udah begitu baru deh minta maaf. Heran sama cowok sekarang, kenapa sih gak pernah peka kalo cewek itu lagi marah? Kesel banget gitu sama dia. Emangnya dia gak ngerasain gitu?
Gue melempar handphone gue ke arah kasur. Ya, untuk melampiaskan kekesalan yang ada karena Elisa dan Nael. Satu lagi, sama biar handphonenya gak rusak sih jadinya gue banting ke kasur. Cewek emang gini. Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
PROBLEMA
Teen FictionDena adalah seorang siswi baru Sekolah Menengah Atas yang mencoba meluapkan kekesalannya karena menghadapi berbagai macam problema yang ada dihidupnya. Kalo kalian semua mau tahu problema apa saja yang dialami Dena , Ikuti terus cerita Dena yaaa! Ja...