#17 Ungkapan Rasa

21 4 0
                                    

" Ini bukan cuman sekedar kata, Ini rasa.
Ini bukan cuman sekedar rasa, Ini hati.
Ini bukan sembarang hati, gue tulus"
- Darren.

" Apaansih kok pada ngeliatin gue kayak korban prostitusi?", Inge bertanya seraya melihat kembali kami yang pandangannya tidak terlepas darinya

" Engga nge, gini, jadi, a--

Darren jadi mendadak gagu saat Inge berusaha menanyakan topik apa yang sebenarnya jadi pembahasan kami semua di hari ini. Inge yang merasa aneh karena kehadirannya seperti tak diharapkan, bertanya sekali lagi dengan intonasi yang lebih tinggi.

" Kalian itu kenapasih? Gue salah apa sampe kalian ngeliatinnya begitu? "

" Ini lagi Kak Darren kenapa sampe mangap mangap gitu ha?"

Inge menggebrak meja persis dihadapan muka Darren. Memang lucu, dari antara kita semua, Darren lah yang mimik mukanya paling tidak bisa dikontrol. Oleh karena itu, Inge menggebrak meja Darren.

" Itumah dia nafsu, jadi mangap" , celetuk Nael sambil menyeruput secangkir hot cappucinonya

" Eh kalo ngomong dijaga dong", jawab Inge

" Iya sorry, abisan galak banget. Lo kan gak kayak gitu nge", Nael menjelaskan sembari menaikkan posisi pundaknya di kursi yang ia tempati

" Heh, ngomong deh ren. Gakuat gue kalo garing begini" , celetuk Owen

" Ngomong elah cupu banget" , tambah Gerry

" Audah cupu banget, perlu gue sewa si Coldman Paris buat jadi juru bicara?", timpal Dennis yang diiringi oleh tawa Aris

Inge semakin bingung dengan segala pernyataan yang satu persatu kami lontarkan. Akan tetapi, Inge tetap berusaha tenang dan positive thinking terhadap kami semua. Dia emang anaknya easy going, jadi ya enak aja kalo ada sesuatu yang tidak sesuai ekspetasinya.

" Gue suka sama lu nge"

Pernyataan Darren memecah keheningan kami. Nael yang sedari tadi menyeruput minumannya langsung tersedak karena kaget.

" Apa kak?" , tanyanya

" Iya gue suka sama lu aja gitu"

" aja?"

" Maksudnya suka ya gimana si suka yatuhanku"

Kami semua melihat pola pembicaraan mereka yang terbilang unik. Inge yang masih berusaha stabil dengan emosinya dan Darren yang masih berusaha pula mengontrol detak jantungnya.

" Ya kan aku gak tau kak maksudnya gimana. Sukanya kayak apa", lanjut Inge

" Dari awal gue liat lo pas MOS, lo yang paling beda. Disaat semua cewek takut buat diuji mentalnya, lo satu - satunya yang paling berani mengajukan pendapat lo. Pas gue liat nametag yang lo gantung di leher lo, cuman lo doang nge yang be--

" Kak aku gak bisa. Anya suka sama kakak."

Darren meneguk salivanya dua kali, latihan untuk menelan pil pahit yang mungkin nantinya diberikan Inge.

" Ya terus kenapa kalo Anya suka sama gue, nge? Salah kalo dia suka sama gue? Salah kalo gue gak ngebales perasaannya?", tanya Darren

" Berarti kalo aku gak bales perasaan kakak juga gak salah dong ya"

PROBLEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang