Malem ini gue mau mengerjakan tugas kelompok dirumah Sandra. Bukan kelompok sih sebenernya, kami cuman berdua. Guru biologi kami yang agak menyebalkan ini memberi tugas makalah kepada kami. Hidup satu bulan disekolah aja belum, masa tiba - tiba dikasih tugas model beginian.
Gue menuruni tangga, mencari mamkir untuk pamit keluar rumah. Saat gue mengecek notifikasi di telepon genggam, ternyata ada satu pesan dari Nael. Dia menanyakan apa gue udah aman bersama ojek online , membawa mobil sendiri, atau memilih diantar Nael.
Nael emang jiwa kepekaannya agak rendah, udah tau begitu masih aja ditanya. Cewek mana yang gak mau diantar untuk bepergian? Apalagi kondisinya hampir larut malam. Engga deng, ini baru jam setengah tujuh.
Nael akhirnya memberi kabar bahwa dia sudah jalan menuju rumah gue untuk mengantarkan gue kerumah Sandra. Akhirnya, dia peka. Baru kali ini nih, tumben banget akal nya jalan, pikasebeleun!!
Gue menunggu didepan teras rumah, bukan dengan fana merah jambu tentunya, hehe. Selang beberapa waktu, vespa yellow submarine Nael sudah ada didepan pagar rumah. Gue langsung membukakan Nael pagar.
" Eh gausah gausah" , Nael melarang gue yang sedang membuka pagar
" Orang cuman mau ketemu mertua buat pamit kan gak lama", lanjut Nael
" Calon mertua, ngimpi!", gue menjawab Nael ketus ; padahal mah sebenernya malu tapi mau
Nael memencet bel rumah berkali -kali, menunggu mamkir keluar dari takhtanya.
" Aduh anak ganteng anaknya Dewi astaga ganteng banget yatuhan jadi pengen cepet - cepet punya mantuuuu" , mamkir datang dari kejauhan untuk menghampiri Nael yang berada di daun pintu
" Mah, aku gapengen nikah cepet", tolak gue
" Gak ada yang suruh nikah sekarang kok. Cuman kan kalo udah sukses dinikahin boleh lah ya gitu, anak mama cantik, anaknya Dewi meni ganteng atuh jadi apa nih cucu cicit mama gak sabar ih mama ihhh"
" Aminn Ya Tuhan, wujudkanlah apa yang diucapkan mamkir agar menjadi kenyataan di masa depan" , Nael mengamini segala kalimat yang telah diucapkan oleh mamkir
" Ih ,udah pamit ayo", protes gue
" Ohiya, mah, Nael izin nganterin Dena kerumah Sandra ya. Semuanya aman, Nael udah kenal orangtua Sandra juga. Dena jadi tanggungan Nael", ucap Nael tegas
" Oke, hati -hati ya nak, kalo ada apa apa tinggal talepong aja okaayy"
" Mama mau martabak gak? Nanti Nael beliin pas pulang", tawar Nael
" Terserah kamu aja, yaudah deh berangkat sekarang aja kalian, nanti pulangnya kemaleman keburu portal komplek ditutup", saran mamkir
Gue dan Nael mencium tangan mamkir. Selepas itu, kami naik ke jok motor dan memulai perjalanan kami.
Nyaman rasanya berada didekat Nael. Gue selalu mengingat kepribadiannya yang begitu hangat. Matahari aja kalah hangatnya sama dia. Jarak antara rumah gue dan Sandra lumayan jauh, sehingga memakan waktu yang lumayan lama pula.
" Den", panggil Nael
" Apa?"
" Lo tau gak persamaan lo sama hujan?"
" El"
" Apa?"
" Gue gak suka digombalin"
" Tapi jawab dulu, besok besok gue janji gak gombalin lo lagi"
" Emang persamaan gue sama hujan apa?"
" Kalian itu sama - sama nikmat dari Tuhan yang kehadirannya harus disyukuri"
KAMU SEDANG MEMBACA
PROBLEMA
Roman pour AdolescentsDena adalah seorang siswi baru Sekolah Menengah Atas yang mencoba meluapkan kekesalannya karena menghadapi berbagai macam problema yang ada dihidupnya. Kalo kalian semua mau tahu problema apa saja yang dialami Dena , Ikuti terus cerita Dena yaaa! Ja...