#23 Darren dan Inge

16 4 0
                                    

Para sahabat gue bergegas untuk pulang. Mereka masing - masing diantarkan oleh para sahabat Nael pula. Di part ini, kita akan kulik tentang Darren dan Inge ya!

Darren mulai menaiki motor sportnya yang berwarna hitam. Lalu, ia mengajak Inge untuk naik ke jok belakangnya. Inge pun menaati segala rules yang diberikan oleh Darren.

Darren yang sudah terbiasa dalam perihal cinta dan wanita sudah mantap untuk melabuhkan hatinya kepada perempuan bernama Inneke Gerald. Senyum - senyum tipis Darren lontarkan kepada Inge via kaca spion. Untungnya, Inge membalas senyuman modus Darren dengan senyuman tulus yang manis.

Perjalanan rumah Dena ke rumah Inge cukup jauh, Darren memberhentikan motornya ke pinggir jalan. Lalu melepaskan jaket kulit berwarna cokelat kesayangannya.

" Malem ini dingin. Lo pake ya. Sweater rajut manis lo gak akan nolong"

" Makasih Kak Darren"

Inge pun akhirnya mengenakan jaket kulit cokelat Darren untuk menghangatkan tubuhnya. Sementara itu, Darren hanya mengenakan jersey Arsenal, klub bola favoritnya.

Menurut Darren, sebenarnya ini adalah moment yang tepat untuk mendiskusikan segala perasaannya agar ia tetap mendapatkan perlakuan yang ia inginkan dari seorang wanita bernama Inge. Setelah masalah yang dilewatinya dengan Anya dan Cheryl, Darren ingin menanyakan lebih lanjut apa saja syarat dan ketentuan untuk menjadi kekasih Inneke Gerald.

" Inneke Gerald"

" Kenapa kak?"

" Rumah lo masih jauh?"

" Engga kok, lima belas menit maybe?"

" Rumah lo masih dikunci?"

" Belum?!"

" Hati lo masih dikunci?"

Inge pun langsung meneguk salivanya. Suara tegukan itu terdengar di telinga Darren hingga kelajuan motor itu tiba - tiba terhenti. Berkat kejadian itu, Inge dengan reflek memeluk badan Darren yang cukup atletis. Pelukable lah ya..

" Maaf Kak, gak seng--

" It' s okay, gue juga gak sengaja berhentiin motornya. "

" Kak gimanasih"

" Gimana apanya?"

" Cara bikin badan atletis?"

" Emang kenapa? Random banget sih nanyanya"

" Tadi pas meluk gak sengaja pegang yang depan kak, sixpack abis!!", Inge berseru kepada Darren

" Apasih kamu, gemes", jawab Darren sambil mengacak - acak rambut Inge sekejap dengan tangan kirinya

" Serius, gue nanya. Lo ngapain aja?"

" Posesif banget si"

" Orang nanya tuh dijawab"

" Orang gamau jawab tuh jangan ditanya!"

" Yaudah deh diem sejam"

" Kerumah lo aja cuman lima belas menit. Empat puluh lima menitnya lo mau diemin siapa?"

" Iya ya?"

Tiba - tiba, Darren merasakan bahwa ban depan motornya mengalami goncangan. Menyadari hal itu, Darren langsung mematikan mesin motornya dan turun dari motornya.

" ada apa kak?" ,tanya Inge

" bannya kemasukan paku"

" astaga kak, gimana nih? Jarang ada tambal ban loh kak deket sini. Tapi rumah gu--

PROBLEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang