Chapter 4 Oni Nezuko

2.2K 310 12
                                    

Tanjiro segera melepaskan keranjang bambu yang digendongnya dan menghampiri Shirazumi. yang sedang berjongkok di depan Nezuko dan Rokuta.

Dengan wajah yang memucat, Tanjiro bertanya pada kakaknya tentang apa yang terjadi. Tapi Shirazumi hanya mengatakan kata-kata yang tak jelas sambil memeluk Nezuko yang badannya masih hangat. 

Saat Tanjiro melihat ke dalam rumah, pemandangan yang lebih mengerikan terlihat. Ruangan berlumuran darah. Tubuh ibu dan adik-adiknya yang tak bergerak. 

Bangkit dari posisinya yang berjongkok, Tanjiro berjalan perlahan mendekati shoji yang sudah rusak. Melihat ibu dan adik-adiknya dalam keadaan mengenaskan, kakinya terasa kehilangan kekuatan. Dia terduduk sambil memandangi jasad mereka. Berharap kalau yang dia lihat ini semuanya hanya mimpi buruk.

Lamunan Tanjiro buyar saat Shirazumi memanggilnya. "Tanjiro! Tubuh Nezuko masih hangat. Kita harus membawanya ke dokter!!"

Tanjiro segera berbalik dan berjalan ke arah kakak perenpuannya.

Shirazumi menyerahkan Nezuko pada Tanjiro dan menyuruhnya agar terus memeluknya agar tubuh Nezuko tidak kedinginan. Sementara itu Shirazumi masik ke rumah sambil berjalan dengan hati-hati untuk memastikan keadaan Ibu dan adik-adiknya, berharap masih ada yang selamat.

Tapi semuanya sudah dingin.

Ibunya, Hanako, Takeo, Shigeru dan Rokuta sudah tiada.

Sambil terus meneteskan air mata, Shirazumi membuka lemari pakaian dan mengambil dua lembar kimono untuk dijadikan haori. Satu untuk Nezuko, satu lagi untuk dirinya sendiri. 

Kimono yang dikenakan Shirazumi memiliki sobekan disana-sini. Saat itu juga Shirazumi mengingatnya. Seharusnya dia memiliki luka parah karena serangan Pria oni tadi. tapi kini lukanya sembuh tak berbekas. Hanya menyisakan kimono yang sobek dan bekas darah.

Tapi tak ada waktu untuk memikirkan hal itu. Keselamatan Nezuko lebih penting.

Setelah memakaikan haori pada Nezuko, Tanjiro menggendongnya dan bergegas untuk turun gunung. Shirazumi yang juga sudah mengenakan haori dan sepatu salju berlari mengikuti Tanjiro. Semua rasa pegal yang tadi dirasakannya bagaikan menghilang. Andrenalin menguasai tubuhnya.

 ~***~

Tanjiro berlari sekuat tenaga bersama dengan Shirazumi. Selama berlari, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Mereka menyimpan tenaga mereka untuk berlari. Berlari sekencang mungkin menuruni gunung bersalju. Lebih parahnya lagi tiba-tiba salju turun. Udara yang memang sudah dingin kini menjadi semakin dingin.

Beberapa kali pandangan Shirazumi memudar. Tapi dia terus berlari mengikuti Tanjiro yang larinya menjadi lebih lambat dari biasanya karena salju tebal dan Nezuko yang digendongnya.

Tiba-tiba Shirazumi melihat tangan Nezuko yang mulai bergerak. "Tanjiro! Nezuko mulai sadar" Ucap Shirazumi pada adiknya.

Sebelum Tanjiro bereaksi dengan ucapan kakaknya, Gerakan Nezuko menjadi aneh. Dia seperti mengamuk dalam gendongan Tanjiro. Tanjiro yang terkejut kehilangan pijakan kakinya dan tergelincir oleh salju menuju bawah lereng.

Shirazumi yang menyadari itu bergegas untuk menangkap tanjiro agar tidak jatuh ke bawah lereng, tapi sialnya Shirazumi juga ikut tergelincir dan mereka bertiga jatuh ke bawah lereng.

Untungnya para dewa masih menyayangi mereka. Shirazumi, Tanjiro dan juga Nezuko terjatuh tepat di atas tumpukan salju yang sangat tebal, sehingga mereka tidak terluka. 

tapi saat Tanjiro dan Shirazumi bangkit, mereka tidak melihat Nezuko. Mereka berdua melihat ke sekeliling dimana semuanya serba putih. Hingga akhirnya Nezuko terlihat. Dia berdiri sambil menunduk. Haori yang dipakainya hampir lepas.

Tanjiro lebih dulu mendekati Nezuko dan mengatakan Kalau Nezuko tidak usah berjalan sendiri, dia yang akan menggendongnya sampai desa.

Shirazumi yang juga ber jalan ke arah Tanjiro dan Nezuko tiba-tiba merasakan hal yang aneh pada Nezuko.

Denagn memaksa tubuhnya bergerak cepat, Shirazumi kini berada di antara Tanjiro dan Nezuko yang hampir menyerang Tanjiro. Sebagai gantinya, Nezuko menyerang Shirazumi, mendorongnya hingga terjatuh. Shirazumi sekuat tenaga menahan bahu Nezuko. Nezuko yang dilihatnya sangat berbeda dengan Nezuko yang dikenalnya.

Pupil matanya berubah menjadi seperti mata kucing. Gigi taring yang tajam. Rambut hitamnya juga berubah pada bagian ujungnya, menjadi berwarna oranye terang.

Nezuko yang sekarang sangatlah kuat. Saat wajah nezuko sudah semakin dekat dengan Shirazumi, Tanjiro menghampiri mereka berdua. Dengan kapak yang dibawanya, dia menahan mulut Nezuko dengan kayu pegangan kapak itu.

'Oni'

Itulah yang dipikirkan oleh Tanjiro.

Makhluk mirip manusia yang suka memakan manusia.

Tanjiro tak mau percaya dengan oni. Tapi adiknya yang sedang berusaha menyerang kakak perempuannya itu sudah jelas bukan manusia. Wujudnya memang Nezuko, tapi baunya berbeda dengan Nezuko yang biasanya.

Tiba-tiba tubuh Nezuko membesar menjadi seukuran wanita dewasa. Kekuatannya bertambah. Shirazumi dan Tanjiro semakin sulit untuk menahan Nezuko.

"Nezuko! Sadarlah!! Berusahalah untuk menahannya!!" Ucap Shirazumi pada Nezuko. Tanjiro yang mendengar itu ikut menyemangati Nezuko untuk bisa menahan haus darahnya.

Tes... Tes...

Air mata mengalir dari mata Nezuko. Air mata itu menetes mengenai pipi shirazumi yang ada di bawahnya. Tanjiro juga menyadarinya. Kekuatan yang dikeluarkan Nezuko menurun. Nezuko masih memiliki hati manusia.

 ~***~

Tiba-tiba Shirazumi melihat sesosok laki-laki yang memegang katana. Laki-laki itu terlihat berniat untuk menyerang mereka, atau lebih tepatnya sasarannya adalah Nezuko.

Shirazumi memperingati Tanjiro yang posisinya membelakangi laki-laki itu untuk menghindar Bersama. Walaupun mereka menghindar, rambut Tanjiro terkena tebasan katana hingga kucir nya terpotong.

Shirazumi, Tanjiro dan Nezuko yang menghindari tebasan itu, berguling-guling di atas salju beberapa kali sebelum akhirnya berhenti. Ukuran tubuh Nezuko juga sudah kembali normal.

Siapa laki-laki berambut hitam panjang yang membawa katana?? Bukankah di era Taisho ini membawa katana itu sudah dilarang!?




Nyawa yang hilang tak dapat kembali

Waktu yang terlewati tak bisa diulang

Dua hal yang sampai kapanpun tak akan berubah


TBC

________________________________________________________________________________

Ada kritik & saran?

Aku tunggu ^_^









Thousand of TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang