34.

3.4K 207 24
                                    

"Ma! Jangan tinggalin Angga!!"

Suara Rangga. Jara yang ingin memasuki kamarnya untuk menidurkan matanya tak sengaja mendengar teriakan keras dari kamar Rangga. Jara berhenti memastikan sejenak.

"MA! JANGAN PERGI!" Semakin keras. Jara segera memasuki kamar Rangga dan memegang kening lelaki tersebut yang terasa sangat panas.

Mengambil baskom dan kain, Jara segera mengompres Rangga. Ia merapikan rambut lelaki itu sembari menatap wajahnya yang seperti tidak tenang.

"Demam lagi. Apa lo sering kayak gini?" Ucap Jara sembari mengganti air kompresan.

"Ma, Pa, jangan tinggalin Angga." Ujar Rangga lalu wajahnya menjadi lebih tenang. Mungkin mimpi buruk itu sudah hilang. Cepat sekali.

"Mama? Papa? Angga?" Jara bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Mengambil ponsel di sakunya dan menghubungi seseorang.

"Pak Damar, waktu itu Jara pernah minta latar belakang bang Rangga sama bang Cakra, udah ketemu?"

"Sudah nona, saya sudah mengirimkannya lewat Email hari itu juga. Maaf, nona, tidak semua informasi dapat saya temukan karena beberapa informasi tertutup rapat bahkan tidak dapat di lacak."

"Terima kasih. Maaf, sudah mengganggu."

"Tidak apa-apa, nona, sudah menjadi tugas saya."

Jara menutup panggilan tersebut dan segera membuka Email-nya.

"Pantes aja gak ketemu, tenggelam."

Jara membuka salah satu pesan masuk dari Email yang sudah lama di kirim dan mulai membacanya perlahan.

"Raja Angga Mahesa. Putra pertama dari Mahesa dan Nisa Syabila. Mahesa di penjara akibat sebuah tragedi besar yang sampai sekarang tidak di ketahui oleh siapapun terkecuali dengan orang yang bersangkut paut. Bahkan hal tersebut sudah terkubur dalam."

Rasa ngantuk Jara seolah hilang. Ia semakin semangat membaca informasi yang diberikan oleh Damar.

"Mahesa meninggalkan Nisa sang istri yang sedang hamil besar dan putra pertama yang diketahui adalah bernama Angga."

"Nisa meninggal dunia tepat setelah melahirkan bayi perempuannya yang diberi nama Bella Mahesa. Kehilangan istrinya membuat Mahesa yang berada di dalam penjara mengalami depresi berat hingga terkena gangguan kejiwaan."

"Putra Mahesa atau Angga yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama terpaksa merawat Bella sendiri. Angga mendapatkan uang dengan cara mengikuti balap liar agar dapat mencukupi kehidupannya."

Jara berhenti. Informasi apa ini? Jara masih diam tak berkutik. Jika Mahesa terkena gangguan kejiwaan, berarti beliau dirawat di salah satu rumah sakit di sini.

Ia membuyarkan lamunannya dan kembali membaca Email selanjutnya yang menampilkan latar belakang Cakra dan mulai membacanya.

"Cakra Adipati S. Putra pertama dari Muhammad Rian dan Erina Agustin. Hidup damai di Bandung, hingga suatu hari putra Rian yang sering di sapa Adi memilih meninggalkan rumah setelah mengetahui bahwa ia hanya anak angkat."

Informasi apa lagi ini? Haruskah kedua laki-laki tersebut memiliki masa lalu yang kelam? Jangan lupakan Jara yang masih berfikir keras memikirkan inisial akhir pada nama Cakra.

"Adi terpaksa kembali ke Bandung karena orang tua angkatnya mengalami kecelakan pada saat ingin mengantarkan Erina untuk melahirkan. Bayi dalam kandungan Erina selamat, namun Rian dan Erina meninggal dunia."

"Bayi kecil tersebut bernama Alvin Rian Alfarizi. Cakra membawa Alvin dan merawatnya. Hingga ia tak sengaja bertemu dan berteman hebat dengan Raja Angga Mahesa."

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang