53.

2.4K 192 50
                                    

Malam ini Jara telah menuntaskan seluruh pekerjaan kantornya yang ia tinggalkan sebelumnya. Jara berniat untuk pulang dan mengajak Nando agar menemaninya berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan.

Nando memang sedang bekerja di rumah karena ingin meng-istirahatkan tubuhnya. Jara segera mengganti pakaian kantornya dan keluar dari ruangannya.

"Selamat siang, nona. Bisa saya berbicara sebentar?" Jara berhenti menatap salah seorang wanita yang menyapanya.

"Ada dokumen yang meminta persetujuan dari anda." Ucap Wanita di hadapannya.

Jara tersenyum tipis. "Tentang apa?"

"Para calon sekertaris baru, nona."

"Saya sedang memikirkannya. Apa saya bisa menjawabnya besok?"

"Tentu saja, nona."

"Kalau begitu, saya pergi dulu. Jangan pulang terlalu malam. " Jara tersenyum tipis dan segera pergi dari tempatnya.

Jara mengendarai mobilnya menuju rumah Bradley. Dengan semangatnya, Jara mencari Nando di dalam rumah. Hingga gadis tersebut mulai lelah mencari keberadaan Nando yang tak ia temukan.

"Permisi, non. Tuan Nando sudah pergi sejak pagi dengan temannya." Ujar salah satu pengurus rumahnya.

Jara berterima kasih dan segera keluar. Di dalam mobilnya Jara memikirkan tempat untuk mengusir kebosanannya. Ia sedang tak ingin pergi ke pusat perbelanjaan sendiri.

"Masih jam tujuh. Malam ini gue bakalan bosen banget." Gumamnya menatap jam yang melingkar cantik di tangannya.

Ponselnya berdering, Jara segera mengambilnya dan menatap layar ponsel tersebut yang terdapat nama Bi Inem di sana. Panggilan tersebut berhenti ketika Jara ingin menerimanya. Ia segera menghubungi kembali, namun ternyata tak ada jawaban.

Merasa khawatir, Jara segera mengendarai mobilnya menuju rumah miliknya yang tak jauh dari kediaman Bradley.

Jara mengerutkan keningnya ketika pagar terbuka lebar dan tak ada Pak Yanto yang tak biasa seperti ini. Jara dapat melihat motor Nando dengan mobil kedua orang tuanya yang di parkir sembarangan. Rasa khawatirnya terhadap Bi Ina semakin menyelimuti hati Jara.

Jara segera berlari menuju ke dalam rumahnya. Gadis tersebut dapat melihat bahwa rumahnya sangat sepi. Berjalan menuju dapur, Jara membelalakkan matanya ketika melihat kondisi dapurnya benar-benar berantakan.

"Bi Inem! Pak Yanto!" Teriak Jara berusaha mencari Bi Ina serta Pak Yanto.

Jara berjalan menelusuri rumahnya, namun ia tak menemukan siapapun. Menghela nafas berat, matanya berkaca-kaca, gadis tersebut berjalan pelan menuju taman belakang.

Jara mengerutkan keningnya ketika melihat taman luas tersebut di ubah menjadi tempat yang terlihat menakjubkan. Lampu-lampu indah yang menjadi penerang, hiasan bunga, balon-balon, serta banyak sekali makanan di sana.

"Happy birthday!" Jara menoleh ke arah belakang dan mendapatkan Nando, Vero, Dinda, Bi Inem, serta Pak Yanto yang bersorak.

Jara masih tak percaya. Ulang tahunnya sudah terlewat jauh. Semalam saja Jara sudah merasa sangat bahagia, apa lagi kejutan yang tak pernah Jara bayangkan.

Jara melangkah mendekati mereka. Ia tertawa kecil ketika melihat Nando yang membawa piring berisi kentang dengan lilin di atasnya.

"Tiup, gak usah make a wish, kelamaan." Nando menatap Jara malas.

"Abang, gak boleh gitu." Ucap Dinda dengan senyum hangatnya.

"Becanda. Buruan, gue laper."

Jara menutup matanya dan berterima kasih karena ini adalah kebahagiaan yang tak pernah Jara duga. Membuka matanya, Jara meniup lilin tersebut.

Au'jara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang