9.

6K 612 4
                                    

Kejadian di mana penyebab Jara harus bisa hidup sendiri selalu muncul di pikirannya. Sering kali ia melamun dan terbayang Devian yang tergeletak di jalan dengan darah dimana-mana, dan itu semua adalah penyesalan Jara sekarang.

Jara selalu menyalahkan dirinya sendiri. Ia merasa bahwa orang tuanya pantas menjauhinya, bahkan membuangnya karena ia telah merusak segalanya. Beruntung Jara dapat bertemu dengan Nando.

Benar. Fernando Chandler, putra pertama dari Robert Chandler dan Laras Chandler. Lelaki tampan dengan senyum manis yang sudah mengenal Jara sejak kecil. Sering di sapa dengan sebutan Nando.

Fernando adalah sahabat Jara sejak kecil. Jara dan Nando bertemu karena ketidak sengajaan. Ketika keluarga Alexander sedang berlibur dan menginap di sebuah hotel yang berada di Singapura.

Jara bertemu dengan Nando yang kamarnya tak jauh dengan Jara, dan sangat kebetulan orang tua Nando adalah rekan kerja Aland.

Selain itu, Nando juga mempunyai adik laki-laki yang jauh berbeda denganya. Kasih sayang kedua orang tuanya telah di berikan pada adiknya. Feraldo Chandler adalah adik Fernando yang sekarang telah menjadi anak kesayangan orang tuanya.

Jara dan Nando bersahabat layaknya saudara yang saling menjaga satu sama lain. Mereka bahkan bersekolah bersama sejak mereka masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Usia mereka hanya terpaut satu tahun.

Tak hanya berdua. Persahabatan mereka semakin berwarna ketika bertemu dengan Cika dan Archan. Mereka berteman dan menjadi dekat, hingga mereka sudah bersahabat cukup lama. Namun mereka harus berpisah saat telah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Archan harus mengikuti kedua orang tuannya yang memilih untuk menetap di Yogyakarta. Dulu, Archan sering mengirim sebuah pesan, bahkan setiap hari, namun lama-kelamaan tak ada lagi kabar dari Archan.

Sementara Nando membuat sebuah teka-teki yang bahkan sampai sekarang membuat Jara penasaran.

Di sebuah kafe, terlihat Jara, Cika, serta Nando sedang duduk dan bercanda tawa sedari tadi. Sepertinya mereka baru pulang dari pembelajaran di sekolah, karena seragam putih biru yang masih di kenakan.

Wajah mereka menjadi serius. Mereka menjadi diam. Biasanya mereka duduk berempat, namun sekarang hanya bertiga karena Archan yang harus menetap di Yogyakarta.

"Archan udah gak ada kabar. Gue harap dia di sana serius belajar buat cita-citanya." Ujar Cika sembari menatap Jara dan Nando bergantian.

"Gue harap juga gitu." Ucap Jara kemudian meminum jus alpukat di hadapannya.

"Ada yang mau gue bicarain." Nando memecah keheningan.

"Gue harus pindah sekolah di Singapura. Ini perintah Ayah gue." Nando melanjutkan kalimatnya. Seketika Jara dan Cika membulatkan matanya.

"Ngilang aja semua." Ketus Jara dengan mengaduk-aduk minumannya.

"Ini perintah Ayah gue." Nando terus memastikan kedua temannya agar tidak salah paham.

"Iya, gue ngerti." Ucap Cika kemudian beralih menatap Jara.

"Ra, udahlah. Bang Nando pergi juga buat kita. Sama kayak bang Archan yang ngejar cita-citanya. Nanti kita buat perusahaan besar kayak keluarga gue, lo, bang Nando, dan Bang Archan." Cika membantu Nando untuk membujuk Jara, namun Jara hanya menganggukkan kepalanya.

"Sekarang gue harus pulang." Nando berdiri dan mengambil tasnya.

"Bentar." Cegah Jara membuat Nando menaikkan satu alisnya.

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang