14.

5.8K 581 10
                                    

"Jara!" Teriak Cika terkejut melihat Jara yang menangis deras.

"Ra!" Nando, Cika, serta Affan segera mengejar Jara yang berlari.

Cika yang tak dapat mengejar Jara tiba-tiba berhenti. Kakinya keseleo. Hal tersebut membuat Nando dan Affan ikut berhenti.

"Bang, lo harus kejar Jara. Gue gak papa." Ucap Cika yang di angguki oleh Nando kemudian kembali berlari.

Jara berlari menaiki tangga tanpa henti. Sesekali ia berteriak, namun ia tak menghentikan langkahnya. Tak lama, ia sampai di mana tangga telah berakhir. Jara mendorong sebuah pintu begitu saja.

"Arghhh! Kenapa harus gue?! Kenapa?!" Jara berlari ke arah ujung rooftop dan berteriak sembari menangis histeris.

Nando yang baru saja sampai, di suguhkan pemandangan yang menyedihkan. Ia tak tega melihat Jara yang terlihat lemah. Nando berjalan mendekati Jara.

"Ra." Lembut. Suara Nando terdengar menenangkan.

"Gue mau sendiri. Pergi!"

Nando masih diam di tempatnya. Ia tak mungkin meninggalkan Jara dengan kondisinya yang seperti ini.

"Lo pasti denger kalau tadi gue teriakin nama lo, panggil-panggil nama lo, tapi lo tetep lari, terus gu-"

"Siapa yang nyuruh ngejar? Siapa?! Pergi!"

"Ra, gue udah capek-capek naik ke sini, dan lo nyuruh gue pergi? Lo gak tau, nafas gue masih ngos-ngosan kayak gini. Kalau gue pingsan gimana? Gue ca-" Belum sempat Nando menyelesaikan kalimatnya, hal yang tidak Jara duga terjadi.

Nando terjatuh tak sadarkan diri. Jara segera berlari ke arah Nando. Ia bingung harus melakukan apa sekarang.

"Bang Nando!" Jara meletakkan kepala Nando pada pangkuannya.

"Bang, maaf." Ucap Jara parau.

"Bang, jangan kayak gini. Jangan bikin gue kepikiran. Gue janji bakal jadi cewek kuat. Jangan bikin gue khawatir." Ujar Jara masih dengan tangisnya.

Jara mengusap air matanya. "Bang, lo jangan kayak gini. Bangun."

Jara memandangi wajah Nando cukup lama. Ia bahkan sudah lupa akan tujuannya berlari menuju rooftop. Tangan Jara mengelus pelan rambut Nando.

"Manis." Gumamnya yang hampir tak terdengar.

Jara berdehem mengembalikan pikirannya. "Gue kenapa, sih?"

"Gue emang cakep." Sahut Nando dengan senyum tipisnya.

Jara membelakkan matanya. "L-lo pura-pura? Lo denger semuanya?"

Nando mendudukkan tubuhnya. "Gue denger. Semuanya."

Jara membelakkan matanya tak percaya. Nando mendengar semuanya. Harus bagaimana dia sekarang? Rasanya benar-benar malu, apa lagi sempat memuji lelaki tersebut.

"Yang tadi beneran?" Tanya Nando yang mendapat anggukan kecil dari Jara.

"Jadi, gue cakep?" Tampaknya Nando sedang menggoda Jara.

Jara memutar bola matanya malas. "Apaan, sih?"

Nando tertawa kecil. Ia berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada Jara.

"Ke mana?"

"Makan. Lo belum makan."

Jara menerima tangan Nando dan segera bangkit dari duduknya. Nando menggenggam tangan Jara menuju lift yang berada di rooftop.

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang