Chapter 56 Ikatan yang Terlupakan

934 101 11
                                    

Pemburu oni yang datang itu sangat tak asing bagi Tanjiro. Pemburu itu adalah Tomioka Giyuu, orang yang mengirimkan Tanjiro pada Urokodari Sakonji.

Selama sesaat, Tanjiro terpana kana kehadirannya yang juga dapat dengan mudah memotong benang-benang Rui.

Rui semakin kesal karena pemburu oni terus bermunculan. Sekali lagi Rui menggunakan benang-benangnya yang berwarna merah itu dan berniat menghabisi Giyuu.

Dengan tenang, Giyuu menggunakan pernafasan bentuk ke-sebelas "Nagi" dari pernafasan air. Pernafasan yang dibuat olehnya sendiri. Semua benang Rui yang mendekati Giyuu langsung putus.

Sebelum Rui sempat menggunakan jurus darahnya lagi, kepalanya terlepas dari tubuhnya. Giyuu memenggal kepalanya tanpa disadarinya.

Di ambang kematiannya, Rui mengingat sesuatu. Dia ingat menginginkan sesuatu, tetapi dia tak ingat apa hal yang diinginkannya itu. Rui tak memiliki ingatan saat dirinya masih menjadi manusia

Rui mengumpulkan dan membentuk sebuah 'keluarga' karena berpikir, dengan begitu dia akan mendapatkan kembali ingatannya.

.

.

.

Sejak lahir, Rui memiliki tubuh yang lemah. Hanya berjalan di luar rumah sebentar saja dapat membuatnya demam.

Suatu hari, Muzan mendatangi Rui. Dengan mengucapkan sebuah kalimat dengan nada yang penuh perhatian, Muzan mengajak Rui untuk menjadi oni agar terbebas dari tubuh yang lemah itu.

Rui setuju. Demi mendapatkan tubuh yang sehat, Rui menerima darah Muzan dan menjadi oni.

Saat mengetahui putranya menjadi lebih sehat, kedua orang tua Rui merasa sangat senang.

Tapi, rasa senang mereka hanay bertahan sesaat.

Rui yang telah menjadi oni tak bisa berada di bawah sinar matahari. Dia juga harus memakan manusia.

Ayah dan ibu Rui sanagt terkejut saat mengetahui kalau Rui membunuh seseorang.

Sambil berlinang air mata, ayahnya mengambil sebuah pisau dan berniat membunuh putranya sendiri. Ibunya hanya bisa menangis dan tak menghentikan apa yang akan dilakukan oleh suaminya itu.

Rui yang merasa dikhianati, membunuh kedua orang tuanya sendiri.

Ibunya, yang sedang sekarat sempat mengucapkan sedikit kata-kata. Kata-kata ibunya dan juga apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh ayahnya itulah yang membuat Rui mengerti kesalahan yang telah diperbuat olehnya.

Tetapi kalimat penyemangat yang diucapkan oleh Muzan, mengaburkan rasa bersalah itu.

Semakin Rui bertambah kuat, semakin lupa pula dirinya akan kenyataan kalau dia selalu menyayangi kedua orang tuanya. Semakin lama, semua kenangannya saat masih menjadi manusia pun lenyap. 

Yang Rui inginkan, adalah ikatan yang telah diputuskan oleh dirinya sendiri jauh di masa lalu.

Seberapa keras pun usahanya untuk menadapatkan ikatan itu, dia tak bisa mendapatkannya kembali.

.

.

.

Dengan tubuh tanpa kepala yang mulai hancur, Rui berjalan menuju Tanjiro yang sedang melindungi Nezuko.

Tanjiro dapat mencium aroma kesedihan yang amat sangat dari tubuh yang hampir hancur itu. Dengan sebelah tangan, Tanjiro menyentuh punggung Rui yang kini sudah roboh tepat dihadapannya.

walaupun kepala dan tubuhnya terpisah, Rui bisa merasakan tangan hangat yang menyentuh punggungnya itu. Rasa hangat yang membuatnya nyaman dan terharu.

Thousand of TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang