59.

3.7K 176 28
                                    

"Rangga!! Sayang!" Terlihat seorang wanita sedang berusaha berjalan.

Wanita itu terus memanggil nama suaminya. Perutnya semakin sakit, wanita itu terjatuh dan tetap berusaha menyeret tubuhnya. Hingga ia mengambil ponselnya di atas meja dan menghubungi seseorang.

"Perut saya sakit sekali, tolong."

Tak lama datanglah beberapa orang berwajah sangar yang membantunya menaiki mobil untuk membawanya ke rumah sakit. Wanita itu adalah Jara yang sedang mengandung dan akan segera melahirkan.

Beberapa anggotanya berusaha menghubungi bahkan mencari keberadaan Rangga. Jara lupa jika Rangga sedang pergi menemui beberapa kliennya.

"Di mana suami nona? Pembukaan sudah pada puncaknya."

"Kita lakukan saja." Ucap Jara menahan sakitnya.

Dengan nafas memburu Jara harus berjuang melahirkan anaknya sendiri. Tak disangka pintu terdorong keras. Rangga datang dan segera menguatkan Jara di sampingnya.

Dengan sekuat tenaga, Jara berusaha mendorong buah hatinya agar cepat datang menyambut dunia. Rangga menggenggam tangan Jara dan mengecup beberapa kali kening Jara untuk memberi semangat.

Dengan nafas yang memburu, Jara kembali mendorong bayinya lebih kuat. Hingga suara tangisan bayi terdengar. Jara lega, ia telah menjadi sosok Ibu. Seorang perawat membawa bayi tersebut untuk di bersihkan.

"Selamat, tuan, nona. Ibu dan bayinya sangat sehat." Ujar sang dokter dengan senyum bahagianya.

Rangga tersenyum haru. "Aku tau, kamu Ibu yang hebat."

Seorang perawat datang membawa bayi mereka. Dengan hati-hati Rangga menerima bayinya dan melafalkan adzan untuk buah hatinya. Setelah selesai, Rangga mendekati Jara dan duduk di kursi yang telah di sediakan.

"Kamu beneran gak papa? Maaf, gak bisa jagain kamu."

Jara mengangguk tersenyum. "Kamu harus tau, sakitnya udah diganti sama tangisan jagoan kita."

"Kamu mau kasih nama dia?"

Jara menggelengkan kepalanya. "Kamu yang harus kasih dia nama."

"Aku mau kasih nama dia, Raja Nathan Mahesa."

Jara mengalihkan pandangannya pada Rangga. "Nathan?"

"Iya. Biar kayak si Nathan, pantang menyerah." Ucap Rangga menatap bayi mungilnya.

"Permisi, sebentar lagi nona akan di pindahkan. Tuan, boleh keluar sebentar? Kami harus membersihkan nona dahulu."

Rangga mengangguk, ia mengecup singkat kening Jara dan berdiri dari duduknya kemudian berjalan keluar ruangan. Setelah selesai, Jara di pindahkan ke ruangan rawat inap.

Ternyata, orang tua mereka sudah hadir di sana. Di sana mereka tersenyum bahagia. Sayangnya, Vero, Dinda, dan Ferdinan harus pergi karena banyak urusan yang belum terselesaikan.

Tak lama, teman-teman Jara dan Rangga datang. Hubungan mereka masih baik-baik saja walaupun sekarang mereka sudah jarang bertemu.

"Wah, anak siapa, nih, baru lahir?" Tanya Cakra yang baru memasuki ruangan.

"Anak gue, lah." Jawab Rangga.

"Wajahnya mirip gue." Ujar Jara menatap bayinya.

"Kayak aku, lah." Sahut Rangga.

"Gak bisa. Pokoknya kayak aku."

"Kayak aku."

Cakra berdehem. "Tapi gak ada miripnya sama lo, Ngga."

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang