6.

6.3K 627 23
                                    

"Kita ke mana?" Sudah tiga kali Jara bertanya dengan pertanyaan yang sama, namun tak ada balasan dari Nathan.

Mereka melewati jalan yang sangat sepi. Jara tanpa sadar mengulurkan tangannya memegang pinggang Nathan.

"Lo takut? Pegangannya kenceng banget." Terdengar samar-samar suara Nathan di balik helmnya yang dapat Jara dengar.

Jara segera melepas tangannya. Tak lama, Nathan memberhentikan motornya. Kini hanya ada mereka di jalanan yang benar-benar sepi.

"Jalan." Ucap Jara melihat sekitar.

"Ini siang. Penakut banget lo."

Jara menepuk pundak Nathan cukup keras. "Lo mau macem-macem, kan? Jalan buruan."

Nathan menarik tangan Jara untuk melingkar di perutnya. Jara dengan cepat menarik tangannya, namun Nathan lebih dulu menahannya.

"Pegangan aja." Ucap Nathan menatap ke depan.

Nathan kembali menjalankan motornya. Sejujurnya Jara sangat risih, namun ia memilih diam dan tak berdebat dengan Nathan agar segera sampai di rumah.

Jara mengerutkan keningnya saat mereka telah keluar dari jalanan sepi tersebut. Jalanan yang sama sekali tak menuju rumahnya.

"Ini jauh banget." Ucap Jara sedikit mengeraskan suaranya.

"Bawel."

Jara hanya menghela nafasnya kasar. Bukannya sampai di rumah, ia malah berada di tempat yang jauh dari rumahnya. Hingga Nathan menghentikan motornya di salah satu warung makan.

Jara turun dari motor Nathan dan melepas helmnya. Ia hanya menatap malas pada Nathan yang sedang meletakkan helm pada motornya.

Jara menghela nafas panjang. "Ngapain di sini?"

"Makan, gue laper."

Jara membaca nama warung tersebut. "Banyak warung soto yang deket. Kenapa harus jauh-jauh ke sini?"

"Cerewet banget." Nathan menarik tangan Jara dan segera memasuki warung tersebut.

Sangat sepi. Jara tak mendapati siapapun yang makan di sana. Hanya ada seorang pria tua yang sedang membaca koran.

Pria tua itu segera berdiri bersemangat saat mengetahui ada yang ingin makan di warung miliknya.

"Lo mau makan apa?" Tanya Nathan mendudukkan tubuhnya.

Jara menatap malas pada Nathan. "Di sini cuma ada soto."

"Kali aja lo mau angin."

"Kamu! Kamu yang beberapa hari lalu makan tapi gak bayar, kan?!" Pemilik warung tampak marah pada Nathan.

"Lo gak bayar?" Tanya Jara menatap tajam pada Nathan.

"Bukan gue. Dimi."

"Pak, kemarin yang gak bayar temen saya." Ucap Nathan menampilkan deretan giginya.

Jara menatap lekat mata Nathan. Ia hanya tersenyum tipis melihat Nathan yang tersenyum. Baginya cukup tampan.

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang