#24 Strategi Baru

23 3 0
                                    

Hari demi hari pun berlalu, gue dan teman - teman gue masih menyelidiki kasus Nael dan Rio. Ternyata, lima bulan menjadi pacar dari Nathanael Pranoto Hadi tidak cukup untuk mengetahui semua cerita masa lalu yang Nael punya.

Rasa penasaran yang kami semua miliki makin menjadi. Informasi demi informasi kami kumpulkan demi menjadikan suatu hipotesis yang mendekati sempurna. Audy, Audy, dan Audy. Sampai detik ini, gue hanya punya dua clue yang mengarah kepada sosok Audy.

Secarik kertas berisikan puisi yang Inge temukan di dalam dashboard mobil Rio beserta foto gadis yang memiliki paras cantik yang gue yakin, itu pasti adalah gadis yang bernama Audy. Gak salah lagi.

Selama melakukan interaksi dengan Nael, gue udah menunjukkan dan mengarahkan pembicaraan perihal sosok Audy kepada Nael. Akan tetapi, Nael tidak menanggapinya sama sekali. Gue juga sempat menanyakan teman - teman terdekat Nael, namun tidak ada clue yang dikeluarkan dari mulut mereka.

Tepat pada hari ini, gue dan Inge memiliki janji untuk bertemu dan membahas perihal ini. Kami juga mengajak Anya dan Sandra, agar semakin banyak ide yang dapat dimanfaatkan untuk membuka kasus ini.

Gue kayaknya belum bercerita ke kalian semua. Ini perihal Cheryl, teman kami. Dia sudah tidak bermain lagi bersama kami lima bulan belakangan ini. Dia ikut ayahnya yang bekerja di luar kota. Tapi, dia berjanji akan kembali lagi ke sekolah kami.

Sekarang, gue mau bersiap untuk mandi dan berganti pakaian. Sebentar lagi, gue, Anya, Inge, dan juga Sandra akan bertemu untuk membicarakan kasus Audy.

* * * * *

" Hmmm... mananih yang lain ya?", gumam Inge sembari melihat ke arah dan kiri lalu menduduki kursi yang sudah di reservasi oleh kami.

Inge menunggu sambil memesankan minuman dan makanan untuk kami berempat kepada salah satu pelayan resto, lalu memainkan handphone nya sembari menunggu gue, Anya, dan Sandra.

Selang lima belas menit, gue sampai ke tempat kami bertemu dan menghampiri Inge yang masih duduk sendiri di meja reservasi kami.

" Hai nge!", sapa gue

" Ah, lama banget sih lo! Gue sendiri nih daritadi!"

" Ya lo sih, orang janjiannya jam sebelas, jam setengah sebelas udah dateng. Kerajinan!"

" Itu namanya on-time beb"

" Wah beda ya anak osis mah begindang. Kece, bangga gue deh!"

" Anya sama Sandra lo coba hubungin dong?!"

" Mereka lagi otw ke sini kok, tunggu aja"

" Oh iya, nih di minum", Inge menawarkan minuman yang sudah ia siapkan untuk kami. Inge tuh emang satu - satunya temen gue yang paling prepare dan inisiatif. Cocok lah masuk osis. Cocok lagi kalo ganti ketua tuh organisasinya, hehe.

Setengah jam berlalu, Sandra dan Anya akhirnya sampai juga. Ternyata, Sandra membawa mobilnya dan Anya nebeng ke mobil dia. Setahu gue, dia baru lancar nyetir mobil minggu ini. Mungkin itu yang membuat dia lama di jalan.

" Ish keren banget anak mami udah bawa mobil sendiri deh", Inge melontarkan ejekan kepada Sandra yang terkenal manja kepada maminya

" Kagum banget gue juga. Gue kira dia ngajak bareng konvoi pake motor gitu ya cuy. Tau tau ada klakson mobil bunyi depan rumah gua banyak bet bunyiinnya ampe nenek gur emosi jiwa", timpal Anya

PROBLEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang