40.

2.8K 190 17
                                    

"Lo kenapa bisa kena tembak?!"

"BSG tiba-tiba minta perang hari ini, Ra. Mereka dateng ke markas. Gue gak ada persiapan. Waktu gue tembak lengannya dia bilang ini gak sesuai perjanjian. Padahal gak ada perjanjian apa-apa." Ucap Nando memijat pelipisnya.

Jara ikut berfikir keras dengan menatap Nando yang terlihat sangat lemas. Peluru yang ditembakkan bukan sekedar peluru biasa. Terdapat racun yang mampu melemahkan musuhnya. Walaupun menyakitkan, beruntung hanya sekedar melemaskan.

"Lo istirahat aja." Jara beranjak keluar dari ruangan Nando dan menuju teman-temannya yang sedang menatap komputer dengan serius.

"Ada apa?"

"Ra, ada yang aneh. Dua laki-laki ini nyerang Nando terus, tapi cewek ini malah berusaha ngarahin temennya buat gak nyerang Nando." Manda menujuk layar komputer.

Cakra menghentikan video dari CCTV tersebut. "Gimana ceritanya Nando cuma sama dua anggota?"

"Mereka pinter. BSG rata-rata ngarahin anggotanya ke gerbang belakang. Jadi anggota lebih ketat di sana." Rangga melipat tangannya di dada.

Jara menganggukkan kepalanya. "Tombol darurat rooftop ada yang nyalain. Pastinya mereka banyak yang ke atas. Jadi bang Nando waktu keluar langsung di serang."

Ponsel Manda berdering, ia segera mengangkat panggilan dari seseorang yang sepertinya penting karena cara bicara Manda yang sangat baik.

"Baik, Pak. Saya akan segera membuat laporan." Manda memasukkan kembali ponselnya.

"Siapa?"

"Om Vero minta meeting penting sama JJ Company."

"Kalian urusin kerjaan dulu." Ucap Cakra yang di setujui oleh teman-temannya.

"Kalian ikut juga." Ujar Jara membuat Cakra dan Rangga membelakkan matanya.

"Udah turutin aja." Manda berjalan membuntuti Jara.

**

"Katanya meeting, tapi orang-orang malah ngerumpi." Rangga menjitak kepala Cakra karena ucapannya yang asal.

"Nona, selamat atas kedudukannya." Semua menyambut Jara dengan sopan.

Jara yang tak mengerti hanya tersenyum dan mengangguk. Ia menarik teman-temannya ke arah ruangannya.

"Kak, ini ada apa?"

"Bentar bos ku, selama di LA gue gak buka Email. Bentar, ini banyak banget, numpuk kayak sampah. Oh, ternyata kita naik jadi yang teratas. HA?! TERATAS?! GILA! SELAMAT BOS KU!" Teriakan Manda membuat teman-temannya menutup telinga.

"Apanya?"

Manda berdecak kagum. "Lo itu di atas om Vero."

"Perusahaannya? Oh, kirain apa, cuma naik. Ha?! SERIUS?!" Kenapa semua jadi telat mikir begini?

Jara sedang berfikir keras. Tak mungkin jika ia dapat merebut posisi perusahaan Nando. Jara hanya takut Nando melepaskan sesuatu pada perusahaannya, hingga Jara menjadi yang paling teratas sekarang.

"Nona-nona yang cantik, ayo kita meeting." Ucap Cakra menyadarkan Jara dan Manda.

"Baiklah, tuan Cakra."

Mereka melakukan pertemuan yang sangat penting. Selain Vero yang mengucapkan selamat, ternyata terdapat kerja sama yang serius. Kerja sama yang belum pernah Jara lakukan.

"Jadi bagaimana, nona Aujara?"

Jara tersenyum hangat. "Kita lakukan beberapa tahap, jika berhasil kita akan segera lakukan. Karena satu langkah saja kita salah mengambil keputusan, perusahaan menjadi ancaman."

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang