1.

15K 897 12
                                    

Di hari Sabtu yang cerah, Jara baru pulang dari aktivitas lari paginya. Ia memasuki gerbang rumahnya dengan cukup gembira. Jara tak sabar untuk segera membersihkan tubuhnya agar dapat segera melaksanakan makan paginya.

"Pagi, Pak." Sapa Jara pada Pak Hari, pengurus rumahnya.

"Eh, Nak Jara. Selamat pagi."

Jara segera memasuki rumah dan menemui asisten rumah tangga yang di sapa Bi Ina. Tentunya, sudah Jara anggap sebagai Ibu kandungnya, yang tak lain adalah istri dari Pak Hari. Mereka memang sudah sangat lama bekerja di rumah Jara, bahkan sebelum Jara di lahirkan ke dunia.

"Bi Ina! Jara yang cantik udah pulang! Mana karpet merahnnya!" Teriak Jara yang sudah menjadi kebiasaannya.

"Nak Jara, jangan teriak-teriak, masih pagi." Ucap Bi Ina berjalan mendekat.

"Maaf, Bi. Senam tenggorokan. Kalau gitu, Jara mau mandi dulu." Gadis itu segera beranjak pergi dari tempatnya.

Bi Ina mengerutkan keningnya heran, "Memangnya ada senam tenggorokan?"

Setelah membersihkan tubuhnya, Jara segera menuju kamar kedua saudaranya untuk mengajak sarapan bersama. Ia memasuki kamar Devian terlebih dahulu kemudian memasuki kamar David. Devian serta David adalah kedua kakak laki-laki Jara yang kembar.

"Bang Dev! Bangun! Kita makan. Gua tunggu di bawah. Cepetan!" Teriak Jara yang di jawab deheman oleh Devian. Devian memang gampang untuk di bangunkan, lain dengan David.

"Bang Dav! Bang! Buruan bangun! Ini gue harus gimana?" Dumel Jara dengan menarik-narik kaos yang di kenakan oleh David. Perlahan, pikiran usilnya telah muncul dengan senyum licik di bibirnya.

"Bang! Tolongin gue! Api, bang!!" Dengan nada khawatir di sertai senyum lebar yang terpampang jelas.

"Jara!! Ambil air! Awas! Lo minggir dulu!" Terlihat David yang khawatir dengan kesadaran yang belum sepenuhnya.

"Gak ada kebakaran. Cepet mandi! Gue laper." Senyum kemenangan terlihat jelas di wajahnya.

"Jara! Untung gue masih sehat. Gila, lo!" David cukup marah, namun Jara benar-benar tak memperdulikannya.

Jara sudah menunggu Devian dan David di meja makan. Ia memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosannya karena telah menunggu cukup lama. Seharusnya ia sarapan dahulu tanpa ingin menunggu, namun makan pagi bersama telah menjadi kebiasaan mereka.

"Buruan!" Kesal Jara yang memang sudah sangat lapar.

Devian dan David segera duduk di kursinya. Terlihat wajah David yang masih kesal dengan perbuatan Jara sebelumnya. Padahal Jara sendiri hanya ingin membangunkan lelaki tersebut.

"Bi Ina, udah makan?" Tanya Devian yang di angguki oleh Bi Ina dengan senyuman.

Mereka makan dengan keadaan hening, hanya ada suara sendok dan garpu yang menyelimuti keheningan.

Setelah makan, Jara membantu Bi Ina membawakan piring ke dapur dan segera bergabung dengan Devian serta David untuk melihat berbagai acara televisi hari ini. Mereka cukup santai karena sekolah yang memang libur pada hari Sabtu dan Minggu.

"Lo masih marah?" Tanya Jara pada David yang sibuk memainkan ponselnya.

"Kenapa?" Tanya Devian.

"Biasa, gak mau bangun."

Devian hanya mengangguk singkat. Devian tentu jauh berbeda dengan David. Devian adalah lelaki yang selalu terlihat bijak dan berwibawa. 

Sedangkan David benar-benar kebalikan dari sifat Devian. Seperti langit dan bumi, mereka dapat di bedakan hanya dengan melhat sifat keduanya.

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang