28.

3.5K 233 34
                                    

"Jara adalah musuh kalian. Lebih tepatnya, Jara adalah leader King Devil Mafia."

"Maksud lo?" Nando berjalan mendekat ke arah Jara.

"Sorry." Ucap Jara lirih.

Semua terdiam. Para anggota sama sekali tak menyangka dengan ucapan Jara. Nando menampilkan senyum tipisnya yang hanya dapat dilihat oleh Jara karena ia membelakangi para anggota lainnya.

Nando menaikkan satu alisnya. "Lagi?"

"Permintaan ke tiga." Jara memalingkan wajahnya dari Nando.

"Gue leader King Devil Mafia menantang Dark Blood Mafia untuk mengadakan perang besar!" Dengan sedikit berteriak, ucapan Jara lagi-lagi mampu membuat semuanya bungkam.

"Udah?" Lagi-lagi Nando menaikkan satu alisnya.

"Gue tadinya mau ngangkat lo jadi tangan kanan di sini. Ternyata gue salah, harusnya gue gak masukin musuh gue ke kandang sendiri."

"Sorry. Gue gak berniat buat berkhianat sedikitpun di sini." Jara melangkah pergi dengan perasaannya yang tak dapat dijelaskan.

Jara mengendarai mobilnya dengan perasaan yang sama sekali tak dapat ia mengerti. Gadis itu sangat takut hubungannya dengan Nando akan semakin memburuk.

Saat ini Jara hanya memikirkan tempat yang nyaman untuknya menyendiri dan melepas lelah pada semua masalah.

"Apa gue ke kontrakan aja?" Tanyanya ber-monolog.

Jara dengan cepat melajukan mobilnya menuju kontrakan yang pernah dicarikan oleh Rangga dan juga Cakra ketika ia memutuskan pergi dari kediaman Alexander.

Jara sengaja tak meninggalkan kontrakan kecil tersebut karena ia tahu, suatu saat Jara akan membutuhkannya, dan benar, saat ini gadis itu ingin menenangkan diri.

Jara memberhentikan mobilnya di ujung gang kontrakan yang tidak dapat dilewati oleh kendaraan bermobil.

Jara yang ingin membeli nasi goreng terlebih dahulu mengurungkan niatnya melihat seseorang yang ia kenal.

Jara memilih mendekatinya. Dugaannya benar. Orang itu adalah Alvin. Entah apa yang dilakukan bocah itu sendirian, namun Jara segera menghampirinya.

"Alpin, kamu ngapain?"

"Kak Jara," Jara mengerutkan keningnya melihat Alvin yang sangat panik.

"Kamu ngapain di sini sendirian?"

"Nanti aja, kak, sekarang kita harus cari Bella." Mendengar hal tersebut Jara tak ingin bertanya-tanya kembali, ia menggandeng Alvin dan mencari keberadaan Bella.

Cukup lama mereka mencari Bella, namun Bella belum juga ditemukan. Jara berhenti sejenak dan menyamakan tingginya dengan Alvin.

"Kak Jara gak seberapa tau daerah kampung ini, apa mungkin ada taman bermain atau yang lainnya?"

"Tempat main di sini lumayan jauh, kak, Bella gak mungkin ke sana." Jara yang sudah berkeringat dingin sangat khawatir dengan keadaan Bella.

"Kak, ada satu tempat. Ayo, kita ke sana!" Alvin yang mengingat sesuatu menarik Jara dan segera berlari.

Jara bingung, mengapa Alvin mengajaknya memasuki gang yang sangat sempit. Bahkan untuk berjalan saja hanya dapat dilalui oleh satu orang.

Saat berhasil melewati gang tersebut, Jara melihat seperti tanah sisa yang mungkin hanya berukuran lima meter. Jara paham jika tempat tersebut adalah tanah sisa dari dua bangunan yang saling menyatu.

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang