30.

3.6K 235 34
                                    

"Pak Damar!" Teriak Jara memasuki Markas.

Jara memaksa pihak rumah sakit agar dirinya dapat pulang siang hari ini, tanpa sepengetahuan Cakra, Rangga, Bella, serta Alvin.

Bella dan Alvin telah menceritakan semuanya sesuai fakta, ketika Bella hampir diculik maupun kebakaran rumah sakit Sejahtera.

Damar berlari cepat ke arah Jara. "Ada apa, nona?!"

"Tolong kumpulkan anggota terpilih dan sangat benar-benar terlatih. Dua hari lagi kita akan melawan DBM."

Damar terkejut bukan main. "Maaf nona, apa nona yakin? Bukannya lancang, tapi nona pernah bercerita pada saya bahwa pemimpin Dark Blood Mafia adalah sahabat terdekat nona sendiri."

"Tapi Jara gak pernah bilang kalau kita sama mereka telah damai seutuhnya." Jara memilih pergi meninggalkan Damar yang masih terdiam tak percaya.

Kembali menyusun semua strategi sangarnya dengan teliti membuat Jara tak pantang menyerah bahkan semakin semangat dan tak sabar melawan Nando di area perang.

Ponselnya berdering. Melirik nama yang tertera pada ponselnya membuat Jara meletakkan kertas yang ia genggam.

"Nona, saya memiliki berita yang sangat baik."

"Gue terkam lo panggil nona lagi."

"Iya, Jara yang cantik, pintar, dan baik hati."

"Kenapa?"

"Perusahaan kita naik, dari nomor dua belas, jadi lima." Sungguh, Jara sedang membelakkan matanya tak percaya.

"Beneran?"

"Seriously. Kapan sih, Manda yang cantik ini bohong? Jangan lupa traktir. Dah, nona cantik."

Sambungan diputus oleh Manda. Ya, Manda adalah sekertaris kepercayaan Jara yang ditugaskan untuk mengontrol perusahaannya yang bergerak disegala bidang jika tak ada Jara.

"Kadang gue juga gak ngerti sama diri gue sendiri. Kenapa gue bentuk gangster ginian? Tapi kalau gue gak bangun ini semua, gue gak mungkin ketemu mereka." Monolog-nya memperhatikan kertas di hadapannya.

Suara ketukan mengalihkan Jara dari lamunannya. Ia segera beranjak dan membuka pintunya. Jara tersenyum tipis ketika melihat Damar berdiri dengan keringat di wajahnya.

"Nona, anggota telah berkumpul di aula."

"Pasti Bapak capek banget." Ucap Jara tersenyum tipis.

"Tidak apa-apa. Ini sudah menjadi tugas saya."

Jara dan Damar berjalan menuju aula. Gadis itu ingin mengumumkan dan menjelaskan strateginya melawan Dark Blood Mafia.

Awalnya mereka tampak terkejut dengan keputusan Jara untuk melawan gangster terkuat tersebut, namun Jara mencoba meyakinkan mereka agar tetap melanjutkan misi mematikan itu.

**

"Ngga, lo harus tau semuanya!" Cakra mengekori Rangga yang sedari tadi berjalan ke arah taman rumah sakit.

"Apa?"

Cakra duduk di bangku taman sembari menghela nafas berat. "Kita salah paham."

"Jara. Dia udah nolong Bella sama Alvin, dan dia ud-"

Rangga mencengkeram kerah baju Cakra. "Tau apa lo?!"

"Oke. Mungkin sekarang gue gak bisa bikin lo percaya, tapi kali ini lo gak bakalan ngelak." Cakra menghempas cengkraman Rangga dan mengambil ponselnya.

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang